PEMUDA DI TEMPAT FITNESS
Namaku ANI, usiaku sekarang udah 40 tahun. Aku adalah
istri dari seorang pengusaha yang boleh dibilang sangat sukses di kota ini.
Suami saya berusia 46 tahun. jarak usia yang sangat ideal menurut saya.
Sedangkan aku sendiri adalah ibu rumah tangga biasa. Seperti ibu2 rumah tangga
yang lain lah, saya selalu berusaha melayani suami dengan baik. Kapan dia minta
jatah yang "itu" selalu aku beri, bahkan ketika saya halangan. Dia
memintaku melakukannya dengan anus, aku tidak masalah, aku rela demi suami
tercinta. Aku mempunyai wajah yang cantik (kalo ga suamiku ga mau dong, karena
waktu dia melamar aku dia telah menjadi pengusaha muda sukses lho. tau sendiri
dong seleranya), dengan tinggi 168cm dan berat 56kg. Aku termasuk orang yang
rajin melihara tubuh, kalo ga suamiku bisa marah. Dia selalu menuntut aku agar
selalu tampil seksi untuknya. Meski sudah menginjak usia kepala empat hubungan
seks kami berjalan normal. Dalam seminggu minimal kami melakukannya 3 kali.
Sekarang kami telah dikarunia dua anak. andi, anak pertama saya berusia 19
tahun. Kini dia kuliah disalah satuPTN top dikota ini. Satu lagi niken, anak
perempuan saya berusia 17 tahun. Sebagai keluarga yang bisa dibilang berlabel
menegah keatas kami memiliki 3 orang pembantu. Bi inah yang ngurus rumah
merangkap masak dan mencuci, pak udin tukang beresin kebun yang sesekali juga
membantu bi inah menyelasaikan tugas yang saya beri dan pak ujang sopir pribadi
kami. itulah sekilas kehidupan saya,,
aku nyaris tidak ada kerja dirumah,karena hampir semua tugas rumah tangga udah
ada yang ngerjai. maka aku memutuskan mencari kegiatan yang positif. aku
putuskan untuk jadi anggota di tempat aerobic yang terletak tidak jauh dari
rumah kami.sanggar aerobic ini mempunyai cukup banyak anggota. dari ibu-ibu,
anak gadis, banyak juga pria. dari yang udah berumur hingga anak muda. aku
senang jadi anggota aerobic disini, selain orangnya ramah-ramah, aku juga
mendapatkan banyak teman. hari-hariku berjalan baik disini. suamiku juga sangat
mendukung kegiatan baruku ini.
udah enam bulan aku senam disni, sore itu seperti biasa aku berangkat ketempat
senamku. aku meminta agar pak ujang mengantarkanku ke tempat senam, sesampainya
disana aku seperti biasa menyuruhnya pulang saja. daripada nunggui aku kan
sayang, pikirku. aku akan minta pak ujang kembali lagi setelah aku selesai,
biasa aku menghubunginya lewat Hp. aku masuk dan segera mengganti pakaianku
dengan pakaian senam yang seksi. kami berkumpul dan bersenam ria hampir selama
setengah jam. akh... hari ini rasanya badanku agak terasa lebih capek dari
biasanya. aku memilih tidak mengikuti senam itu hingga akhir. aku lebih memilih
istirahat di kantin sambil minum juice. "hei..... ani, kamu ga senam?"
ooo rupanya ada mirna disitu. lagian ngapain dia sendiri?. " eh...kamu
mir, ga tau hari ini aku rasa aku cape banget, kamu sendiri knapa ga masuk,
ngapain sendiri disini?" aku balik tanya padanya. mirna adalah temanku
yang aku kenal dari tempat aerobic ini juga. dia seorang istri pengusaha
tekstil. "ga ah,, hari ini aku malas banget," jawabnya. aku langsung
duduk disitu dan langsung memesan juice jeruk pada pelayan. kami terlibat
obrolan ringan. kami saling menanyakan keadaan rumah tangga, mulai dari anak,
hingga urusan ranjang dengan suami masing-masing pun kami obrolin. mirna
bercerita suaminya udah lemah untuk melayani dia, suaminya yang lebih sering
keluar kota untuk urusan bisnis membuat mirna merasa kesepian. aku melihat
mirna termasuk istri yang setia pada suami, seperti juga aku. walau mirna
merasa kesepian dia tetap saja tidak mau selingkuh. mirna merasa vegy nya hanya
milik suaminya. sampai saat ini, masih menurutnya juga, belum ada yang penis
lelaki lain yang masuk kedalam lobang kenikmatan itu. kasihan mirna, pikirku.
untung saja suamiku masih sangat perkasa kalo masalah urusan ranjang, jadi aku
ga seperti mirna yang selalu merasa kekuarangan nafkah bathinnya.
mungkin karena ini juga mirna memilih masuk jadi anggota senam ini. selain
memiliki tubuh yang sangat seksi di usia yang sebaya denganku, mirna juga
memiliki wajah yang lumayan cantik. tidak jarang banyak lelaki anggota dari Gym
ini yang menggodanya.
Tak lama kemudian aku lihat mobil jazz warna silver muncul dihadapan kami. aku kenal mobil itu, itu adalah mobil wati. teman kami dari tempat ini. lo kok..... wati turun dengan seorang pemuda. siapa dia? umurnya masih sebaya dengan anakku. sedangkan wati telah berusia 32tahun. jauh dibawahku. "hai......semua!" sapanya sambil langsung duduk dengan kami.
"kenalkan ini edi, temanku" lanjutnya lagi mengenalkan pemuda itu. pemuda yang memiliki wajah yang lumayan keren dan berbadan atletis.
" hai mbak, aku edi" edi memperkenalkan diri
pada aku dan mirna sambil menjulurkan tangannya yang kekar itu. kami pun dengan
ramah menyambut uluran tangannya bergantian sambil memperkenalkan diri
masing-masing.
edi ini mahasiswa PTS dikota ini, saat ini dia kos sendirian. maksudnya datang
kesini adalah untuk ikut menjadi anggota Gym di tempat kami. menurutnya ia
pindah kesini karena tidak betah dengan tempat lamanya. aku kok melihata ada
yang aneh antara edi dan wati. mereka sangat dekat, terkadang aku dapati tangan
mereka saling meremas mesra, mirna hanya cengar cengir melihat tingkah mereka.
sedangkan aku menganggap biasa saja. aku tidak berpikiran macam-macam padanya.
ohhh ternyata sudah jam setengah lima sore, aku segera menelpon pak ujang untuk
segera menjemputku. sesaat sebelum aku naik ke mobil edi memberi senyuman
manisnya padaku, aku membalasnya.
seminggu sejak itu aku melihat edi bersama seorang temanya tanpa wati. mereka
berdua saja, temannya tampak lebih dewasa bila dibanding edi. temannya itu
memiliki wajah yang sangat tampan, tubuhnya kekar dan usianya kira-kira 30an.
kami berpapasan lagi dikantin itu, kantin pertama kali aku kenal dengan edi.
"hai mbak ani....." sapa edi, temannya hanya tersenyum padaku.
"hai di" jawabku singkat,
namun kulihat mata temannya itu terus memandangiku. entah apa maksudnya. edi mengajak aku untuk santai sejenak duduk dan ngobrol d kantin. aku tidak mau membuatnya kecewa dan aku menerima tawarannya itu. kami duduk bertiga, aku duduk tepat di depan temannya edi. setelah berkenalan dengannya aku tau namanya ryan. ryan diajak edy untuk gabung bersamanya di club ini. Ryan orangnya sangat ramah dan menarik. kami sering tertawa bersama dibuatnya. dia pandai bercanda. entah kenapa aku jadi senang untuk duduk ngobrol berlama-lama dengan mereka.
" knapa mau diajak si edi gabung disini?" tanyaku pada ryan.
"habis katanya edi banyak ceweknya sih mbak, kan enak sambil cuci mata," jawabnya sambil tertawa kecil.
"dasar laki-laki, emang ditempat kamu yang lama ga ada ceweknya?" tanyaku lagi.
" iya ong mbak, aku kan lelaki normal, tempaku gak ada ceweknya mbak, pedang semua." katanya lagi.
"laga pedang dong" kataku yang membuat kami tertawa terbahak-bahak.
"ya udah, aku masuk dulu ya. da dari tadi ni kita ngobrol" aku pun bergegas masuk untuk memulai senam.
"OK deh....." jawab mereka serentak.
Malam hari ketika suamiku telah tidur aku dikejutkan suara Hp yang berdering.
siapa sih yang nelpon jam 11 gini, aku raih Hp ku melihat siapa yang nelp. Kok
ga ada no nya di phone book ku. Aku penasaran lalu kuangkat telp itu.
"halooooo...." aku awali pembicaraan.
"halo... mbak ani" kata suara lelaki yang aku belum tau suara siapa
itu.
"ya, benar. ini siapa ya?" tanyaku makin penasaran.
"ini Ryan mbak, masih ingatkan yang tadi siang itu lho". katanya
lagi. aku kaget setengah mati. entah berapa banyak tanda tanya menghiasi otakku
waktu itu. ngapain si ryan nelp aku malam-malam gini? darimana dia tau no Hp
ku?. aku segera beranjak meninggalkan suamiku kedapur yang lagi tidak ada
siapa-siapa. takut dia tau aku nelp siapa. aku malas aja kalo dia dengar trus
menghujani aku beribu pertanyaan.
"ingat dong, tapi ada apa nie ryan nelp malam-malam gini. kan ga enak kalo
dengar suami saya." kata saya lagi dengan maksud supaya diakhirinya
perbincangan ini.
"habis aku teringat terus sama mbak, aku terus terbanyang sama mbak sejak
tadi siang" jawaban yang membuat aku tersentak lagi. namun aku tidak marah
atas jawabannya itu. aku anggap dia hanya teman saja.
"kamu terbayang apa... hanyooo
ngaku? yang jorok-jorok kan, aku da bersuami lo" aku mencoba lagi untuk
mematahkan semangatnya.
"mbak cantik banget sih, jadi aku ga bisa lupain wajah mbak ani walau
sedetik. aku rindu sama mbak nich....?"
"kamu itu pandai banget kalo ngegombal. ya udah besok aja kita ketemu nya.
ga enak kalo didengar suamiku. ntar besok aku telp kamu deh....."
"OK..... sampai jumpa besok ya." dia memutuskan sambungannya. aku pun
segera kembali ke ranjang menemani suamiku tidur.
"darimana mam?" hah.... ternyata dia belum tidur, jangan-jangan dia tau lagi aku tadi nelp si ryan.
"dari dapur pi, aku haus."
"ooo.. ya udah, tidur sini" katanya tanpa rasa
ruciga. syukur deh.
keesokannya ryan bener aja meneleponku, kami janjian di salah satu cafe. aku
pergi kesana sendiri, tanpa pak ujang. takut aja kalo-kalo nanti pak ujang
ngadu ke papi, dan aku juga ga enak kalo disangka yang bukan-bukan. karena niat
aku cuma menemuinya saja lalu pulang. wow... ryan tampak keren banget harini,
beda dengan kemaren. dia berpakaian cukup rapi. dia telah duluan duduk disitu
sendirian. "hai...... da lama nunggunya?" aku menghampirinya dari
belakang.
"eh.... mbak ani, ngageti aja. ga kok, aku barusan aja nyampe." jawabnya dengan senyum.
Kami berdua mengobrol cukup lama. Ryan masih tampak sopan
sejauh ini, hingga akhirnya dia berani menempelkan tangannya ketanganku. Sesaat
obrolan kami terputus, dia memandangku tajam. Melihat gelagatnya itu aku hanya
diam seribu bahasa. Aku membiarkan ryan terus mengenggam tanganku dan
memandangku cukup lama. Entah perasaan apa ini. Yang jelas aku sepertinya
nyaman saja diperlakukan gini sama ryan. aku merasa sangat dihargai dan
disayangi. Rasa nyaman yang tidak ku dapati bersama suamiku. Banyangan suamiku
hilang saat itu, yang ada adalah ryan. Pemuda tampan berusia 30tahun yang saat
ini aku berada dekatnya dengan rasa nyaman yang sangat. Saat itu aku lupa bahwa
aku mempunyai suami yang setia padaku, aku lupa pada janjiku pada diri sendiri
bahwa aku akan menjadi istri yang setia pada suamiku. Aku terbawa perasaan,
mungkin karena genggaman tangan ryan, mungkin juga karena tatapan itu seperti
tatapan seorang kekasih yang sangat mencintai kekasihnya.
"kita pindah yuk,,," ajak ryan tanpa melepas genggaman tangannya.
"emang kita mau kemana?" aku jawab dengan lembut, aku makin penasaran
aja.
"ada deh... kamu pasti suka." katanya lagi. Ryan aku suruh
memanggilku seperti teman aja. Aku kurang nyaman kalo dipanggilnya mbak. Dia
pun tidak keberatan akan itu. Seperti telah terhipnotis dengan pesona ryan, aku
tidak menolak ajakan itu. Ajakan yang arah dan tujuannya masih tanda tanya.
kami bergegas masuk kedalam mobilku, ryan aku suruh mengendarainya. ga etis
dong kalo wanita yang bawa sementara disitu ada lelaki. Kamipun meninggalkan
cafe itu menuju ke tempat yang aku sendiri belum tau. Didalam perjalanan
sesekali tangan ryan nakal meraih tanganku, kadang tangannya juga mengelus
pahahu. Kebetulan waktu itu aku mengenakan rok selutut. Lagi-lagi aku diam
dengan tingkahnya.
"ih...tangannya nakal tu, lagi nyari apa hayo..." aku meledeknya tanpa rasa marah seikitpun. Aku sadar, kali ini aku sudah merasa keenakan dengan tingkah ryan padaku.
" Habisnya paha kamu putih dan seksi banget, aku jadi......." jawabnya tanpa beban.
"akh...kamu bisa aja." kataku lagi. tidak
banyak obrolan didalam mobil hingga kami sampai ditempat yang dimaksud ryan.
Ooooo, ternyata ryan membawaku kesebuah hotel. Aku sudah mengira dari dalam
mobil tadi melihat apa yang diperbuat ryan padaku.
"kamu mau kan kita kesini istrihat sebentar?" tanyanya ketika kami pas berada diparkiran hotel itu. namun aku tidak menjawab iya tidak juga menjawab tidak, aku hanya mengikuti langkah ryan memasuki kamar hotel setelah memesannya pada resepsionis. Sesampainya dikamar ryan langsung mengunci pintu dan meraih tubuhku.
"aku sayaaang banget ama kamu" katanya sambil melumat bibirku dengan bibirnya.
Ciuman itu sangat mesra, ciuman yang aku dapat 19tahun
yang lalu, ketika aku dan suamiku lagi panas-panasnya memulai hubungan suami
istri. Aku membalas ciumannya walau diawal sempat malu-malu. malu malu mau sih
tepatnya. Cukup lama kami berciuman, sekitar 5menitan. ryan menghempaskan
tubuhku ke ranjang, kami terus saja berciuman. kini tangannya meraih buah
dadaku yang sudah agak kendor. tangan kirinya itu masih saja meremas dadaku
yang masih terbalut baju dan BH ku. Sementara tangan kanannya meraih tanganku
menyuruhku untuk meremas kelaminnya. Betapa terkejutnya aku merasakan penis itu
telah mengeras. Penis itu panjang dan besar. Lebih besar dari suamiku. Baru
kali ini aku merasakan penis seorang pria selain punya suamiku. Rasa deg-degan
bercampur nikmat aku rasakan kini.
Permainan tangannya kini telah memasuki area venni ku yang telah agak basah.
Tangan kanannya mengusap venni ku dengan lembut. Tangan kirinya masih saja
memainkan dadaku bergantian, berpindah dari dadaku yang kiri ke kanan. Kanan
kekiri. Aku merasa diikat seribuan balon gas membawaku terbang entah kemana.
"akh.......aekh......." sesekali aku mengerang
keenakan. Sadar akan itu ryan kini bangkit, dia meluci pakaianku satu persatu
hingga aku tidak mengenakan sehelai benangpun. Dengan sangat cepatnya juga ryan
mencopot pakaiannya sendiri. Sekarang kami berdua dalam keadaan telanjang
bulat.
Aku melihat penis panjang, besar, dan membengkok keatas. Sangat gagah seperti
tubuhnya. Aku langsung mengambil inisiatif meraih penisnya. Kuperhatikan
sekilas samil kukocok. Maklumlah aku kan belum pernah selingkuh. Ga lama
kemudian aku langsug mengulumnya dengan bibirku yang seksi, aku tidak bisa
mengulum penis semuanya. kemudian aku memaju mundurkan permainan mulutku. aku
merasakan penis itu hangat, sangat nikmat aku memaikannya. Tangankupun tak
tinggal diam. Tangan kanan aku gunakan untuk memainkankan buah pelirnya, dan
tangan kiriku aku letakkan didadanya yang tampak bidang itu. Sesekali aku
memilintir ujung susunya yang membuat ryan mendesah-desah saking nikmatnya.
Kedua tangan ryan pun sejak tadi memainkan kedua buah dadaku, Dia meremasnya.
Kami semakin terlena dengan permainan yang seharusnya tidak terjadi ini. Ryan
mengangkatku tubuhku lalu dia membaringkan aku. Kini ryan mulai beraksi,
seluruh tubuhku rakus dilahapnya. Dimulai dengan menciumi leherku, yang membuat
aku semakin takruan aja. Sering aku menggelengkan kepala kekiri dan kekanan
karena ciumannya pada leherku yang membuat aku semakin terangsang. Lalu ia
pindah mencium daun telingaku, dia juga memasukkan ujung lidahnya kedalam lobang
telingaku.
"Akh...... ekhm.. ry......aan, apa yang kamu buat". Ryan tidak peduli, dia semakin liar saja memainkan lidahnya itu. Sekarang kepalanya telah pindah ke dadaku, ryan segera memainkan dadaku yang kanan dengan lidahnya lagi. Seperti bayi yang telah haus meminum susu ibunya, ryan melumat dadaku. Tangan kanannya meremas-remas susu sebelah kiri, dan tangan yang satunya lagi dia gunakan untuk mengobok-obok veny ku yang telah basah sejak tadi.
"ohhhh.. terus..... ryan..." aku terus mendesah
karenanya. semua daerah sensitifku diserangnya bertubi-tubi hingga membuat aku
sangat nikmat. Posisi ryan seperti memberti akses padaku untuk meraih penisnya.
Aku ga mau ketinggalan dengan permainannya. Tanganku kuarahkan ke penisnya,
lalu aku mengocok penis itu perlahan dan lembut.
Ryan terus saja menjilati dadaku bergantian, dan kini lidahnya mulai menyapu
daerah sekitar perutku. Rasa geli dan nikamt itu tak sanggup kutahan. Tapi aku
berusaha untuk mengimbangi permainannya. Ryan menyapu seluruh bagian perutku,
lidahnya memasuki pusarku. Agak lama dia bermain disitu, lidahnya
dicolok-colokkan ke pusarku.
"ukh........" lagi-lagi aku mendesah dibuatnya.
Dia turun meyambut veny ku sambil berputar arah, memberi
penisnya kemukaku. kini kami melakukan posisi 69 dengan ryan berada diatas.
Ryan melahap veny ku dengan gairahnya, aku juga mengulum penisnya dengan
mulutku. Sesekali ryan menyolokkan dua jarinya kedalam vegyku, vegy ku semakin
berdenyut saja dibuatnya. Sesekali juga aku mengocok penisnya dengan tanganku
tanpa melepaskan mulutku mengulum penisnya.
"masukin ya sayang" pintaku padanya.
"aku da ga tahan nich.... akh...." erangku.
"ya sayang... bentar ya" kata ryan mengakhiri permainan lidahnya, dia bangkit menuju celananya dan kulihat dia mengambil kondom yang telah disiapkannya. Setelah memakai sendiri kondom itu Dia segera membalikanku seperti kuda. Dia menyruhku dengan gaya doggy. perlahan di usapnya venn ku lalu dia mengarahkan penisnya kedalam goa kenikmatanku.
"akhh.... ryan" eranganku sambil mengenggam erat tangannya.
Lobang kewanitaanku yang tak pernah dimasuki oleh penis segede ini merasa sangat puas. Ryan terus saja memaju mundurkan pantanya, dia menusuk-nusukkan penisnya membuat aku tak henti-hentinya berkicau tak karuan.
"ehm..... e..nak..... ryan,, trus.....akh....." desahku sambil
tanganku satu lagi mengusap bagian luar veny ku.
Kami telah bermandi keringat nikmat yang mengucur dari tiap inchi badan kami.
Ryan terus saja memompa penisnya, tangannya meremas buah dadaku. Aku semakin
melaang saja dibuatnya. Ryan menyabut penisnya dan membalikkan badannya. Kini
badannya tepat diatasku. Dengan sasaran yang sangat tepat, lagi-lagi penis itu
menusuk venyku. Ryan menciumi bibirku sambil terus bergoyang, goyang yang
paling nikmat. Aku meletakkan tanganku diatas pantatnya untuk membantunya
memaju mundurkan pantatnya itu.
"akh.... punya kamu enak banget" komentar ryan pada kemaluanku.
"ry.........an, a.....ku" aku dah hampir sampai pada puncak kenikmatan itu, tapi ryan terus saya menggoyangku. Kini goyayangannya semakin cepat.
"aku dah ga ta...han say...." kataku lagi.
"aku juga sayang.. " irama goyangan ryan kini lebih cepat lagi.
"akhhhh....." erangan kami panjang.
Ryan tdk langsung melepas penisnya dari dalam venyku, dia
terbaring didepanku. aku memeluknya sangat erat. Permainan yang luar biasa
nikmat yang jarang aku dapatkan dari suamiku. kami tertidur berdua karena
kecapean.
hah..... telah jam setengah 6 sore, apa suamiku telah pulang kerumah, gawat,
bisa diceramahi aku, pikirku. aku lihat ryan masih tertidur pulas dengan
keadaan masih telanjang bulat. Segera saja aku bangunkan ryan, walau aku tau
dia pasti sangat kecapean. Kami segera merapikan diri trus pakai baju kemudian
kami meninggalkan hotel itu. Ryan memilih naik taksi aja, karena dia juga
menjaga aku supaya ga ada masalah dengan suamiku.
"makasi ya sayang" kata ryan padaku.
" sama-sama sayang, aku juga puas kok, kamu hebat.
jawabku sambil meraih bibirnya kebibirku.
Aku segera menuju rumah. Jangan2 suamiku sudah pulang lagi. Suamiku pernah
berpesan supaya aku ada dirumah kalo dia telah pulang kerja. Biasanya Itu
sekitar pukul setengah lima. Ah....untungnya saja. setelah aku masuk rumah aku
tidak mendapati suamiku dirumah. Jadi aman deh....
Sejak kejadian dengan ryan itu kami berhubungan selama sebulan, kami telah
melakukannya selama sebulan itu 4 kali dalam seminggu. Sampai suatu saat aku
putuskan tidak berhubungan lagi dengannya karena aku meluhat suamiku mulai
merasa curiga. Aku tidak mau gara-gara itu hubungan keluarga yang telah aku
bina selama 20 tahun ini rusak. Aku sangat mencintai suami dan kedua anakku.
Ryan juga mengerti, dia pun merelakan aku. Ryan cukup baik, dia bisa menjaga
rahasia ini dengan baik dan tak pernah ryan menghubungiku lagi sejak saat itu,
walau terkadang aku merindukan penis dan permainan hebat darinya. Aku sangat
berterimakasih padamu Ryan sayang..........
TAMAT