Bude Surti yang lebat menggairahkan..
Namaku Jono. Aku anak kedua. Ayahku, Muji 46th kerja mempunyai usaha mebel yang sudah cukup terkenal di Surabaya. Ibuku, Sri 42h juga mempunyai sebuah toko di Pusat Grosir terkenal di Surabaya. Aku adalah anak tunngal di keluargaku.
Saat ini aku akan memasuki masa kuliah. Karena aku baru lulus SMU, dan setelah mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, aku diterima di salah satu universitas negri di Jogja. Karena aku harus tinggal di Jogja, Ibuku menyuruhku untuk tinggal di rumah Bude Surti. Kakak Ibu, umurnya cuman selisih setahun dengan Ibu. Ibu tidak memperbolehkan aku untuk kos supaya aku ada yang mengawasi.
Beberapa minggu pertama terasa berat bagiku. Karena mungkin aku gak terbiasa hidup jauh dari orang tuaku. Di rumah bude Surti cuman ada anak semata wayangnya, ipung yang masih duduk di abngku SMP. Sedangkan suaminya pergi ke luar pulau. Karena bekerja sebagai kontraktor jalan, dan mendapat proyek di Banjarmasin. Dan terakhir pulang saat lebaran tahun lalu. Bude ku dulunya adalah seorang sinden. Dulu, kata beliau tiap hari hampir pasti ada tanggapan. Tapi sekarang dia mengurangi intensitasnya supaya bisa fokus mengawasi sekolah ipung. Anak semata wayangnya.
Hingga pada suatu hari ada suatu kejadian yang membuatku mulai merasa kerasan tinggal di Jogja. Saat itu aku baru pulang kuliah. Jam menunjukan jam 4. Di rumah ternyata tidak ada orang. Mungkin bibiku ada tanggapan pikirku. Karena kecapekan aku tidur tiduran di ruang tengah. Tak berselang lama Budeku datang. Dia memakai kebaya khas sinden. Aq lihat sekilas sih badannya masih montok. Gak gembrot kayak ibu2 lainnya. Bahkan menurutku, ibuku kalah montok dengan Bude Surti.
“Lo kamu dah pulang to le”, kata Budeku
“Iya bude. Abis kuliah siang.. Bude habis tanggapan yah ?”, Jawabku
“Iyah dari desa sebelah. Lo kamu sakit ta le. Ya wes mandi biar seger. Tapi
bude dulu ya yang mandi. Keringetan dari tadi.” Kata Bude
Bude ngeloyor masuk ke kamarnya. Tak berselang lama Bude keluar dari kamar. Yang bikin aku kaget adalah. Dia waktu itu memakai handuk yang hanya menutupi sebagian dada sampai hanya sebagian pahanya. Jelas terlihat sebagian tetek Budek yang gede. Yang seakan mo meloncat keluar. Tapi kulihat juga tali Bhnya. Bhnya sepertinya tidak dia lepas. Selain memperhatikan tetek yang gede itu, aku sepintas mencuri lihat ke bokong nya yang juga sangat montok pikirku. Hmmmm... pelahan adikku mulai berontak dan bikin celana sempit.
Bude mondar mandir seakan ada yang dia cari. Dan dia berhenti di pojokan deket aku tiduran tadi. Ternyata dia mo mengambil BH ama celana dalam yang kering habis dicuci di kerangjang cucian. Karena tempat cucian keringnya berupa keranjang dan ditaruh di lantai, dia mengambil dengan cari membungkuk membelakangiku. Entah gak sadar atao gimana, saat dia menungging, bokongnya yang super semok itu jelas terpampang. Dan aku melihatnya dengan jelas. Tentu juga celana dalamnya yang seolah gak muat membungkus bokong itu. Uhhhhhhh... bikin kontolku mulai bangun nih.
Terus kuperhatian saat dia nungging, terlihat di
tengah-tengahnya seperti daging yang menyembul. Agak tembem. Dan terlihat
samar2 warna hitam dibalik sempak Bude. Sssssssshhhh.. ini pasti memek Budeku
yang ditumbuhi jembut. Aq jadi penasaran pengen melihat betapa tembemnya memek
bude ama lebatnya jembut Bude. Makin lama kontolku makin keras ajah ni. Tak
seberapa lama Bude selesai memiulih celana dalam dan BH untuk ganti.
Waaaaaahhh... rejeki yang kecepetan pikirku. Dan Dia akhirnya masuk ke kamar
mandi.
Baru masuk kamar mandi, ada suara
“serrrrrrrrr...serrrrrr” keras sekali.
Wah ini pasti Bude lagi kencing. Aku semakin penasaran nih ama memek Bude. Nyemprotnya sampek segitu keras. Aku berfantasi yang lebih liar, mungkin karena aku seringnonton film bokep di laptop.
Beberapa menit kemudian, Bude keluar dari kamar mandi dengan sudah memakai daster. Dan dia menyuruhku untuk mandi. Aku pun bergegas mandi.
Setelah masuk ke kamar mandi, aku mendapat rejeki lagi. Di kaitan baju dalam kamar mandi terpampang dua benda yang bikin kontolku berdiri secara perlahan. Kulihat BH ama celana dalam Bude. BHnya gede. Celana dalam berenda itu kulihat ada bekas kuning dibagian depannya. Wah ini bekas kencing Bude pikirku. Akhirnya aku gak kuat, karena dari tadi kontolku udah mengeras saat aku melihat dan memegang megang Celana dalam dan BH Bude. Akhirnya aku selesaikan dengan mengocok sendiri. KU kocok kocok makin lama makin cepat. Dan.. crrrooooott...crooootttt.... menyemburlah sprema ku. Uhhhhh legaaa... tapi aku masih penasaran ama isi sebenarnya dari BH dan celana dalam Bude.
Hari makin hari makin malam. Setelah makan malam, aku, Bude dan Ipung lagi lesehan di depan TV. Malam ini Bude memakai daster dengan belahan paha yang agak tinggi. Duduknya bersimpuh. Khas seperti sinden. Dia disibukkan dengan menjahit baju. Sedangkan aku dan ipung tiduran di depannya menghadap TV. Iseng iseng aku mencuri pandang ke arah Bude. Sepintas aku liat dia duduk pahanya agak membuka. Wah walaupun agak gelap dan samar aku bisa lihat mulusnya paha Budeku. Ini yang membuat aq berpikiran jorok dan membuat tegang kontolku.
Hari makin malam, ipung yang ngantuk pindah ke
kamarnya. Sambil menonton TV Bude sama aku ngobrol.-ngobrol.
Bude : “Gimana kuliahnya kamu Jon ?”
Aku : “Baik Bude. Seru temen-temenku”
Bude : “Dah punya cewek belum kamu le ?”
Aku : “Belum Bude masih pilih-pilih... hehehe”
Bude : “lo yang kemarin.. sapa tu namanya ? Wulan ? Itu bukan pacarmu to”
Aku : “Oh itu. Belom Bude. Aku masih kurang Sreg. Dianya itu yang ngebet ma
aku”
Bude : “oooo.. tapi kapanhari Bude intip kamu lagi ciuman tu pas dia dateng
kesini”
Mendengar itu aku kaget dan malu. Wah ternyata diam-diam Bude mengawasiku kalo
lagi indehoy. Aku hanya senyum-senyum.
Bude : “Gpp le, namanya juga anak muda. Bude dulu
juga gitu. Selain ciuman kalo lagi berduaan sepi kamu ngapain lagi hayooo?”
Bude menggodaku sambil senyum-senyum
Aku pun dibuat salah tingkah olehnya.
“Ngapain ? Gak ngapa-ngapain kok Bude” jawabku
sedikit gugup.
“Hmmm ngakunya gak ngapa-ngapaiiiin. Padahal bude pernah ngintip km lo. Kalian
saling remas barang masing-masing. Hhihih ” kata Bude
Aku kaget lagi. Ternyata bude tau kalo aku sering grepe-grepe.
Bude : “Gak usah malu gitu le. Kalopun kamu keterusan, yang penting kamu bisa
mnegerti betul tentang sex”
aku terperangah. Jarang-jarang bude ngomong seperti ini.
Aku : “eee.eee.. maksutnya Bude?”
Bude : “Yaaa.. seandainya kamu gak kuat dan terpaksa itu otong kamu kepingin
muntah. Yaa seenggaknya kamu pake kondom gitu le”
bude ngomong begitu sambil menunjuk kearah
celanaku. Dia gak tau kalo isinya dah tegang hasil mengintip paha yang keliatan
karena duduknya agak membuka.
Aku : “ee. I.. I.. iya Bude.”
Bude : “gimana rasanya teteknya si wulan itu le ? Enak ?”
Aku : “eee... lumayan kenyal Bude.”
jawabku dengan agak meringis. Dan akupun semakin berani karena arah pembicaraan
udah memanas.
Aku : “Kalo Bude gimana. Pakde kan jarang pulang. Kalo pengen begituan gimana
donk Bude ? ”
Aku sedikit takut akan pertanyaanku. Tapi ternyata dia merespon pertanyaanku
tanpa marah.
Bude : “hmmm.. mau tau ajah kamu jon”
Bude : “Iya kalo kamu jon, gak kuat nahan paling-paling dikocok sendiri. Anak
muda kan gitu biasanya”
Bude : “Oh iya le.. ntar kalo jahitnya selesai, kamu pijit Bude ya. Pegel semua
abis ada tanggapan 2 tempat tadi.”
Aku : “iya bude”
Wah rejeki apalagi nih pikirku. Bisa mijitin badan Bude yang montok. Tak berselang Bude selesai menjahit. Dan dia mengambil minyak urut di kamarnya.
Bude : “Mijitnya di sini aja yah le. Sambil liat
TV”
Bude dengan entengnya membuka dasternya dengan hanya menyisakan BH dan celana
dalam berenda warna putih. Aku shock, terdiam. Tetek bude serasa mau loncat
dari Bhnya.
Bude : “lo le.. kok diem saja. Kayak yang gak
pernah lihat ginian. Bukannya wes biasa ama wulan. Hehe”
Bude pun langsung tengkurap di tikar dan menyerahkan minyak urut ke aku
Aku : “Beda bude”
Bude : “Beda apanya to le. Palingan tetek wulan lebih kenceng dari punya Bude.”
Sambil melumuri minyak dan mulai mengurut punggung Bude aku melanjutkan
ngobrol.
Aku : “Hmm... punya Bude lebih montok. Lebih seger kayaknya. Hehehe. Lagian
mana tau aku kalo punya wulan lebih kenceng. La wong aku gak pernah megang
punya Bude. Hehehe”
Bude : “Husss ngawur”
Karena Bude masih memakai BH, aku kesulitan untuk
mengurut punggungnya.
Aku : “Bude behanya dicopot ajah ya, aku gak leluasa ngurut punggungnya. Ada
tali behanya”
Bude : “ya wes le, buka aja”
aku buka tali pengait behanya. Dan Bude agak mengangkat badannya dan
melemparkan beha yang gede itu ke samping. Sekilas aku dapat melihat gedenya
tetek Bude dari samping. Aku kembali fokus mengurut punggung Bude.
Sekali-sekali aku elus punggungnya.
“hmm..mmmm”, Bude sepertinya keenakan dengan pijatanku.
Sesekali aku memijat bagian samping punggungnya. Dan tak sengaja aku menyenggol
teteknya. Bude keenakan sepertinya. Tangannya yang sedari tadi nempel di
tubuhnya sekarang direnggangkan. Hmm.. kulihat di ketiaknya terdapapat bulu
yang lumayan lebat. Mirip seperti artis Eva Arnas jaman dulu. Wah ini membuat
aku semakin horny aja.
Bude : “kok kamu ngurutnya di punggung aja to le.
Turun donk biar rata pegelnya ilang”
Aku : “Turun kemana bude ?”
pura-pura aku tanya.
Bude : “ya ke bokong trus ke paha bude”
Aku : “oh.. I.. iya bude'
aku pun ganti mngurut bokong bude. Sesekali bokong semok ini aku remas-remas.
“sssstttt... hmmm.. enak le pijatanmu”
Bude keenakan spertinya. Matanya mulai merem merasakan nikmat. Abis aku pijat
sama meremas-remas aku mulai turun ke pahanya. Aku mencoba untuk hanya
mengelus-elus pahanya. Dari bawah jalan ke atas sampai bokongnya. Aku coba
tanganku aku selipkan di selangkangannya. Hmmm.. terasa itu memek bude dibalik
cd nya. Terasa tembem kayak kue apem.
Praktis pijatanku ini membuat bude keenakan.
Erangan halusnya makin sering terdengar.
“shhhh.. hhhhh.. hmmmmm”
Sakit enaknya, dia sampai sedikit membuka kakinya. Wah memek tembemnya makin
keliatan nih. Samar2 kulihat jembutnya di balik celana dalamnya. Bahkan
beberapa jembut keluar dari celana dalamnya. Pemandangan jelas membuat aku
semakin horny. Kontolku sepertinya mo berontak keluar. Aku semakin meningkatkan
intesitas mengurutku di daerah ini.
Bude : “hmm... enak le. Makanya si wulan seneng banget kalo km remas2 le”
Aku : “Hehehe... bude tak liat-liat badanya masih sekel. Masih bagus Bude.
Montok lagi. Padahal bude gak pernah olahraga”
Bude : “Bude minum jamu donk. Jamu sehat wanita”
Aku : “wah enak donk jadi pakde. Bude minum jamu mulu siii”
Bude : “Ntar kalo kamu udah kawin kamu bisa merasakan enaknya”
Pikirku mulai ngalor-ngidul. “Ah sekarang ajah aku ngentot ama Bude. Merasakan
enaknya kayak pakde” batinku
Mungkin karena sudah birahi, terlihat celana dalam Bude agak basah.
“Ini mijetnya udah Bude ? Mana lagi ni yang mo dipijit ?” Aku terpaksa ngomong
begitu karena tanganku pun dah berasa capek.
“Lo yang depan belom le”
Whaaaat... wah ini mah rejeki nomplok. Kapan lagi aku bisa menikmati tetek
Bude. Tanpa babibu Bude langsung membalikkan badan. Woooooo.... tetek Bude yang
selama in icuman bisa aku bayangkan sekarang ada di depan mata. Mimpi apaan nih
aku semalem.
“Lo ayo le jangan diem ajah. Tetek Bude pegel ini. Ayo cepet dipijet.”
Aku pun menurut ama Bude. Kuurut itu tetek Bude. Terlihat tetek bude pentilnya
dah mulai item. Tapi gede. Awalnya sih tidak ada reaksi saat aku memijat sambil
meremas tetek Bude. Tapi lama kelamaan Bude menikmatinya.
“wenaaaak joooo.n....”
Mata Bude sambil tertutup menikmati pijatanku ini. Kusenggol pentilnya yang
item. Sesekali aku pilin itu pentilnya. Shhh.. begitu erangnya.Dan entah ada
dorongan dari mana, aku mencoba mendekat. Aku coba menjilat itu pentil.
“slllrrrrppp...” sesekali aku kecup... aku sedot
sedot... Tanganku satunya meremas tetek satunya lagi...
“ssssh... aahhhhhhhhh” erang Bude
Slrrrrrpp... cupppp...ceppppp... slrrpppp..
“Hmmm tetek Bude kenyal banget. Punya wulan kalah
ni Bude”
“Terussss jooon... enaaaak... duh badan Bude geli semua ini” Bude meracau.
Bibirku sekarang mencoba menggapai Bibir Bude. Kucium. Lidahku masuk ke
bibirnya. Aku sedot sedot. Sampai air liurnya masuk ke mulutku. Ciumanku mulai
berjalan dari bibir Bude turun melewati leher dan ke tetek lagi. Ku kenyot
kenyot itu tetek. Tanganku satunya berjalan ke arah selangkangan Bude.
Sempaknya yang basah aku gosok gosok. Pinggul Bude karena keenakan bergoyang
goyang menikmati. Aku masukkan tangganku ke dalam celana dalam. Terasa itu
lebatnya memek Bude. Aku cari cari akhirnya ketemu itu lubang memeknya.
“shhh achhhh... ashhh achhhhh....”
Mendengar erangan Bude aku coba masukkan jariku ke memek Bude. Aku coba gosok
klentitnya. Dan aku coba kosok itu memek.
“sshhhh.. enak leee. Terus leeee... ya itu disitu le... wenak leeee”
goyangan pantat Bude ke atas ke bawah. Aku coba buka itu celana dalam Bude.
Bude membantunya dengan membukanya sendiri.
Kenyotanku pada teteknya aku hentikan. Aku
sekarang dapat melihat betapa rimbunya memek Bude. Bude mekangkang. Wajahku
mencoba mendekat. Kuciumi itu jembut2nya. Kusibak jembutnya. Setelah memek
tembemnya keliatann Aku jilat bagian luarnya. Lidahku memainkan jilatan di
klitorisnya. Kumasukkan lidahku ke lubang memek Bude.
“ahhhhh... ahhh.. argghhhh.. wenak... wenak... arhhhhh... awww... enak
leeee...”
untuk menghentikan erangan Bude aku copot semua baju dan celanaku. Aku coba
mengambil gaya 69. Wajahku di memeknya Bude, dan wajah Bude pas di kontiku.
Tanpa Ku komando, Bude dengan rakusnya mengenyot
kontolku. Dia jilat dan disedot dengat enaknya.
“Kontolmu enak jooon, cepp ceppp..slrrrrppppp”...
Aku juga melanjutkan menjilkat memek Bude. Tak Lama setelah lidahku merongrong
memek Bude, sepertia dia mendapatkan orgasme pertamanya.
“shhhhh.. jooooooon bude mau keluarrrr... ahhh ahhhhh”
Dengan diikuti gerakan bokongnya keatas... dan kepalaku dia jepit sekuat
kuatnya...
“ahhhh... ahhhhh...argghhhhh...”
Setelah itu Bude melanjutkan mengulum kontolku.
Karena aku berasa akan keluar aku cabut kontolku dari mulut Bude. Badanku
berbalik. Sekarang posisiku diatas Bude. Kontolku skr ada di depan memek Bude.
Aku gosok gosokan kontolku ini di luar memek Bude.
“ahhhhhh... jooon... masukin kontolmu joooon... tempik Bude dah pengin di entot
jooo... masukiiin”
stelah bude terasa tersiksa begini aku coba pelan pelan masukin ini rudal ke
memek Bude. Awalnya agak susah, pelan pelan aku dorong dan sekarang …. blesssss...
“arghhhhhh.... genjot jooon”
Aku genjot pelan pelan memek Bude.
“awwwww... arghhhhh.. shhhhhhh... wenak...kontolmu joooon.... manteeep leee”
Aku mainkan irama kontolku. Cepat... terus melambat.. cepat lagi... melambat
lagi...
“ayo.. jon... genjot lebih cepet tempik Budemu ini... ahhhh... ahhhhh”
aku genjot semakin cepat...
“Bude.. aku mo keluar bude... ahhhhh... shhhh”
“sama jooonnnn.... Bude juga dah gak kuat.. mo keluar lagi le. Keluarin di
dalem ajah le...”
Tak seberapa lama terasa memek Bude melumuri kontolku dengan cairan
orgasmenya... memeknya berkedut... sepertinya kontolku di hisapnya...
“”awhhhhhhh.. awhhhhhhhh... enaaaak joooo.... n”
dan aku pun udah gak uat lagi menahan... crooott..croottt…crott..
“Wenak Budee... ahhhh. Ahhhhhh... arhhh”
Akhirnya kami pun lemas. Aku terbaring diatas
tubuh Bude...
Bude : “Kamu nakal lee... tapi enak tadi kontolmu.. dah lama aku gak ngentot
ama pak demu le...”
Aku : “Iya bude.. Tempik Bude juga enak... punyaku terasa disedot... Minum
jamunya yang sering yah Bude”
Bude : “Hussss kamu.. tapi ini rahasia yo leee. Jangan sampek orang lain tau'
Aku : “Beres Bude.. asal aku nanti dikasih tempik Bude yang enak ini”
Budeku tersenyum dan akhirnya kami biasa melakukannya bila kami pengen...
TAMAT