Birahi Mertuaku
Kenalkan
namaku Andi, usia 25 tahun. Aku sudah menikah sejak setahun lalu..dan aku
sangat mencintai istriku.namanya Indah 22 tahun walaupun kami dijodohkan sama
guru mengaji kami..tapi setelah menikah kami saling mencintai. Kami adalah
sesama aktivis mahasiswa. Walaupun dalam proses ta'aruf aku tidak pernah tahu
wajahnya namun ternyata Indah adalah akhwat tercantik yang pernah kukenal.
Wajahnya putih bersih, bodynya juga sintal..payudaranya juga sangat besar dan
walaupun tertutup jilbab lebar dia bahkan tidak mampu menyembunyikan besarnya
payudara yang dia punyai..Dia memang mirip ibunya, ibunya terlihat sangat muda,
walaupun sudah berusia 45tahun
namun dia pintar merawat tubuhnya..kulitnya terlihat putih bersih dan
senantiasa tertutup jilbab dengan rapi.
Kami berdua tinggal di rumah orang tua Indah yang kebetulan memang tak jauh
letaknya dari kampus kami., Indah juga berasal dari keluarga baik baik. Ayah
dan ibunya juga aktivis PKS disini, namanya ustad Amir dan ustadzah Zarah .
Ayah ibunya juga menikah dini dulu..ketika mereka masih kuliah, dan Indah
adalah anak mereka satu satunya..aku sangat kagum dengan kehidupan mereka,
mereka sederhana dan walaupun aku belum kerja mereka bisa menerimaku dengan
baik..bagi mereka seseorang itu bukan dinilai dengan hartanya namun dengan
imannya..namun sayang Ustad Amir meninggal dunia 6 bulan lalu karena kecelakan
motor.
Ibu dan indah terlihat sangat terpukul dengan kejadian itu, jadinya sekarang
akulah satu satunya pria dirumah ini. Yang membuat aku merasa memikul tanggung
jawab besar untuk melindungi mereka. Aku mulai kerja paruh waktu, walaupun
kuakui sangat sulit membagi waktu antara kerja dan kuliah.
Cerita ini diawali ramadhan lalu..ketika suatu malam hari, setelah merasakan
beratnya menahan nafsu pada siang untuk tidak menggauli istriku..malamnya aku sangat
bergairah sekali..apalagi malam ini sehabis teraweh istriku memakai gamis panjang berwarna
biru berbahan tipis kesukaanku..kelihatannya dia mengerti apa mauku..dia
berdandan sangat cantik bak bidadari. Malam ini seperti biasa kami bersama ibu
mertuaku nonton tv bersama, aku segera memberi tanda kepada istriku tuk segera
ijin tidur terlebih dahulu ke ibu mertua.. istriku pun menggangguk ngangguk
setuju.."maaf bu kami pergi tidur dulu..ngantuk banget nih.."kata
istriku. Sambil tersenyum ibu cuma ngangguk ngangguk.."iya..silahkan sana
.. tapi jangan kecapaian lho yaa..nanti bisa gak bangun sahur.."sambil dia
tersenyum kecil..rupanya dia tahu maksud kami..
Kami segera ke kamar..
"umi cantik deh malam ini.." pujiku kepada istriku..,
"abi nih bisa aja.."sambil tersenyum dia mulai mengecup bibirku..segera saja kusingkap jilbab panjangnya..kubuka pelan pelan gamisnya dan kuciumi perut istriku..istriku emang suka kalo perutnya kuciumi dan kubelai belai..membuat dia semakin cepat terangsang. Dia segera menaiki tubuhku dan segera mencopot celanaku..dan yang membuatku kaget malam ini dia mengoral penisku..padahal aku tau dia sangat tidak suka kalo aku menyuruhnya mengoral batang senjataku yang terbilang cukup panjang itu..katanya gak cukup ke mulutnya dan dia merasa jijik. Malam ini terasa berbeda..dia dengan liarnya menjilati penisku seperti es krim yang sangat lezat sekali..rasanya seperti melayang layang ke angkasa..
"akhh…aaahhh…"ku
mendesah desah menahan nikmat yang sangat..
Semakin cepat penisku di masuk dan keluarkan dari mulutnya..sampai sampai ku
harus menahan kepalanya,
aaahhh,
ssshhs…aaahhh…Mi..peeeelaann dong.."rintihku..
Istriku Cuma tersenyum..dia segera membuka bajuku..dan menciumi dadaku..diapun
berbisik kepadaku..
"bii..malam ini akan ku
buat menjadi malam yang special..mmmuaah.."
Kamipun segera berpelukan satu sama lain..dia menciumku dengan sangat ganas,
tak jarang dia menggigit kecil lidahku..dan tanganku segera dimasukkannya ke
dalam gamisnya..rupanya dia ingin ku mempermainkan payudaranya yang besar
itu.,langsung saja ku singkap gamisnya dan ku mainkan putting susunya yang
sudah memerah itu dengan lidahku..dia menggelinjang dan merintih pelan..
"ohhh
bii..enak banget..sayang..teruuus.."
Tanganku yang satunya mulai merambahi s*****kangan perempuan itu dan istriku
menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya. “Ahh..terus sayang!” desisnya
ketika jemari ku mulai menyentuh kemaluannya. Jemari ku dengan perlahan
menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab.
“Oh…! Bi,
lakukanlah” desah istriku yang mulai tak tahan menahan hasratnya. Segera ku
menghentikan jilatanku dan mengatur posisi. istriku telentang pasrah dengan
kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang penisku pada lubang memeknya
yang telah semakin berdenyut.
Direngkuhnya tubuh kekarku ketika perlahan batang kontol yang keras itu mulai
menyusuri lubang memeknya.
“Akh…! enak Bi!” desisnya.
Tangannya menekan pinggul ku agar batang penisku bisa masuk seluruhnya. Aku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul istriku.
“Ayo Bi geyot
terusss!” desis istriku makin hilang kendali merasakan nikmat yang sangat.
Akupun mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali kusentakkan
kedepan sehingga batang penisku tuntas masuk seluruhnya kedalam memeknya
“Oh..Bi
!”jerit istriku nikmat setiap kali aku melakukannya.Terasa batang penisku itu
talah menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam.
“Ahk..! Ah…duh akhh!!, bi..umi..mmmaau kkeeluar..” teriaknya tertahan seperti
seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya
berdesir.
"iya mi…aaabbi jjuga mau keluar.."..kataku sambil semakin kupercepat
genjotanku kepadanya..tak berapa lama terasa seluruh tubuhnya
menegang..tangannya memelukku erat erat..dan bersamaan dengan itu akupun
menyemburkan cairan maniku ke dalam rahimnya..dengan berpeluh keringat kitapun
saling berpelukan..diapun berbisik kepadaku..
"bi..malam ini kamu sangat dasyat.."Malam itu..kami melakukanya sampai tiga kali..tapi sepertinya staminaku masih oke dan kayaknya masih sanggup 1 ronde lagi tapi sayang diapun menyerah..
"Bi..umi..nyerah..badan umi lemes banget.., maaf ya sayang.."sambil ku belai keningnya dan ku usap keringat di wajahnya..
"iya mi..gak pa pa..Umi tidur aja..besok
khan juga umi kuliah pagi.."
Waktu menunjukan pukul 2 pagi..terlihat istriku sudah terlelap tidur,sedangkan
aku disampingnya tidak bisa tidur..kurang 1jam lagi waktu sahur
pikirku..tanggung. aku segera beranjak bangun, hendak kekamar mandi..terlihat
ibu mertua sedang menggoreng dan mempersiapkan sahur kami.dia menggunakan
jilbab putih, dengan gamis panjangnya..walaupun di dalam rumah dia selalu
menggunakan jilbab lebarnya..itu yang kukagumi dari dia..dari segi wajah dia
sama sekali tak kalah dengan anaknya.malah dengan usianya yang segitu membuat
daya tarik tersendiri bagi kaum lelaki.
Ku dekati dia dari belakang..
"lagi goreng apa bu??" tanyaku dan uppss ternyata dia kaget dan membalikan badannya sehingga tampa sengaja aku menyenggol payudaranya..terasa kenyal banget..
"ehh..maaf bu kaget ya..??, wajahnya pun memerah karena malu..mungkin karena aku hanya memakai celana pendek saja..diapun terlihat memandangi dengan seksama otot otot dadaku yang lumayan kekar.
"oh..gak pa pa kok.., ni lagi nggoreng ikan.."jawabnya..
"wah enak
tuh bu.."balasku..
Setelah selesai dia siapkan kamipun makan sahur bareng, sedang istriku ketika
ku berusaha membangunkannya dia tetap saja terlelap tidur..rupanya dia benar
benar kecapaian."nah khan apa ibu bilang..gituannya jangan cape
cape..jadinya indah gak bisa bangun sahur khan.."kata ibu mertuaku.
"ah ibu bisa aj..hehe..lagian Andi khan dah menahan nafsu sejak siang
bu.."jawabku..sambil makan sahur kamipun mengobrol..dan tak sengaja aku
menyinggung soal pernikahan.."ehh maaf bu..,ibu gak ingin nikah
lagi..??"ibu khan masih cantik..pasti banyak ikhwan yang suka
ibu.."candaku..
"Ah mana ada yang mau sama ibu.."balasnya..
"ya ada bu mungkin duda ataupun pengen menjadikan ibu istri kedua..hehehe..malah
mungkin aja ada bu yang perjaka namun pengennya akhwat yang benar benar
matang..",mendengar itu ibu tertawa, "beneran bu..,ibu lho cantiknya
gak kalah sama indah.., hehe.."ibu mertua hanya diam saja..terlihat dia
tengah berpikir sesuatu..
"eh maaf bu..Andi menyinggung perasaan ibu ya..??"
"ah enggak kok..gak pa pa..,"tapi mendadak dia bangkit dari
kursi memegang tanganku, dan dia menyeretku menuju kamarnya.."sebentar an,
mau ada yang ibu tunjukan.."kata ibu mertuaku..akupun nurut saja ketika
diajak ke kamarnya, hatiku penasaran tentang apa yang mau dia perlihatkan
kepadaku.
Setelah sesampainya di kamar dia menuju kedepan cermin..akupun masih tidak
mengerti apa maksudnya.
"kamu lihat Ndi, nih wajah ibu..penuh dengan kerutan..,ni juga..body ibu..,sudah pada melar semua.."kata ibu mertuaku sambil dia berpose di depan cermin.."masa' sih bu..nggak kok..tuh wajah ibu masih mulus menurut Andi.."aku mencoba menghiburnya..sambil tanganku membelai pipinya, dan tampa kuduga dia memegang tanganku..dia menahan tanganku untuk tetap menempel di pipinya..
"Ah..kamu Ndi.."terlihat diia tersipu malu..
"kalo ini??apa masih kencang seperti punya istrimu Ndi??"sambil tanganku diselipkan ke balik jilbabnya dan ditempelkannya ke payudaranya..aku masih tetap tidak percaya yang ibu mertuaku lakukan..
"ayo Ndi..jawab..apa ini masih sekencang punya istrimu??"dia mengulangi pertanyaanya. dari matanya tersirat betapa dia sangat merindukan sentuhan lelaki. Akupun mendekat ke wajahnya..dan ku bisikan…
"kecantikan
ibu sungguh tak kalah dengan indah.."sambil aku semakin berani mendekatkan
bibirku hampir menyentuh bibir ibu mertuaku itu. Dan wanita itupun memejamkan
matanya..melihat itu, aku semakin memberanikan diri tuk menciumnya, dan tak ku
duga dia menyambut ciumanku dengan mesra..,
Merasa di atas angin aku bahkan tak segan-segan membelai wajah ibu mertuaku,
membelai hidungnya yang bangir, mata, hingga bibirnya dan sebagainya. Tak
sadar, tubuh kami berdua jadi berhimpitan hingga menimbulkan rangsangan yang
cukup berarti untukku. Apalagi setelah dadaku menempel erat pada payudaranya
yang berukuran lebih besar dari yang aku kira. Dan tak ayal lagi, penisku pun
mulai berdiri mengencang. Aku tak sadar, bahwa aku sudah terangsang oleh ibu
mertuaku sendiri! Namun hawa nafsu birahi yang mulai melandaku sepertinya
mengalahkan akal sehatku. Wanita alim ini sendiri tampaknya juga mulai
kehilangan akal sehatnya. bahkan dia tidak bergeming ketika aku dekatkan
wajahku ke wajahnya dan mengecup lembut bibirnya yang tipis. Dia tidak
bereaksi, tidak marah juga tidak membalas.
Akhirnya, nafsuku sudah tak tertahankan lagi. Sementara bibirku masih tetap
terus memagut, tanganku mulai menggerayangi tubuh ibu mertuaku itu. Kujamah
gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dadanya yang masih
berpakaian lengkap. Dengan segera kuremas-remas bagian tubuh yang sensitif
tersebut. Semua kulakukan masih dari luar pakaiannya dan masih terhalang oleh
jilbabnya yang masih nampak rapih.
Tiba-tiba
"Aaah...Ndi...jangan..." ibu mertuaku menepis
tanganku yang berada di payudaranya, dan bibirnya melepaskan dari bibirku.
matanya masih terpejam, nafasnya tidak teratur seperti sehabis berlari..
kubelai lembut wajahnya, matanya terpejam dan bibirnya masih membuka. Ibu
cantik sekali malam ini, aku tahu dia sebenarnya merasakan sesuatu yang sangat
fantastis.
Aku beranikan kembali memagut bibirnya, bibir yang begitu tipis dan hangat.
berganian kupagut bibir bawah dan bibir atasnya. Wanita ini masih tidak
bereaksi, hanya desah nafasnya semakin tidak beraturan, aku rasakan detak
jantungnya pun semakin kencang. Ku beranikan tanganku menyusup dibalik
jilbabnya, masih dari luar gamisnya. Ku mulai meremas payudaranya yang sangat
kencang dan menantang itu. Anehnya, kali ini ibu mertuaku tidak bereaksi
menolak dan menepis tangaku. AKu pikir dia mulai menikmati itu. Mengetahui dia
tidak menghalangiku, aku semakin berani. Remasan-remasan tanganku pada
payudaranya semakin menjadi-jadi. Sungguh suatu kenikmatan yang baru pertama
kali kualami meremas-remas benda kembar indah nan kenyal milik ibi mertuaku itu
yang selama ini selalu terlihat tertutup dibalik jilbab dan gamisnya. Ku
usap-usap terus payudaranya yang begitu menggiurkan itu. Tubuhnya mulai
bergerak menggelinjang tak beraturan.
"Aaauuhh...Ndi.. uuuh....."Dia mendesis-desis dengan
desahannya karena remasan-remasan tanganku di payudaranya bukannya berhenti,
malah semakin merajalela. Matanya terpejam merasa kenikmatan yang begitu
menghebat.
Tanganku mulai membuka gamisnya, kemudian aku sibak jilbabnya ke atas. Aku
terpana sesaat melihat tubuh ibu mertuaku itu yang putih dan mulus dengan
payudaranya yang membulat dan bertengger dengan begitu indahnya di dadanya yang
masih tertutup beha katun berwarna krem kekuningan. Tetapi aku segera tersadar,
bahwa pemandangan amboi di hadapannya itu memang tersedia untukku, terlepas itu
milik ibu mertuaku sendiri. jilbab putih segara kuangkat di bagian dadanya.
Wajahku menciumi buah dadanya membuat ibu mertuaku menggeliat-geliat kegelian.
“Ndi….jangan…nanti ketahuaan Indah..”, ia merintih.
Aku tak peduli
lagi. Semuanya sudah terlanjur basah. Toh Indah sekarang mungkin sedang
terlelap tidur. Kugenggam kain jilbab di belakangnya punggungnya … sambil
tanganku yang satunya turun ke bawah … meraih pantatnya … meremasnya … dan
mengusap-usapnya…dan meremas-remasnya. Mulutku terus menciumi buah dadanya,
pipinya, bibirnya, lehernya, sambil tanganku terus bergerilya membelai,
mengusap, meraba. dan merenmas-remas pantatnya. Wanita berjilbab ini
menggelinjang, tubuhnya menggeliat-geliat, rupanya ia telah mulai bernafsu.
Tanganku kini mengelus-elus s*****kangannya yang tertutup jubah panjang itu.
wanita berjilbab ini akhirnya pasrah dan tak menolak perlakuanku. Kulepaskan
semua pakaianku. Aku sudah tak tahan lagi ingin mengentot wanita berjilbab ini.
Aku ingin mengentotnya…sambil kubiarkan ia tetap memakai jilbabnya.
Wow…ibu…..aku ingin merasakan memek ibu mertuaku.
Akhirnya … ku dorong tubuh ibu mertuaku ke atas ranjang..segera kusibakkan ke
atas jubah panjang muslimahnya … kutarik ke bawah celana dalamnya yang berwarna
hitam, kupeluk erat tubuhnya, … dan segera kuarahkan penisku ke dalam
kemaluannya. Dengan gerakan yang lembut dan pelan, kuarahkan penis ku yang
telah tegang ini ke dalam memek ibu mertuaku. Sementara tanganku terus memompa
buah dadanya yang masih terlindungi jilbab dan rok panjangnya … bibirku tiada
henti mengecup bibirnya … menyedotnya dengan mesra. Dan saat itu kini datang,
memeknya telah basah oleh lendir birahi yang melanda. Kini kudorong penisku
masuk ke memeknya … bles … kepala penisku menyeruak ke dalam liang kewanitaan
wanita berjilbab ini. Kutarik dan kudorong lagi penisku secara berulang-ulang,
dengan pelan-pelan, hingga akhirnya aku mempercepat gerakanku.
Ustadzah zarah., ibu dari istriku yang berjilbab itu kini tak mampu lagi
berkata-kata. Hanya desahan dan geliatan tubuh saja yang dapat dilakukan,
karena gejokak nafsu birahi telah membakar jiwanya. Bagiku, gerakan tubuhnya
yang menggeliat-geliat dan expresi wajahnya yang cantik dalam balutan jilbab
putih ... membuatku semakin merasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya..
Sekitar 15 menit aku menggenjot tubuh ibu mertuaku..tampak dia merem melek
kubuatnya..desahan desahan kecil darinya membuatku semakin bernafsu dan
mempercepat tempo seranganku. Keringat birahi telah membasahi tubuhku dan juga
tubuhnya.jilbab putih yang dikenakannya nampak kusut dan awut-awutan, namun aku
tetap konsisten membiarkan jilbab putihnya itu tetap membalut wajah dan kepala
ibu mertuaku.. Gerakan maju mundur penisku yang panjang menimbulkan bunyi yang
sensasional.
Ibu mertuaku nampak sangat bernafsu menikmatu gerakan-gerakan ini. Ya….nikmat
sekali rasanya … Bunyi yang ditimbulkan oleh gerakan penisku yang
mengobrak-abrik seisi liang kewanitaannya yang dipadu dengan denyut-denyut
nikmat otot di memeknya menimbulkan gejolak dan nafsu yang membakar jiwa. Dan
aku memang sengaja ingin menunjukkan segala daya dan kekuatan sexku. Aku ingin
ibu mertuaku mengakui kejantananku, kebrutalanku … ya …. Aku ingin membuat
kesan yang sangat mendalam pada diri wanita berjilbab ini. Setidaknya aku ingin
membuatnya ketagihan bercinta denganku.
Entah berapa lama aku menggoyangnya dengan gerakan yang sedang2 saja, tiba2
kedua tangannya merangkul tubuhku untuk lebih merapat dengan dia. Aku pun
melepaskan payudaranya dan juga akan merangkul tubuhnya. Kurasakan betapa halus
dan empuk tubuhnya yg agak gemuk dan sexy itu ketika kudekap. kelunakan
tubuhnya dan kehalusan kulitnya ditambah pertemuan dan gesekan antara kulit
dadaku dgn kedua payudaranya membawa sensasi yg luar biasa bagi diriku. Irama
gerakan pinggulku dan pinggulnya tetap stabil. Tiba2 ibu mertuaku mendesah
dengan suara yg agak berbeda dan kedua matanya memejam rapat2. ahhk…ahhhh…Ia
mempererat dekapannya dan mengangkat pinggulnya agar s*****kangannya lebih
rapat dengan s*****kanganku. Setelah itu kedua kakinya mencoba mengkait kedua
kakiku.
Nampak ibu mertuaku menggigit bibir bawahnya dengan desahan dan rintihan. Dia
tak mampu menyembunyikan perasaan nikmat tiada tara ini. Dengan gerakan2 yang
semakin cepat dan cepat, naik turun … naik turun … dengan sangat erotis sekali.
Kepalanya oleng ke sana ke mari mengikuti geliatan tubuh dan mengimbangi
gerakan maju mundur penisku ke dalam memeknya. jilbab putih itu kini sungguh
sangat menawan bergetar-getar, berkibar-kibar, sungguh suatu pemandangan indah
dan sensasional. Gerakan bibir dan raut mukanya menunjukan kelelahan tercampur
dengan kenikmatan yg amat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Ia membuka matanya
dan wajahnya ia dekatkan ke wajahku sambil bibirnya terbuka dan memperlihatkan
isyarat utk minta aku cium.dengan nafasnya yang memburu..dia tetap tidak mau
melepaskan dekapanya pada diriku..
"ndi..makasih
ya.."hanya itu yang sanggup dia katakan kepadaku..
Selajutnya..kami seperti suami istri..kami sering melakukannya ketika istriku
tidak ada di rumah..bahkan sekarang aku sering membolos kuliah dan pekerjaanku
demi melayani ibu mertuaku. Yah..sekarang istriku menjadi dua..baik anak maupun
ibu mereka semua terlihat sangat membutuhkan ku
TAMAT