Gairah
Ibu Mertua & Baby Sitter
Kali ini adalah kisah petualangan seks gue yang lain.
Gue sudah nikah dengan wanita bernama Mira, gue kenal dia dari jaman SMU,
orangnya cantik alim dan penurut, wanita karir juga.
Tapi itu semua nggak membuat kelakuan gue berubah.
Kami sudah di karunia seorang anak laki-laki, yang gue kasih nama Deril berumur
1 tahun.
Karena kami berdua bekerja, kami memutuskan untuk menggunakan jasa baby sitter.
Suatu hari gue dan mira pergi ke suatu tempat penyaluran baby sitter, setelah melihat
profil-profil baby sitter yang ada, akhirnya kami berdua memutuskan memilih
baby sitter bernama yati
Yati adalah janda tanpa anak berumur 40 tahun, istri gue merasa cocok dengan
sumiati karena tampangnya yang keibuan dan profilnya yang paling bagus dari
baby sitter yang lain.
Sedangkan yang membuat gue setuju adalah, walaupun berumur 40 tahun wajahnya
masih terlihat muda, manis khas orang jawa, yati juga pandai merawat tubuh,
kulitnya yang berwarna sawo matang terlihat mulus dan bersih, untuk ukuran body
gue kasih nilai 8, dengan pantat besar dan lebar serta payudara besar alami
berukuran 38.
Dan gue percaya di balik wajah keibuannya yati memiliki nafsu seks yang tinggi.
Akhirnya mulailah hari-hari yati bekerja di rumah gue mengurus deril.
Pada suatu hari, tepatnya minggu siang saat di mana gue dan mira libur dan ada
di rumah,
Gue baru bangun tidur, gue langsung mencari mira, gue lihat yati sedang
menyuapi deril di taman belakang
“yati lihat ibu nggak?” tanya gue ke yati.
“di dapur kali pak” jawab yati, tapi dengan mata terbelalak ke arah bawah perut
gue,
biasa kalo bangun tidur kontol gue memang menegang, itulah yang di lihat yati,
karena gue hanya menggunakan celana boxer maka terlihatlah tonjolan besar di
s*****kangan gue itu.
“ya udah makasih” ujar gue cuek, dan berjalan ke arah dapur.
Pas di dapur gue lihat mira sedang menyiapkan masakan, dia mengenakan tank top
tanpa bra, sehingga payudara besarnya seakan mau tumpah dari dalam tank top
itu, di padu dengan hotpants yang gue yakin udah nggak pake cd lagi di
dalamnya.
Gue peluk mira dari belakang, tangan gue langsung meraba payudaranya sedangkan
mulut gue ciumin lehernya, gue jilatin juga daun telinganya,
“ah papa, bikin kaget aja, baru bangun ya pa?” tanya mira.
Gue nggak menjawab, gue angkat tanktop mira, sehingga terbebaslah payudaranya,
dan membuat tangan gue semakin leluasa meraba dan memainkan puting mira.
“ah papa entar kelihatan yati, nggak enak” ujar mira, walaupun dia sebenarnya
menikmati juga serangan gue ini.
Puas dengan payudaranya, tangan gue langsung menurunkan hotpants mira dan
melepaskan dari kakinya,
Gue pun jongkok dengan wajah tepat di pantat mira, gue angkat kaki kanan mira
ke meja dapur, lalu mulailah gue menjilati memek dan lubang pantat mira yang
mulus tanpa bulu, mira memang rajin mencukur wax bulu-bulu yang tumbuh di
kemaluan dan ketiaknya, dan itu yang bikin gue suka.
Sesekali gue selipin lidah gue bergantian antara lubang memek dan lubang pantat
mira.
“ahh, aahhh enak pa, terusin pa, aaahh” desah mira, tampaknya dia benar-benar
menikmati permainan lidah gue di s*****akangannya, sehingga lupa kalo
desahannya mungkin bisa terdengar oleh yati.
Setelah puas menjilati memek dan pantat mira, gue pun berdiri lagi, gue turunin
boxer gue, sehingga membuat kontol gue terbebas dan berdiri sempurna.
Tanpa tunggu lama langsung gue arahin kontol gue masuk ke memek mira.
“aaahhhh enak pa, terus pa yang kenceng pa, ah, ah, ah” desah mira keras.
Sambil terus menghujam memek mira dari belakang, tangan gue pun meremas dan
memainkan puting payudara mira yang besar dan tegang.
Gue tarik badan mira hingga rapat di dada gue, lidah gue bermain menjilati daun
telinga mira.
Tanpa gue sadari ternyata dari ruang makan yang berada tepat di sebelah dapur,
sepasang mengamati permainan gue dan mira.
Itu adalah yati, yang dengan tetap menggendong deril mengintip dengan pandangan
penuh nafsu.
Cukup dengan gaya berdiri, gue tarik kursi yang ada di dapur, gue duduk dan
mira pun jongkok menghampiri kontol gue dan mulai menjilati seluruh permukaan
batang kontol gue, dan sesekali membenamkan kontol gue dalam mulutnya.
Karena posisi duduk gue menghadap pintu dapur, maka gue bisa melihat yati yang
sedang mengamati permainan gue dan mira.
Yati yang sadar kalo perbuatannya gue ketahui bukan menghindar, malah berusaha
memancing gue.
Yati membuka kancing bajunya, dan mengeluarkan payudaranya dari dalam BH nya,
mulut deril yang sedang menghisap susu dari botol di pindahkan ke payudaranya,
sambil mengamati permainan gue dan mira, yati juga menikmati hisapan deril di
payudaranya, yati mengerlingkan matanya dan menatap tajam ke gue dengan penuh
gairah.
Mira masih terus sibuk menghisap batang kontol gue tanpa tahu dari balik pintu
yati sedang mengamati.
“ayo mah naik sini” ujar gue mengangkat mira dan memangku dia dengan posisi badan
menghadap gue membelakangi pintu dapur.
Mira membimbing kontol gue masuk ke memeknya.
“aaaahhh enak pa, isep tetek mama pa, ahhh, ahh” desah mira seiring masuknya
kontol gue dalam memeknya.
Mulut gue pun sibuk menjilati dan menghisap payudara mira, tapi mata gue terus
tertuju ke arah yati, yang sekarang sudah mengangkat roknya dan memainkan
memeknya dengan jari tangannya.
Pancingan yati membuat gue semakin bergairah, gue remas pantat mira dan
menggoyangkan dengan cepat, sehingga membuat kontol gue pun masuk semakin dalam
ke memek mira dan membuat mira makin keras mendesah.
“ah,ah,ah, ayo pa terus pa yang kenceng, aaahhh” mira mendesah panjang,
tangannya mencengkeram erat kepala gue merapat ke dadanya, menandakan mira
telah mencapai klimaks.
Tak lama gue pun merasakan ejakulasi, gue lepas kontol gue dari memek mira, gue
berdiri dengan kontol tepat mengarah ke wajah mira yang langsung jongkok di
depan gue.
“aaahhh ma, papa keluar ma, aaahhh” sambil gue terus mengocok kontol gue,
keluarlah sperma gue membasahi wajah mira.
Setelah keluar semua sperma gue, gue terduduk lemas di kursi, mira langsung
menghampiri dan membersihkan kontol gue dengan jilatan lidahnya, kontol gue pun
disedot sampai ngilu.
Gue melirik ke yati, dan mengerlingkan mata ke dia, yati pun tersenyum dan
berlalu dari balik pintu dapur.
Semenjak kejadian di dapur itu gue selalu mencari kesempatan untuk merasakan
tubuh montok yati.
Seperti misalnya waktu yati lagi gendong deril, gue menghampiri pura-pura ingin
mencium deril tapi malah mencium bibir yati, dan tangan gue meremas pantat yati
yang lebar dan montok, dan ketika gue mau menggendong deril tangan gue sengaja
mengenai payudaranya, yati sendiri tidak marah dia hanya kaget, karena dia juga
suka sama majikan kayak gue.
Dan akhirnya tibalah saat di mana gue bisa benar-benar merasakan tubuh yati
yang mulus dan montok itu,
Ceritanya suatu hari ibu mertua gue menelepon dari kampung, meminta untuk di
jemput oleh istri gue.
Ibu mertua gue tinggal sendirian di kampung, karena merasa bosan tinggal sendiri
akhirnya dia jual rumahnya di kampung dan minta pindah dan tinggal bersama gue
dan mira di jakarta.
Dengan alasan nggak dapat cuti karena ada kerjaan dari kantor, mira pun pergi
sendiri menjemput ibunya dengan menggunakan kereta.
Gue mengantar hingga ke stasiun gambir saja, setelah mira berangkat, gue
bukannya ke kantor malah kembali ke rumah, sepanjang perjalanan terbayang wajah
dan tubuh yati, dan apakah dia mau bersetubuh sama gue, majikannya sendiri.
Sesampainya di rumah gue parkir mobil dan masuk ke rumah mencari yati,
Gue lihat deril lagi tidur di kamarnya, yati pasti ada di belakang pikir gue.
Gue langsung melangkah ke arah belakang menuju kamar yati,
Pas melintasi kamar mandi belakang gue mendengar yati sedang mandi,
“wah udah siap-siap nih” pikir gue.
Gue pun memutuskan untuk menunggu di kamar yati, gue buka semua baju gue sampai
telanjang, dan duduk di tempat tidur hanya menggunakan selimut.
Tak lama yati keluar kamar mandi dan m*****kah ke kamarnya, begitu membuka
pintu dia terlihat kaget,
“aahh bapak, bikin kaget aja, nggak masuk kerja pak, ibu mana? Tanya yati,
“kamu tenang aja, kita bebas sekarang, ibu lagi nggak ada” jawab gue sekenanya.
“duduk sini dong temenin saya” ujar gue mengajak yati untuk duduk di tempat
tidur.
Yati pun mendekat, dan sepertinya dia memang sudah tahu apa yang gue mau,
sebelum naik tempat tidur dia lepas dulu handuk yang melilit di tubuhnya.
Benar-benar tubuh yang bagus, payudara yang besar dan kencang tidak terlihat
turun dengan puting tegang berwarna coklat gelap, dan pantat yati benar-benar
montok dan lebar.
Begitu yati duduk di sebelah gue,
“pak sebelumnya saya minta maaf, kalo saya lancang” ujar yati pelan seperti
menahan nafsu yang sudah membara.
“memang ada apa yati?”tanya gue, sambil tangan gue mulai merangkul dan mengelus
payudaranya.
“yati suka sama bapak” jawabnya sambil tertunduk.
“saya juga suka sama kamu, dan kamu bebas di sini selama kamu mau, dan saya
akan memperlakukan kamu istimewa” ujar gue sambil mengangkat dagu yati.
Gue menatap mata yati, dan mulai mendekatkan bibir gue ke bibirnya.
Kami pun berciuman begitu mesra, bagaikan sepasang kekasih yang telah lama
tidak bertemu.
Lidah yati bermain dalam mulut gue, begitu pun sebaliknya, kadang kami saling
menggigit bibir dengan lembut.
Permainan yati selembut penampilannya, walaupun nafsu telah menggelora namun
dia tidak terburu-buru, karena dia ingin benar-benar menikmati semuanya.
Sambil bibir kami bertautan, tangan yati bergerak turun menjamah batang kontol
gue, dan mengocok dengan lembut.
Tangan gue pun meraba payudaranya dan memainkan putingnya.
Dari bibir yati, mulut gue turun ke leher hingga sampai ke payudaranya,
Gue jilatin sekeliling puting yati, dan gue hisap hingga meninggalkan bekas
merah di payudara yati.
Menerima serangan di payudaranya, tangan yati semakin meremas batang kontol
gue, matanya terpejam menikmati setiap jilatan lidah gue di putingnya.
Lalu gue tidurkan yati, gue buka selangkangannya hingga terlihat lubang memek
dengan bulu halus di sekitarnya, terlihat berkilau karena cairan yang mulai
membasahi permukaan memek itu.
Gue mulai menjilati lubang memek yati dengan lembut dan perlahan, yati mendesah
pelan merasakan memeknya tersentuh oleh lidah gue.
Jilatan gue turun ke arah lubang pantat yati, sesekali gue selipin lidah gue di
antara dua lubang itu, dan gue gigit lembut itil yati yang sudah menegang,
memek yati berbau harum, bukti bahwa walaupun lama tidak ada yang menjamah
daerah sensitifnya ini, yati tetap merawatnya.
“pak, sini pak punya bapak yati isep” ujar yati meminta untuk menghisap kontol
gue.
Gue pun duduk di sebelah yati, dan yati menyandarkan kepalanya di paha gue,
sehingga kontol gue tepat di depan mulutnya.
Yati pun membuka mulutnya dan memasukkan kontol gue dalam mulutnya, dengan
pelan dan lembut yati mengocok kontol gue dalam mulutnya, seolah dia ingin
merasakan setiap gesekan kontol gue dalam rongga mulutnya.
Permainan mulut yati di kontol gue memberi kenikmatan tersendiri buat gue,
kadang lidahnya menjilati seluruh permukaan batang kontol gue hingga ke biji
peler dan lubang pantat gue, dengan lembut dan pelan.
“gimana yati, udah mau di masukin memeknya?” tanya gue lembut sambil mengelus
rambutnya.
“eehhm iya pak” jawab yati singkat, lalu melepas kontol gue dari mulutnya, dan
mulai mengambil posisi jongkok menghadap gue, dengan memek tepat di atas kontol
gue.
Kontol gue di genggam oleh yati di arahkan masuk ke memeknya.
“aaahhh enak pak, udah lama saya nggak begini, aaahh” desah yati seiring
masuknya kontol gue dalam memeknya.
Setelah kontol gue masuk semua ke memekmya yati, mulai menggoyang pantatnya
dengan lembut, kontol gue terasa di jepit dalam memek yati.
“uuhhh yati memek kamu enak banget” desah gue menikmati goyangan pantat yati.
Sambil menikmati goyangan pantat yati, tangan gue meremas pantatnya sedikit
keras sedangkan mulut gue bergantian menghisap payudara kanan dan kirinya.
Yati mengangkat kepala gue dan mencium bibir gue dengan lembut, lidah kami pun
saling bertautan di dalam mulut.
Cukup lama kami dengan posisi bercinta yati duduk di pangkuan gue, hingga tiba
saat di mana yati mengejang pertanda dia sudah merasakan klimaks pertamanya,
tangannya meremas rambut gue, mulutnya mencium mulut gue dengan lidah bermain
liar di dalam mulut gue.
“uuuhhmmmm,aahhhhh, ehhhmmm, aaahhhh” desah yati, seiring keluarnya cairan
klimaks dari memeknya membasahi kontol gue yang masih bersemayam dalam memek
yati, bahkan cairan klimaks yati semakin membuat kontol gue hangat dan licin
dalam memeknya.
Setelah yati sedikit tenang, gue angkat tubuhnya dan gue rebahkan dengan posisi
telentang, gue buka s*****kangan, dan gue arahkan kontol gue ke dalam memeknya,
sekarang gue yang bekerja memompa kontol gue dalam memek yati, yati mengimbangi
hujaman kontol gue dengan menggoyangkan pantatnya ke kanan dan kiri.
“aaah ayo pak bikin saya klimaks lagi”minta yati.
Goyangan pantat yati membuat kontol gue seakan di remas di dalam memek yati,
sodokan gue semakin cepat mengejar ejakulasi.
Tapi malah yati yang klimaks lagi untuk kedua kalinya.
“aaahhh saya keluar lagi pak. Aaaahhh enak pak” desah yati seiring klimaks
keduanya.
Gue pun kelelahan namun kontol gue masih belum menunjukan tanda akan
menyemburkan spermanya.
Gue cabut kontol gue dari memek yati dan terduduk lemas di sebelah yati.
“bapak hebat, saya sudah dua kali, punya bapak masih tegang aja” ujar yati,
sambil memeluk paha gue, tangannya mengenggam kontol gue, dan lidahnya
menjilati kepala kontol gue.
“iya tapi saya capek, istirahat dulu sebentar ya” jawab gue sambil mengatur
nafas.
Sambil tetap menjilati kontol gue yati berujar,
“kalo bapak masukin ke lubang pantat saya pasti cepet keluar pak” kata yati.
“ah yang bener kamu, emang kamu mau lubang pantatnya saya masukin” tanya gue
penasaran.
“saya akan aksih apa saja untuk orang yang saya suka pak” ujar yati, sambil
merubah posisinya menjadi telungkup.
Melihat pantat yati yang besar dan montok, semangat gue bangkit lagi.
Langsung gue buka belahan pantat yati, gue jilatin permukaan lubang pantat yati
dan gue masukin air liur gue dalam lubang pantat itu.
Setelah yakin lubang pantat yati cukup licin untuk penetrasi, langsung gue
arahin kontol gue ke arah lubang pantat itu.
Gue buka belahan pantat yati untuk mempermudah kontol gue masuk ke dalam lubang
pantatnya.
Begitu kontol gue masuk menembus lubang pantatnya, yati mendesah,
“aaaahhhh enak kan pak, lebih njepit rasanya” ujar yati.
Kontol gue bener-benar di jepit oleh pantat yati, setiap gesekan yang gue
rasakan benar-benar membuat gue meringis keenakan.
Akibat sensasi gesekan kontol gue dalam lubang pantat yati, akhirnya gue pun
mencapai ejakulasi,
“aaaahh yati saya keluarin di pantat kamu ya, aaahhh” desah gue seiring
menyemburnya sperma dari kontol gue membasahi dinding lubang pantat yati.
Setelah terasa habis sperma yang keluar, gue tarik kontol gue dari lubang
pantat yati dan gue arahin ke mulutnya.
Yati menyambut dengan antusias, menjilati dan menghisap kontol gue, nggak lama
terdengar tangisan deril, sehingga membuat yati bangkit dari posisi tidurnya
dan mengenakan handuk.
“maaf pak, deril bangun saya lihat dulu ya” ujarnya sambil beranjak keluar dari
kamarnya.
Mulai sekarang gue bebas berhubungan dengan yati, pastinya tanpa sepengetahuan
istri gue, dan yati selalu bersedia kapan pun gue ajak ngentot, bahkan kalo dia
lagi haid pun gue masih bisa menikmati permainan mulut dan sempitnya lubang
pantatnya.
Istri gue sudah kembali dari kampung bersama dengan ibunya, ibu mertua gue ini
bernama yuni, berumur sekitar 50 tahun, selalu menggunakan kebaya
sehari-harinya dengan rambut di sanggul khas orang jawa.
Tubuh ibu mertua gue ini sedikit gemuk, payudara dan pantat besar seperti mira
istri gue, tapi kulitnya masih mulus, keriputnya belum kelihatan, mungkin
karena dia rajin luluran.
Pakaian kebaya yang di pakainya dengan setagen yang ketat di bagian perut,
membuat bagian pantat dan dadanya semakin membusung.
Jujur gue nafsu juga dengan ibu mertua gue ini.
Akhirnya keinginan gue untuk merasakan tubuh nertua gue kesampaian.
Awalnya suatu hari gue nggak masuk kerja karena nggak enak badan, kepala gue
sedikit pusing.
Setelah istri gue berangkat kerja, mertua gue yang tahu kalo gue sakit, masuk
ke kamar gue.
“kamu sakit apa mo, kok ndak kerja?” tanya mertua gue, sambil mengambil posisi
duduk di pinggir tempat tidur sebelah gue.
“kapala saya pusing bu, badan pegel, kayaknya sih masuk angin” jawab gue
“wah mesti cepet di obatin tuh mo, ibu kerok terus ibu pijat mau dak” tanya
mertua gue lagi.
“boleh bu, kalo nggak ngerepotin” jawab gue.
“ya sudah kamu buka baju dulu, ibu mau ambil obat gosok di kamar” ujar mertua
gue, lalu langsung menuju kamarnya untuk mengambil obat gosok.
Ibu mertua gue masuk lagi ke kamar dengan membawa obat gosok dan uang logam di
tangannya, sedang gue sudah telanjang dengan bagian bawah hanya tertutup
handuk.
“ayo mo, tengkurep biar ibu kerokin punggungnya” ujar mertua gue.
Gue langsung merubah posisi menjadi tengkurep.
Selama punggung gue di kerokin, gue basa-basi dengan ibu mertua gue.
“kok ibu milih tinggal di sini bu, nggak kerasan di kampung” tanya gue
“iya mo, kan di kampung ndak ada keluarga lagi, anak ibu Cuma mira tok, ya
sudah ibu pindah ke sini saja, kamu keberatan ya mo” jawab mertua gue.
“oh nggak bu, saya malah senang kok, kalo ibu nggak ada sekarang siapa yang
urusin saya”
“iya dong, malah bagus kan, jadi tambah rame, ibu juga kangen sama deril”
ujar mertua gue lagi.
“rumah di kampung kosong dong bu” tanya gue
“rumah itu udah ibu jual, ya nanti duitnya juga buat warisan mira sama kamu”
jawab mertua gue.
“ayo sekarang telentang biar ibu pijat dadanya” ujar mertua gue.
Gue pun menuruti perkataannya, sekarang posisi gue telentang, dan ibu mertua
gue membaluri dada gue dengan obat gosok dan mulai memijat badan gue mulai dari
tangan.
Gue akuin untuk ukuran wanita seumuran mertua gue ini, ten****ya masih kuat,
gue bisa merasakan pijatannya di badan gue yang besar dan berotot ini.
Apakah mungkin libido masih besar ya, gue berkhayal dalam hati.
“ayo kok di pijat malah bengong, mikir apa mo?” tanya mertua gue membuyarkan
khayalan gue.
“ah nggak bu, Cuma nggak habis pikir aja, umur seibu masih kuat mijit badan
sebesar saya” jawab gue.
“buat yang lain juga masih kuat mo, lagian kamu Cuma besar badan aja kok” ujar
mertua gue, yang gue belum ngeh arti omongannya barusan.
“yang lain apa bu, badan saya besar semua loh” pancing gue lagi, karena menurut
gue ibu mertua gue ini mulai genit ke gue.
“nggak apa-apa, udah diem lagi sakit kok cerewet” jawab mertua gue sekenanya,
gue lirik wajahnya memerah.
Sekarang pijatan mertua gue pindah ke dada gue, nah di sini gue ngerasa dia
nggak mijit gue, malah lebih terasa meremas dada gue yang bidang, apa Cuma
perasaan gue aja.
Waktu dada gue di pijat oleh mertua gue, posisi tangan gue tepat di depan
payudaranya, mata gue pun melirik ke belahan payudaranya yang kelihatan masih
kenyal menyembul dari kebayanya.
Gue deketin tangan gue sampai menyenggol payudaranya, ibu mertua gue diem aja
tetap memijat dada gue.
Gue gesek pelan tangan gue di payudaranya, suasana ini membuat kontol gue
ereksi, pelan tapi pasti kontol gue bangun dan terlihat makin menyembul di
balik handuk yang gue kenakan.
Pijatan mertua gue turun ke perut gue, membuat gue makin terangsang dan kontol
gue makin keras dan tegang.
Gue lihat mata mertua gue melirik ke gundukan di balik handuk gue.
“waduh kok malah bangun dedeknya” ujar mertua gue.
“itu berarti pijatan ibu manjur, dan saya sudah mulai sehat” jawab gue.
Tanpa panjang lebar, tangan mertua gue melepas handuk gue hingga terbebaslah
kontol gue dari balutan handuk, gue kaget.
Ibu mertua gue lebih kaget lagi.
“waduh punya mu gede banget mo, emang anak sekarang punya nya bongsor gini ya”
rupanya libido mertua gue masih tinggi, tangannya langsung menggenggam kontol
gue dan mengocok pelan.
“hampir nggak bisa kepegang sama ibu” ujar mertua gue lagi.
Gue pun bangkit dari tidur gue, dan meraih wajah mertua gue yang makin manis
kalo lagi nafsu.
“saya nggak gede badan tok kan bu” ujar gue sambil menatap dalam mata ibu gue.
“iya mo, kamu nggak bohong, ibu jadi pengen ngerasain lagi, semenjak bapak
nggak ada ibu nggak pernah ngerasain lagi” jawab mertua gue sambil tangannya
terus mengocok pelan kontol gue.
“ya udah kalo ibu mau, aku akan layani ibu sepuasnya” ujar gue, sambil langsung
mencium bibir mertua gue, lidah gue masuk menerobos mulutnya, membuat mertua
gue kaget, tapi lama kelamaan dia mulai terbiasa dan ikut menikmati, bahkan
lidahnya gantian masuk ke mulut gue.
Sambil tetap ciuman, gue angkat mertua gue ke pangkuan gue, tangan gue melepas
kancing kebayanya satu persatu, lalu gue lepas bh yang menutupi payudaranya.
Setelah terlepas semua kain yang menutupi payudaranya, mulut gue langsung
mengarah ke payudara mertua gue.
“aaaahhh isep mo, yang kenceng mo, aaahhh” mertua gue mendesah menerima
serangan mulut gue di payudaranya.
Dengan mulut sibuk menghisap dan menjilati payudara mertua gue, tangan gue
berusaha melepas kain jariknya, mertua gue ikut membantu melepas kain dan
celana dalamnya, sampai kami berdua akhirnya telanjang bulat.
“ibu udah pernah isep burung laki-laki?”tanya gue
“belum mo, emang enak ya?” tanya mertua gue
“enak bu, kalo ngga gini, memek ibu saya jilatin, terus ibu isepin burung saya”
ujar gue meminta mertua gue untuk mengangkang di atas kepala gue.
Mertua gue nurut aja, dan mulai mengangkangkan memeknya di atas kepala gue, dan
kontol gue tepat di depan wajahnya.
Tanpa tunggu lama gue langsung jilat lubang memek mertua gue dengan penuh
nafsu.
Mertua gue pun mulai menjilati kontol gue dan berusaha memasukkan ke dalam
mulutnya, tapi karena ukuran kontol gue yang besar hanya kepala kontol gue yang
masuk ke dalam mulutnya.
Puas dengan gaya 69, gue nggak sabar untuk membenamkan kontol gue dalam memek
mertua gue.
Gue rebahin mertua gue dengan posisi telentang, gue buka s*****kangannya, dan
gue arahin kontol gue ke memeknya.
“pelan-pelan mo, ibu udah lama nggak gini, selama ini Cuma pake tangan”
mertua gue berujar pelan.
Dengan perlahan gue masukin kontol gue ke memek mertua gue, terasa sempit namun
akhirnya masuk juga seluruh batang kontol gue dalam memek mertua gue itu.
“gimana bu, enak kan?” tanya gue
“he eh mo enak, kontol kamu pas di memek ibu, ayo mo di goyang dong” desah
mertua gue manja.
Gue pun mulai menggoyang pantat gue maju mundur, membuat kontol gue semakin
licin oleh lendir yang keluar dari memek mertua gue.
“ah,ah,ah,aaahhh terus mo yang kenceng mo” desah mertua gue.
Mendengar itu gue pun makin cepat mengocok kontol gue dalam memek mertua gue.
Sambil terus mengocok kontol gue dalam memeknya, badan gue pun menindih badan
mertua gue, gue jilatin payudaranya yang bergoyang seiring sodokan kontol gue
di memeknya.
“aaah mo aku keluar mo, aaaahhhhh,aaaahhhh, enak mo, aaaahhh” mertua gue
mendesah panjang seiring klimaksnya, gue langsung cium bibirnya, gue selipin
lidah gue dalam mulutnya, sambil terus gue percepat gerakan kontol gue dalam
memeknya.
Nggak lama gue pun mulai terasa akan ejakulasi, gue cabut kontol gue dari dalam
memek mertua gue, dan gue arahin ke mulut mertua gue.
Mertua gue langsung menyambut dengan langsung memasukan kontol gue dalam
mulutnya dan mulai menghisapnya.
Akhirnya keluarlah sperma gue di dalam mulut mertua gue, dia menahan pantat gue
agar kontol gue tetap dalam mulutnya, ternyata dia menelan semua sperma yang
keluar dari kontol gue dan membersihkan batang kontol gue dengan jilatan
lidahnya.
“mani mu enak mo, hangat, ibu doyan nelan mani, buat obat awet muda, dan biar
badan tetap kenceng” ujar mertua gue dengan mata mengerling ke arah gue.
“kalo ibu senang saya juga senang bu” ujar gue sambil mencium bibirnya.
Mertua gue pun bangun dan mengambil kebayanya di lantai dan berlalu keluar dari
kamar gue.
Mulai sekarang selain istri gue, gue bisa make baby sitter dan ibu mertua gue,
bebas di rumah gue sendiri.
TAMAT