Irwan Bagian 2 : Kakakku Yang Pengertian 1
Tak terasa
sudah hampir setahun lebih aku menjalani hari – hari menyenangkan bersama mama.
Saat itu usiaku sudah mau 17 tahun, sudah naik kelas 2 SMA. Untuk masalah
pelajaran, aku termasuk dalam kategori pandai, walau jarang belajar tapi nilai
– nilaiku selalu baik, mungkin karena aku memiliki kemampuan mengingat yang
kuat. Meski lumayan sering bolos namun tidak menjadi masalah, karena sekolahku
tidak terlalu ketat, dan juga nilaiku yang baik membuat bolosku tidak terlalu
menjadi masalah bagi sekolah. Namun untuk antisipasi mama kusuruh bertemu
kepala sekolah, kusuruh mama ngebokis sedikit, mama bilang kalau aku kadang
tidak masuk harap dimaklumi, karena kondisi fisikku kurang baik, jadi suka
sakit tiba – tiba. Dan kepala sekolahpun dapat memahami, karena yang memberikan
keterangan adalah orangtua muri sendiri. Dari segi kehidupan Sekskupun aku
sudah semakin pintar. Selain dengan mama, aku pernah melakukan hubungan Seks
dengan 2 orang teman sekolahku, yang kutahu bukanlah tipe wanita yang melakukan
seks untuk bayaran. Murni karena suka sama suka saja, nggak ada paksaan atau
ikatan, saling menikmati saja. Aku nggak pernah merasa harus mulai sibuk cari
cewek atau pacaran, bagiku keberadaan mama sudah cukup dan jauh lebih berarti.
Mama sendiri kini semakin sukses dengan bisnisnya, Perusahaannya kini semakin
berkembang dan diperhitungkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Mama juga
terlihat lebih cantik dan bahagia dengan keadaan yang kami jalani.
Mama sendiri tetap sering mengingatkan aku, bahwa aku bebas mencari pacar,
namun aku harus bertanggung jawab. Mama nggak mau aku main dengan pelacur. Mama
juga bilang kalau mencari wanita carilah yang membuatku nyaman dan merasa
bahagia. Mama bilang mama nggak bisa mengontrol aku setiap waktu, mama juga
nggak bakal tahu kalau aku berbohong, jadi mama menasehati, kalaupun aku
melakukan hubungan seks dengan siapapun nantinya yang menjadi pacarku, aku
harus bersikap gentle dan bertanggung jawab, jangan hanya mau enaknya saja,
semua resiko harus diterima dan dipertanggungjawabkan. Mama akan marah kalau
aku misalnya lari dari tanggung jawab bila menghamili orang. Mama merasa perlu
mengutarakan hal ini karena mama bilang, bohonglah kalau aku yang sudah kenal seks
ini bisa melakukan pacaran tanpa harus melibatkan seks. Jadi mama merasa
berkewajiban memberiku nasehat.
Namun aku yang sedang merasakan bahagia dan kenikmatan hubungan dangan mamaku,
tidak terlalu peduli, bahkan aku merasa tidak niat cari pacar, mama sudah
cukup. Aku bilang ke mama, bahwa saat ini mama adalah mamaku dan juga istriku.
Tidak peduli mama setuju atau tidak, mama adalah juga istriku. Aku selalu
berkeras akan hal itu, karena bagiku memang seperti itu, aku bahagia sama
mama,dan menganggap mama adalah segalanya bagiku. Namun aku tidak pernah mau
memanggil nama mamaku, Susan, bagiku panggilanku saat bercakap, saat sedang
berstubuh adalah Mama. Aku merasakan sensasi tersendiri dengan satu kata itu :
Mama. Mama sendiri akhirnya mengiyakan keinginanku yang keras itu.
”Iya saat ini mama juga adalah istrimu dalam kehidupanmu, namun hanya sampai
kamu menemukan istri yang sebenarnya ya Wan. Dan jangan protes lagi, atau mama
akan marah.... ”
Senang hatiku
mendengarnya, mama setuju menjadi istriku. Walau hanya kami saja yang tahu, itu
sudah lebih ari cukup bagiku.
Kakakku Erni sendiri saat itu 19 tahun dan baru saja kuliah jurusan Psikologi.
Sering nggak tentu datang ke rumahnya, lebih banyak di kota B di rumah opa
omaku. Kakakku ini amat sayang padaku, juga pada mamaku. Orangnya sendiri
supel, terbuka. Kakak amat memanjakan aku, juga paling senang becanda sama aku.
Hubungan kami sangat dekat dan akrab. Biasanya kalau kakak datang, kami bertiga
pergi makan keluar, terus jalan – jalan ke mall, cafe atau nonton bioskop.
Tentu saja aku dan mama harus menahan diri dan berhati – hati kalau ada kakak,
untungnya kakak tahu kalau dari dulu kadang – kadang suka tidur di kamar mama,
jadi tak akan curiga kalau aku di sana, paling berpikir aku masih kolokan,
namun secara umumnya sih jatahku berkurang. Kalau untuk fisiknya, kakakku juga
cantik, berambut panjang, tinggi juga hampir 170 cm, bodinya seksi, dadanya
juga besar. Jujur saja, aku tidak terlalu memiliki niat atau hasrat melakukan
hubungan seks pada kakakku ini. Kalau untuk urusan seksi, iyalah, sama seperti
mama, kakak juga nggak terlalu memperhatikan busana kalau di rumah, di depan
aku juga tidak canggung untuk memakai daster atau baju tidur yang mini, juga
kalau berenang tidak canggung memakai bikini. Bohong kalau aku bilang kontolku
tidak tegang kalau sedang melihat kakak berbikini, tapi itu kan wajar saja, aku
kan lelaki normal. Tapi untuk melakukan hubungan seks, rasanya aku nggak
terlalu memikirkannya, karena aku sudah bahagia dan cenderung menyukai melakukannya
dengan mama yang kuanggap sudah matang dan sedang dalam kondisi tubuh sempurna
sebagai wanita. Aku benar - benar lebih suka melakukan dengan mama. Semua
hasratku bisa tersalurkan bersama mama. Kalau sama mama aku benar – benar tidak
bisa mengontrol hasratku, tapi kalau sama kak Erni, entah kenapa aku masih bisa
menahan diri sengaceng – ngacengnya kontolku. Tapi kadang jalan kehidupan
memang tidak dapat ditebak, akhirnya aku juga melakukannya dengan kak Erni.
Prosesnya agak sedikit aneh dan tidak terduga olehku dan akan kukisahkan di
sini.
Pagi itu aku libur sekolah, biasa katanya ada rapat guru, mama sudah berangkat
ke kantornya. Suntuk benar campur capek sisa menggarap mama tadi malam. Si Mbak
yang biasa nyuci kayaknya datang hari ini dan lagi nyuci di belakang, mungkin
tadi sudah ketemu mama. Aku lalu sarapan sambil membaca koran olahraga. Nggak
lama kemudian aku nyalain TV, nonton acara musik. Sejam kemudian si Mbak pamit
pulang. Bosan juga, mau internetan malas...terus aku ingat ada kaset PS3 yang belum
aku coba, segera aku ke kamar, ngambil PS3 dan kasetnya, main di ruang keluarga
saja deh. Lumayan juga, game balapan mobil jedar jeder ini bisa bikin hati
senang. Tidak terasa sudah siang.
”Hei...!” tiba – tiba terdengar suara jeritan ceria dan tangan yang menutup
mataku. Terasa ada empuk – empuk tetek menempel di bahuku.
”Aduh kak Erni ngagetin saja nih.”
”Kok nggak sekolah Wan ?”
”Libur. Kakak juga tumben datang nggak kasih kabar ?”
”Sengaja kok, kakak lagi libur semesteran.”
”Naik apa kemari kak ?”
”Tadinya sih mau bareng sama temanku, tapi mereka baru balik besok, akhirnya
naik kereta api tuh.”
”Coba telepon dulu, kan bisa Irwan jemput di stasiun.”
”Hehe...biar suprise ah. Mama juga nggak tahu tuh.”
”Gimana kabar opa sama oma kak ?”
”Baik, kamu tuh jarang nengokin, padahal kan ke sana sebentar.”
”Iya..iya cerewet amat.”
”Gimana sekolahnya ? Sudah punya cewek belum ?”
”Ih...nih orang cerewet deh, mending kakak istirahat dulu, terus telepon mama.”
”Oke boss...”
Kakak lalu mencium pipiku dan segera berdiri, lalu berjalan ke dalam, nggak
lama terdengar suara yang ceriwis juga ketawa - ketiwi, rupanya kakak lagi
nelpon mama. Akupun kembali meneruskan main game. Dari dalam terdengar suara
kakakku berteriak ”Wan, kata mama nanti nggak usah jemput. Mama pulang sama
supir kantor. Terus nanti malam kita makan di luar.” Aku hanya mengiyakan saja,
masih asik sama game balapku. Nggak lama suasana kembali sepi, kayaknya kakakku
yang bawel itu sedang istirahat tidur. Senang sih aku dengan kedatangan kakak,
tapi itu berarti aku dan mama tidak bisa begitu bebas lagi...oh nasib berkurang
deh jatahku. Karena aku juga sudah lama main game, aku pun memutuskan untuk
tidur juga. Lumayan biar segar nanti kalau malam jalan sama mama dan kak Erni.
Sorenya aku bangun, kembali teringat kak Erni yang baru datang, akupun
membereskan mainanku kembali ke kamar, lalu berjalan ke arah kulkas, cari
makanan. Sambil mengunyah kue, kulihat di kaca belakang, kak Erni lagi tiduran
di bangku di pinggir kolam renang. Wah enak juga nih sore – sore berenang. Aku
segera berjalan ke arah kolam. Nampak kakakku lagi bersantai dengan baju renang
bikininya, namun bagian atasnya masih ditutupi kaos.
”Kak, kok nggak bangunin aku ?”
”Ngapain, kamu sih mentang – mentang libur, maunya malas – malasan terus.”
”Sudah makan belum kak ?
”Sudah, tadi masak spaghetti.”
”Jahat amat, makan sendiri, nggak bagi - bagi.”
Kakakku hanya tertawa, aku yang sebel segera loncat ke kolam dan berenang.
Segar rasanya, bolak balik dari sisi satu ke ujung lain. Puas berenang, aku
naik ke atas, menuju lemari handuk, mengeringkan tubuh, lalu berjalan ke bangku
lain di samping kakak. Kak Erni masih bermalas – malasan. Akupun ikut berbaring
di bangku berjemur. Matahari masih agak terik. Mataku kembali mengantuk, karena
angin sepoi – sepoi. Tiba – tiba kak Erni bangkit dan kini dalam posisi duduk,
kulihat dia membuka kaosnya, nampak keteknya yang bersih sedikit ditumbuhi bulu
yang halus dan jarang. Kulihat BH bikininya bergoyang saat kak Erni mengangkat
kaos. Ugh...kontolku langsung mengeras, kuarahkan pandangan mataku terfokus ke
daerah dada kak Erni. Wow...nampaknya kakak sudah tumbuh berkembang dengan baik
dan menjadi wanita yang seksi, seingatku dulu BH bikini kakak nggak seketat
sekarang, nampaknya tetek kakak bertambah besar, sudah hampir seukuran mama.
Juga pinggul dan pantatnya yang tampak lebih montok dan berisi. kontolku
mengeras sejadi – jadinya. Lagi enak – enaknya terpesona, kudengar suara kakak
”Woiii...ngapain bengong, ngelihatin apa kamu?”
”Nggak...mata Irwan nggak bisa nolak rejeki kan”
”Dasar baru gede kamu, sini, tolong dong usapin lotion ke punggung kakak.”
Wah sungguh tawaran yang menggiurkan, lumayan buat menghibur adikku yang lagi
mengeras di balik celanaku ini. Sekalian jahilin kakakku ini. Kak Erni lalu segera
tengkurap. Akupun segera memulai tugasku, Posisiku berdiri membungkuk dengan
kaki mengankang di atas pantat kak Erni. Segera kutuang lotion ke tanganku,
akupun segera mengusapkannya ke punggung dan badan kakakku. Sengaja aku
mengusap – ngusap dengan agak bertenaga sedikit, seperti memberikan pijatan.
Kayaknya kakakku menikmatinya.
”Enak Wan, rasanya nyaman, bikin pegel kakak hilang. Sekalian deh kakinya.”
”Wek...maunya, memangnya tukang pijit.”
”Segitunya, sekali – kali kenapa mijitin kakaknya.”
”Iya deh, tapi itu tali BHnya dibuka ya, biar nggak nyangkut – nyangkut.”
”Ya sudah, kamu tarik sendiri.”
Akupun segera menarik tali BH bikini tersebut. Kuambil lotion kembali, sengaja
aku memulai dari kaki, kuusap lotion dan memulai memijit dari telapak kaki, lalu
betis, naik lagi ke paha, lalu tanganku sampai ke daerah CD, sengaja aku
lebarkan kaki kakak pelan – pelan. Nampakbelahan pantatnya yang montok. Kupijit
dengan lembut kedua belahan pantatnya, jariku juga dengan perlahan dan sesekali
menyentuh ”tanpa sengaja” bagian terluar daerah memek kakak yang tertutup CD.
Kak Erni juga diam saja, entah tidak tahu atau sangat menikmati pijitanku.
Cukup lama aku memijat daerah pantat kakak. Samar – samar aku mencium bau aroma
menyenangkan yang sudah lama kukenal, masa sih memek kak Erni mulai basah.
Akupun meneruskan pijatanku dengan khidmat. Kak Erni berdehem sambil tertawa
dan mengatakan kalau yang harus kupijit seluruh badan, bukan pantat. Aku pun
mengambil kembali lotion, kali ini aku duduki pantat kak Erni, lalu aku mulai
memijat punggung kak Erni. Kuusap – usap dan kubelai dengan lembut dan
bertenaga bergantian. Saat sampai bagian tengah punggungnya, sengaja aku
lebarkan jari – jari tanganku, dan sedikit menyentuh bagian pinggir teteknya.
Nampaknya kak Erni benar – benar enjoy dengan profesiku sebagai tukang pijit,
membiarkan saja semua pijatanku. Tanpa terasa kontolku makin mengeras dan
berdenyut – denyut. Sebelum aku kebablasan akupun segera menyudahi kegiatanku.
”Kak, sudah ya capek nih.”
“Yah..pijatan kamu enak lho, pegel kakak hilang nih, bentar lagi deh.”
”Ogah ah, capek. Memangnya bagian depan juga mau dipijit ?” tanyaku belagak
lugu.
”Yehh...itu mah kakak bisa sendiri.Ya sudah, makasih ya adikku sayang.”
Kak Erni lalu segera berbalik, tangannya memegang BH bikininya, lumayan agak ke
bawah sedikit sih, sehingga gunung kembarnya terlihat seperti meloncat keluar.
Makin ngaceng deh...mending ke dalam deh. Baru saja aku berjalan, kudengar
suara kak Erni sambil tertawa..
”Wan, benar lho pijatanmu enak, makasih ya, tapi kok tadi rasa – rasanya ada
benda aneh terasa di atas pantat kakak...ha..ha..ha.”
”Sialan....kan aku lelaki normal, ini kan juga salah kakak...huh.” balasku
tengsin.
”Makanya cari pacar sana...”
”Bawel ah...sudah deh berenang sana.”
Akupun segera menuju ke dalam rumah, gawat nih, kontolku benar – benar nggak
kompromi, terpaksa deh pakai cara tradisional. Segera aku masuk ke dalam,
berdiri di tempat yang tidak terlihat dari arah kolam renang, namun aku bisa
melihat ke sana. Kulihat kak Erni sedang duduk, nampaknya sedang mengoleskan
lotion pada bagian depan tubuhnya. Celanaku segera kupelorotkan, tangan lumayan
licin sisa lotion mijit kaki tadi, aku segera mengocok kontolku, kulihat kak
Erni sedang mengoleskan lotion pada area teteknya, nampak teteknya bergoyang,
tangannya masuk ke balik BHnya, duh kenapa nggak diangkat sedikit saja sih
pikirku. Kocokan semakin kencang. Lalu kak Erni nampak melebarkan kakinya, kini
sedang mengolesi wilayah sekitar paha dan s*****kangannya. Kukocok kontolku
makin cepat, Denyutan terasa makin kencang...Creet...creet..ah akhirnya keluar
juga, lega rasanya. Segera saja kubersihkan muncratanku dengan celanaku, lalu
segera menuju kamar mandi. Sambil mandi aku tersenyum sendiri...sudah lama juga
aku tidak onani, karena biasanya langsung sama mama. Namun hari ini darurat,
daripada bablas....
Tak lama kemudian mama pulang, setelah mama istirahat dan mandi, kami pun pergi
jalan ke luar. Malamnya Kak Erni minta tidur di kamar mama, biasalah sudah lama
tidak ketemu, juga karena dia semangat menceritakan kegiatan barunya di dunia
perkuliahan...puasa deh malam ini. Besoknya juga sama...duh banyak banget sih
ngegosipnya, tinggal aku merana sendiri di kamarku. Mama bukannya nggak paham
dengan kondisiku, namun kami harus menjaga rahasia kami.
Untunglah hari ketiga kak Erni merasa bahan gosipannya sudah berkurang dan
memutuskan tidur di kamarnya, aku sengaja memutuskan untuk tidur di kamarku
sendiri, untuk kemudian nanti masuk menyerang ke kamar mama. Sewaktu kami
nonton TV malam itu, saat kak Erni tidak melihat, aku mengedipkan mata ke mama
sebagai kode nanti malam aku kepingin, Mamapun balas mengedip dan tersenyum.
Tidak lama kemudian aku bilang sudah mengantuk, dan segera ke kamarku. Di kamar
aku nyalakan laptopku dan mulai browsing, biasa pemanasan dikit buat adikku.
Lega rasanya sebentar lagi bisa bermesraan kembali dengan mamaku tersayang.
Huh...tersiksa berat aku, 3 hari ini mama sibuk kerja, juga tidak bisa aku
datang ke kantornya, karena sedang rapat terus membahas proyek baru, sehingga
tidak ada waktu buat nyolong – nyolong melakukan hubungan. Belum lagi kontolku
ngaceng terus kalau lihat kak Erni dengan bikininya di kolam renang tiap sore.
Setengah jam kemudian aku dengar TV dimatikan, dan suara kak Erni mengucapkan
selamat tidur ke mamaku. Sabar bentar lagi dik...kamu akan menemukan lubangmu....sabar. Aku
meneruskan menjelajahi situs – situs porno favoritku. Satu jam kemudian aku
matikan laptopku, kubuka pintu kamar pelan – pelan, mataku melihat ke arah
kamar kak Erni, kamar kami bertiga memang terletak di lantai dua, mengendap aku
ke sana, kutempelkan telingaku di pintunya, selama satu menit aku konsentrasi
mendengarkan, nampaknya tidak ada suara apapun. Yakin bahwa kak Erni sudah
tidur, aku segera menuju kamar mama, membuka pintu, nampak mama mengenakan baju
tidur mininya, sedang membaca. Mungkin karena birahi kami yang sedang dahaga,
dan juga karena biasa bebas saat kak Erni tidak di rumah, maka aku jadi agak
sembrono saat itu, aku hanya menutup pintu sebatas tertutup, tanpa melihat
apakah sudah tertutup rapat, apalagi menguncinya. Yang ada dalam otakku adalah
segera bermesraan dengan mama tersayang.
Mama yang melihatku masuk, segera menghentikan kegiatan membacanya, ditaruhnya
bukunya ke meja di samping ranjang. Aku segera naik ke atas tempat tidur, tanpa
basa – basi aku segera mencium bibir mama dengan gairah yang membara..sementara
tanganku meremas – remas tetek mama yang masih terbungkus baju tidurnya...
”Ma, aku kangen banget nih...”
”Iya sayang, mama juga.”
Kami berciuman dan saling meraba satu sama lain, mama meremas – remas kontolku
yang sudah mengeras di balik celanaku. Dengan cepat aku segera membuka kaosku,
lalu segera menelanjangi mamaku, mamapun membantu aku melepaskan celanaku.
Segera saja aku gumuli mamaku. Aku peluk dan ciumi bibirnya, bulu keteknya,
lalu aku segera turun ke daerah teteknya, mulutku dengan rakus segera menciumi
dan menghisap puting susu mama yang besar bergantian, tanganku pun mulai meraba
dan membelai – belai rambut kemaluannya yang lebat, Kuremas – remas rambut
kemaluan yang tebal dan menggairahkan itu, lalu kuusap – usap memeknya,
jarikupun mulai dengan lincahnya mencari lubang memek mama, segera kutusukkan
ke dalamnya. Mama nampaknya juga memahami gairahku, dan menerima semua rasa dahagaku
yang tertahan selama 3 hari ini. Tangan mama memeluk punggungku, membelainya
dengan lembut, wajahnya menunjukkan ekspresi bahwa ia mau aku memuaskan semua
dahagaku. Tangannya pun mulai turun ke arah pantatku, dibelainya pantatku, lalu
mulai menuju ke arah kontolku, diraihnya kedua biji pelerku, diusap – usap dan
dimainkan dengan amat lembut. Lalu ia mulai mengelus dan mengocok kontolku.
Ugh...nikmat sekali rasanya, saat tangan halus mama mengocok kontolku, aku pun
terus menciumi dan memainkan tetek mama, sudah basah tetek mama oleh ludah dan
keringat. Puas dengan tetek mama, kembali kuangkat ke atas sebelah tangan mama,
bulu keteknya sungguh merangsang birahiku, aku kembali mengaeahkan lidahku ke
sana, kujilati dan kuciumi sepuas hatiku, aroma wangi dari mama yang rajin
merawatnya menggelitik hidungku dan makin membuat kontolku mengeras. Puas
bermain – main, aku segera mengarahkan kontolku ke tetek mama, Mama sudah paham
apa yang kumau dan segera mengapit kedua teteknya, aku segera memaju mundurkan
pantatku untuk menggerakkan kontolku yang sedang dijepit dengan nikmat di
antara tetek mama yang besar itu. Puting mama yang kecoklatan nampak mengeras
dan mencuat ke atas dengan mempesona. Kupilin – pilin dengan jariku, membuat
mama mendesah...
Lalu tanpa merubah posisi, tangan mama segera menarik dan mendorong pantatku ke
depan, sehingga kontolkupun kini berada tepat di depannya, tangan mama segera
memegang batang kontolku dan mulutnya mendekat, lidahnya mulai menjelajahi dan
menari – nari di atas kontolku, Ooohhh.....rasanya tiada tara. Perlahan
mulutnya mulai menelan kepala kontolku, lalu batangnya, sampai ke pangkalnya,
dihisap dan dikulum – kulum dengan kuat namun nikmat. kontolkupun berdenyut –
denyut nikmat saat mulutnya mulai memompa kontolku. Pelan lalu cepat bergantian
ditimpali dengan permainan lidah yang lihai, membuatku hanya bisa mendesah
menahan kenikmatan ini. Nampaknya mama benar – benar ingin melumat habis kontolku
dengan mulutku, saat aku hendak menyudahi Oral Seks ini, tangannya menahannya,
ya sudah aku biarkan saja, mama makin semangat dan mengulum dan menghisap kontolku
dengan sangat panas. Kadang mulutnya menghisap dan mengulum biji pelerku sambil
tangannya mengocok kontolku, lalu kembali mulutnya bermain dengan kontolku. Lama
kelamaan kontolku semakin berdenyut kuat, rasanya mau keluar nih sebentar lagi.
”Ma...aku sudah mau keluar nih.” Mama makin mempercepat hisapannya, dan paa
timing yang tepat membuka mulutnya di depan kepala kontolku, sementara
tangannya memegang kuat batang kontolku. Dilepasnya sesaat saja,
Creeettt....spermaku keluar dengan perlahan ke mulutnya, Lalu digenggam lagi
dengan kuat, sesaat dilepas lagi...spermaku kembali menetes perlahan, dan mama
kembali menggenggam kuat, kali ini agak lama, akhirnya mama melepaskannya, kali
ini kepala kontolkupun memuntahkan sperma dengan jumlah agak banyak dan kental,
Mama menampungnya ke dalam mulutnya. Memandangku, kulihat mulutnya penuh dengan
spermaku, sesaat kemudian mama menelannya, lalu menjilati dengan rakusnya sisa
sperma yang meleleh di sekitar kontolku.
”Sudah lama mama nggak ngerasain sperma kamu sayang.”
”Ma tadi enak banget, mama pintar banget waktu bikin Irwan keluar bertahap
gitu, rasanya enaakkkkkk bangeet.”
”Siapa dulu dong mamanya, nah nanti gantian kamu yang puasin mama.” Mamapun
mengelap mulutnya dengan tissue yang tersedia, lalu meminum air di gelas yang
ada di meja samping ranjang. Walau baru keluar namun tidak butuh waktu lama
bagi kontolku untuk tegang kembali...kontol ini pasti akan cepat tegang bila
sudah berada dekat mamaku Susan yang telanjang dan mempesona ini.
Saat itu kami benar – benar dibakar api birahi yang menyala, sehingga tidak
menyadari pintu kamar mama sedikit terbuka, karena di luar agak gelap dan kami
sedang sibuk dan panas – panasnya, kami tidak menyadari ada sepasang mata yang
sedang melihat dengan mata terbelalak.
Erni berdiri terpaku di depan pintu, kaget dan terkejut dengan kenyataan yang
dia lihat sedang terjadi di dalam kamar mamanya. Tadinya dia bermaksud ke kamar
mama untuk meminjam buku sebagai bahan bacaan karena dia belum bisa tidur, dia
membuka dan menutup pintu kamarnya juga dengan pelan, agar tidak mengganggu
adik dan mamanya. Begitupun saat hendak masuk ke kamar mamanya, ia bermaksud
melakukannya dengan pelan, agar tidak membangunkan mamanya. Namun ia heran
karena pintu kamar mamanya tidak tertutup rapat, dan saat ia mendekat terdengar
suara desahan dan rintihan yang sudah ia hafal benar sebagai suara apa. Penuh
keheranan dan tanda tanya ia mendorong sedikit pintu itu perlahan sekali, dan
ia kaget dan terkejut mendapati adik dan mamanya yang telanjang, juga mamanya
yang sedang menghisap kontol adiknya. Mulutnya ternganga, tidak bisa
mengeluarkan suara apapun, sementara kakinya juga tidak bisa beranjak dari situ.
Akhirnya ia pun melihat adegan yang sedang berlangsung di kamar mamanya.
Irwanpun segera turun ke daerah s*****kangan mamanya, mamapun segera menaikkan
lututnya dan membuka lebar kedua kakinya, nampaklah memek mama yang mempesona.
Segera saja Irwan menciumi rambut kemaluan mamanya, lalu mulai menjelajahi
permukaan memek mamanya dengan lidahnya, dijilati semuanya. Kemudian perlahan
jarinya mulai melebarkan memek mamanya, kembali lidahnya menjilati dengan
buasnya seisi memek mamanya, lidahnya ditusuk – tusukkan ke lubang memek
mamanya, lalu lidahnya mulai menuju ke arah itil mamanya, kacang enak itupun
mulai dijilati dan dimainka dengan lidahnya, itil mamapun mulai membesar, makin
bersemangat saja Irwan memainkannya, mamapun mendesah penuh kenikmatan. memek
mama sendiri mengeluarkan aroma nikmat yang membuat mabuk kepayang.
”Jiiilaaat terusss Wan.”
”Ya...ya....mainin itil mamaaa, terusss yang..”
”Oooohhh......Aaahhhh...Awww,....!”
Erni melihat adegan yang berlangsung tersebut dengan berdebar – debar, dari
arah pintu dilihatnya adiknya sedang menjilati memek mamanya, terlihat juga kontol
adiknya yang besar bergoyang – goyang, Ada sensasi dan perasaan aneh yang
menjalar pada diri Erni. memeknya di balik celana dalam terasa berdenyut –
denyut dan panas, tanpa sadar tangannya mulai meremas – remas teteknya sendiri,
memainkan putingnya, lalu tangannya bergerak ke bagian bawah baju tidur
mininya, mulai mengelus – ngelus celana dalamnya, perlahan lalu makin
kuat....kini tanganya pun mulai memasuki celana dalamnya, terasa rambut
kemaluannya yang lebat, lalu tangannya pun mulai mengusap – ngusap memeknya,
semakin lama semakin cepat, sementara ia berusaha menahan suaranya agar tidak
terdengar. Lalu ia pun mulai menurunkan celana dalamnya, kini ia segera berlutut,
kedua kakinya agak ia lebarkan, jemari tangannya segera mencari itilnya, lalu
mulai menggosok – gosok itil tersebut...walaupun pemandangan yang dilihatnya
mengagetkan dirinya, namun ia tidak bisa menahan perasaan aneh panas yang
menjalar dan menggelitik birahinya. Jarinya terus memainkan itilnya sementara
matanyapun terus menatap dengan lekat adegan adiknya yang sedang menggarap
mamanya.
Mama Susan terus menggelaitkan badannya, mulutnya mendesah – desah keenakkan,
sementara pinggul dan pantatnya bergerak semakin liar...Irwan semakin ganas
saja memainkan itil mamanya, jarinya juga ikut menusuk – nusuk lubang memek
mamanya, semakin lama – semakin cepat, kontolnya sudah mengeras menikmati
rintihan dan desahan kenikmatan mama. Lidahnya bergerak amat cepat menyapu dan
membelai itil mamanya, desahan dan erangan mama mulaitidak beraturan dan keras,
pertanda mama sudah tiba pada pertahanan terakhirnya, benar saja, tak lama
kemudian dengan tubuh mengejang dan pantat yang sedikit terangkat, terasa memek
mama menyemburkan cairan hangat orgasmenya.
”Wah...libur 3 hari membuat permainan lidah kamu jadi ganas yang..”
Baru saja mama
selesai mengucapkan kalimatnya, Irwan segera menarik kaki mamanya, diangkatnya
kedua kaki mamanya, sementara ia berlutut di depan memek mamanya. Tampak
olehnya memek mamanya yang memerah karena permainan lidah dan jarinya, segera
ia menurunkan pantatnya sedikit, lalu memajukan kontolnya ke depan, karena memek
tersebut sudah basah, mudah saja kontolnya menerobos lubang memek mamanya,
terasa hangat dan nikmat. Dimaju – mundurkan kontolnya dengan seirama, kedea
kaki mamanya menggantung di bahunya, sementara dari pantat ke kepala tetap
dalam posisi membaring, mama mengangkat kedua tangannya dan mengapitkannya di
belakang kepalanya sendiri, terlihat bulu ketek mamanya yang lebat dan mulai
basah oleh keringat, makin bernafsu saja Irwan jadinya, pompaan kontolnya
semakin cepat dan ditancakan sedalam mungkin, tetek mama bergoyang dengan
cepat...plok...plok...plok...bunyi kontol yang sedang memompa memek mamapun
terdengar jelas . Mamapun mendesah dengan nikmat. Irwan pun mulai mengubah
tekhniknya, sengaja ia memompa dengan pelan beberapa kali dulu, lalu mulai
menarik kontolnya perlahan sampai batas ujung kepala kontol, lalu blesss...membenamkannya
lagi, terus berulang – ulang. Setiap kali akan menerobos masuk dilakukan dengan
cepat dan bertenaga sehingga langsung menancap sedalam mungkin, terasa sampai
ujung liang memek mamanya. Mama pun makin bergeliat keenakan, merasa nikmat
sekali setiap kali kepala kontol Irwan kembali menghujam lubang memeknya dengan
kuat, sementara menghujam, kontol tersebut membelai lembut itilnya, nikmat
tiada tara. Irwan sendiri merasakan rasa geli yang enak sekali pada kepala kontolnya
setiap menerobos masuk kembali ke lubang memek mamanya. Tak butuh waktu lama,
mama kembali mengejang dan mengalami orgasme. Irwanpun berhenti sebentar.
”Lagi dong yang...kok berhenti capek yah ?”
”Enggak..ganti posisi ya ma, aku duduk, mama di pangku, aku mau mainin tetek
sama ketek mama.
”Boleh...”
Irwanpun segera menyandarkan badannya ke kepala ranjang, kakinya lurus di atas
ranjang, mama segera duduk di atas kontol Irwan, posisi tubuhnya membelakangi
Irwan, tangannya dinaikkan ke atas mengapit kepala Irwan. Perlahan mama meregangkan
kakinya, memeknya sudah merah karena hujaman kontol Irwan, lubangnya sudah
membuka, perlahan diturunkan pantatnya, lalu Jleb....kontol Irwanpun menerobos
denga leluasa ke lubang kemikmatan mama tersebut, dari belakang tangan Irwan
segera meremas – remas kedua tetek mamanya, diremasnya dengan kuat dan gemas,
dimainkan dan dipilin – pilinnya puting mama yang sudah membesar, sementara
lidahnya mulai menjilati ketek mamanya. Mama sendiri mulai menaik turunkan
pinggulnya, memulai memompa kontol anaknya, terlihat cairan sisa orgame
mengalir turun membasahi batang kontol anaknya.
Mata Erni terpaku melihat ke arah ranjang, kini terlihat posisi mamanya yang
menghadap ke arahnya, Irwan yang sedang menjilati ketek mamanya dan meremas –
remas tetek besar mama. Juga terlihat kontol adiknya yang besar sedang bergerak
naik turun memompa lubang memek mama yang sudah merah karena dipompa oleh kontol
besar tersebut dalam waktu lama. Diperhatikan wajah mamanya, Erni belum pernah
melihat ekspresi mama seperti itu, wajah mamanya terlihat penuh kebahagiaan.
Kembali Erni melihat ke arah kontol adiknya yang sedang menghujami memek mama.
Jemari Erni semakin cepat memainkan itilnya pada memeknya yang sudah sangat
basah menyaksikan adegan seks antara Irwan dan mama. Erni merasakan kenikmatan
menjalar di sekujur tubuhnya akibat rasa enak yang dia dapati saat memainkan
itilnya. Itilnya sendiri memang agak besar, lebih besar dari mamanya dan
menonjol keluar. Semakin cepat dan tanpa henti ia memainkannya. Gairahnya juga
sedang terbakar. Saat ini ia tidak dapat berpikir mengenai mengapa adik dan
mamanya bisa melakukan persetubuhan yang harusnya tidak boleh terjadi, namun
itu bisa menyusul, saat ini ia sedang sibuk memuaskan dirinya akibat
menyaksikan adegan panas yang terjadi.
Irwan masih memainkan ketek dan tetek mamanya. kontolnya kini mengeras sekeras
– kerasnya, aroma ketek mama menimbulkan rangsangan tersendiri yang tidak bisa
dilukiskan. Kini iapun mulai ikut menaik turunkan pantatnya, mengimbangi
goyangan mamanya, semakin lama semakin cepat dan seirama seiring deru nafas
kenikmatan yang terjadi, kini ia menjilati leher mamanya, mama menggelinjang
kegelian, lalu ia mencari bibir mamanya, mama balas menciumnya dengan tidak
kalah panas, lidah mereka bertautan dengan cepat, saling menarik, goyangan kontol
dan memek semakin cepat, tangan Irwan semakin kuat meremas – remas dan
memainkan tetek mamanya yang besar, semaikn kuat ia merasakan denyutan pada kontolnya,
mama sendiri semakin menggelinjangkan tubuhnya, berbarengan dengan Irwan
menyemprotkan spermanya, mamapun memuntahkan orgasmenya yang kesekian kali.
Di luar kamar Ernipun terkulai lemas, memeknya sudah basah kuyup, ia juga baru
mengalami orgasme yang hebat, memeknya masih berdenyut – denyut nikmat sehabis
memainkan itilnya. Matanya tetap mengawasi yang terjadi dalam kamar, nampaknya
tidak ada tanda – tanda adiknya akan keluar, dilihatnya adiknya dan mamanya
terdiam lemas, masih berciuman dengan mesra, nampak sperma menetes keluar dari
lubang memek mamanya membasahi kontol adiknya yang masih menancap di dalamnya.
Dilihat wajah keduanya yang nampak bahagia dan puas. Erni membiarkan dirinya
berdiam diri sebentar, beristirahat, otaknya mulai bisa berpikir jernih
kembali, kalaupun ia tetap di sini juga, adegan berikutnya yang akan terjadi
juga sama saja, tetap saja adegan adik dan mamanya yang bersetubuh dengan
panasnya, jadi lebih baik aku kembali ke kamar. Lalu ia mengambil celana
dalamnya, menyeka cairan yang tersisa di lantai dengan celana dalamnya, lalu
berdiri dan m*****kah ke kamarnya perlahan dan tanpa suara.
Di dalam kamar mama, Irwan dan mama masih tetap dalam posisi seperti tadi.
Lemas dan puas. Berdiam diri memulihkan tenaga yang terkuras sehabis memuaskan
dahaga yang sempat tertahan 3 hari ini. Kemudian terdengar suara mama memulai
percakapan.
”Mama puas dan nikmat sekali sayang.”
”Irwan juga ma, rasanya terobati deh puasa 3 hari ini.”
”Ya...nggak apalah Wan, kan ada kakakmu, kita juga harus hati – hati. Toh kalau
Erni sedang tidak pulang kita bisa melakukan kapan saja kita mau.”
”Iya ma,Cuma kadang – kadang Irwan suka nggak kuat.”
”Maklumlah kamu masih muda, masih penuh semangat dan mudah terangsang.”
”Mama juga kan.”
”Ah...nakal kamu.”
Lalu mama segera mencabut kontolku dari memeknya, menjilat sisa sperma yang
masih ada di kontolku, aku melao keringat di tubuhku dan mama dengan handuk
yang tersedia. Setelah itu kami berbaring dan berpelukan, saling berciuman
dengan mesra. Malam itu Irwan kembali menggarap memek mamanya sebanyak 2 kali
lagi, sebelum kembali ke kamarnya. Sebelum masuk e dalam kamarnya, dilihatnya
kamar kak Erni, tetap tenang tak ada suara, masih tidur pikirnya, lalu Irwan
pun masuk ke kamarnya dan tidur. Senyum puas tersungging di wajahnya. Karena
kelelahan dan terlalu panas semalaman memuaskan birahi bersama mama, Irwan
kecapekan dan bolos sekolah besoknya.
Erni di kamarnya berbaring, tapi matanya tidak terpejam, masih terbayang jelas
adegan yang dia saksikan tadi. Setelah tiba di kamar barulah ia bisa memikirkan
secara jelas hal tadi. Apa yang disaksikannya tadi amat mengejutkan juga
membuat dirinya marah, Bagaimana bisa mama dan Irwan....itu jelas terlarang,
lain halnya kalau Irwan dengan wanita lain, mama dengan pria lain, tapi
ini...mereka ibu dan anak. Irwan juga lelaki, badannya bagus, wajahnya ganteng,
usianya juga sedang kritis – kritisnya sama yang namanya seks, kalaupun ia
sudah mengenal dan melakukannya, aku bisa paham. Aku sendiri juga sudah sering
melakukannya dengan pacarku. Tapi mengapa harus dengan mama, mengapa Wan ? Dan
mama kenapa kau harus melakukannya dengan Irwan, anakmu ? Apa yang sudah
terjadi selama ini..??? Kalau dilihat dari panasnya adegan tadi, wajah mereka
yang bahagia juga mesranya mereka, nampaknya hal ini sudah berlangsung lama,
pasti ini juga karena aku yang tidak ada di rumah ini. Kesempatan mereka amat
besar. Lalu kenapa aku tadi bisa terangsang...?? Ah persetan dengan itu, wajar
saja kan, kalaupun itu bukan mama dan Irwan tapi bila melakukan persetubuhan
sepanas tadi, pastilah aku yang melihatnya akan terangang, akukan wanita
normal. Tapi bukan itu yang harus aku pusingkan. Besok saat mama kerja, aku
akan minta keterangan semuanya dari si Irwan, hal ini nggak bisa dibiarkan
berlanjut. Irwan, Irwan adik kecilku ini ternyata sudah menjadi lelaki yang jantan
yang mengerti bagaimana memperlakukan dan memuaskan wanita........egh...kontolnya
juga besar dan panjang...gimana rasanya bila kontolnya menyodok memekku...Arghhh...kenapa
jadi mikirin kontolnya adikku, mana bisa begitu, dia kan adikku, masa aku bisa
memikirkan kemaluan adikku di saat seperti ini. Sudah mendingan aku tidur dulu,
percuma aku pusingkan sekarang, toh besok semuanya akan terjawab......
Baersambung
Irwan Bagian 2 : Kakakku Yang Pengertian 2