PENGALAMAN DENGAN TETEHKU
Kisah ini
kembali aku ceritakan ketika aku sedang off kuliah karena materi kuliah aku
sudah selesai dan tinggal menyelesaikan skripsiku.Karena banyak waktu luang aku
kerjakan skripsiku tersebut di kampung.
Di kampung sambil menikmati waktu senggang aku sering bermain-main dengan
teman-temanku di rumah (nama aku samarkan dng mbak Ni).Rumah mbak Ni memang
sering buat ngumpul-ngumpul anak-anak muda di kampungku.Karena mbak Ni
dikampung aku memang sudah bukan rahasia lagi dia mempunyai kelainan seks.Dia
seorang (maaf) lesbi jadi anak-anak dikampungku tidak merasa canggung untuk
bermain ke rumah dia.
Mbak Ni tinggal bersama adik dan iparnya dan dengan 2 anak adiknya.Mas Ranto
dulu sempat tinggal di Subang dan karena dia ada kasus di tempat kerjanya maka
memutuskan untuk kembali ke kampungnya beserta Teh Yuni dan dua anaknya.Mas
Rinto orangnya memang pendiam tapi di balik itu dia mempunyai kebiasan memakai
dan menjual obat-obat terlarang.Di suatu hari Mas Ranto ketahuan sedang menjual
obat-obat terlarang dan dilaporkan oleh warga kampung sebelah keaparat dan oleh polisi dia dijadikan TO.
Mas Ranto lalu kabur entah kemana dan istri serta dua anaknya ditinggal di
rumah mbak Ni.
Istrinya mas Ranto,mbak Yuni kita memanggil teh Yuni dengan “mbak” hari-harinya
selalu menangis karena dia merasa malu pada tetangga,mana dia tidak ada
pekerjaan di sini dan harus menanggung dua anaknya.Usia mbak Yuni waktu itu
beda 5 tahun denganku sekitar 27an.Sudah hamper 2 bulan tidak ada kabar dari
suaminya dan akhirnya dia memutuskan untuk berjualan.Dia minta aku untuk
memberikan pinjaman untuk d****g,
”Don..pinjami mbak dong buat modal usaha,mbak pingin jualan rujal..yah lumayan untuk tambahan uang jajan si Ria dan Arif”pintanya kepadaku.Mbak Yuni memang paling dekat dengan aku karena anaknya yang paling kecil si Arif suka mengajak jalan-jalan naek motorku.Akhirnya dengan uang yang aku punya mbak Yuni biasa membuka warung rujak meskipun kecil-kecilan.Dan karena rujak yang dia bikin memang termasuk enak d****gannya selalu laris sebelum sore.Aku selalu maen ke rumah mbak Yuni sore hari setiap habis jualan sekedar ngobrol…
”Don aku mandi dulu ya…”,kata mbak yuni.
”Ya lah mandi
dulu sana mbak,aku ngajak si Arif muter-muter dulu…sambil nganter mbak Ni kerumah
temennya”kataku.
Karena anak kecil aku ajak naek motor dia sudah tidur duluan dijalan sehabis
mengantar mbak Ni dan aku memutuskan untuk balik ke rumah mbak Yuni.Sambil
menggendong Arif kubawa dia kedalam kamar mbak Yuni.
”Mbak Yun..Arif dah tidur nih…”,seruku ma mbak Yuni.
”Tidurin aja
dikamar Don…,”sahut mbak Yuni dari belakang.Setelah aku meletakkan Arif di
tempat tidur kututup pintu kamar dan lalu aku ke dapur dimana aku tadi meletakkan
rokok aku.Dan kulihat mbak Yuni masih duduk dengan memakai handuk yang
dililitkan dibadannya sambil merokok.
“Lah belum mandi mbak..tumben merokok,”kataku.
“Ntar lagi deh..lg keringetan…aku minta rokoknya satu ya Don…lg puyeng ni..,”kata mbak Yuni.
“Ambil aja mbak..si Ria mana mbak kok gak keliatan,”tanyaku
“Ria tadi pagi dibawa sama kakeknya ke Subang,biar dia sekolah disana
aja…,”katanya .Dan kulihat genangan air matanya mulai tumpah.
”Ya udah lah mbak biarin daripada di sini mbak Yuni gak bisa nyekolahin Ria biar dibiayai kakeknya,”bujukku lagi sambil mendekati mbak Yuni dan duduk disampingnya.Dengan masih merokok mbak Yuni mengusap air mata dan mencoba untuk tegar.Tiba-tiba mbak Yuni memelukku
“Don sory ya mbak belum bisa balikin uang Dony yang mbak pinjem…”pintanya.Karena kaget aku sempat gelagapan sambil menjawab
”Yaa..ddahh..gak pa2 mbak..nanti kan juga ada rejeki lagi”.
Karena mbak Yuni memelukku sambil duduk di bangku panjang sehingga dia mendoyongkan badannya ke arahku.Teteknya menempel di dada kananku,kenyal rasanya dank arena dia hanya melilitkan handuk yang tidak begitu besar dan hanya sampai ke atas kurang lebih 20 cm dari lutut sehingga paha atasnya tersibak.Dadaku jadi berdebar-debar melihat paha mbak Yuni yang putih mulus.Bisa aku gambarkan badan mbak Yuni tinggi hanya sekitar 150 cm dan ukuran dadanya 35 dan masih terlihat kencang,kulitnya kuning dan agak langsing di bodynya,wajahnya tidak cantik dan jauh dari jelek,tapi “face” nya tidak membosankan.Reaksi spontan di kontolku melihat pemandangan yang…ahhh…badannku langsung panas dingin.Entah kenapa padahal sebelumnya juga biasa-biasa saja,kadang-kadang dia berlari ke kamar mandi tanpa memakai bajupun pernah aku liat.Dan akupun hanya ketawa-ketawa aja kalau melihat tingkah dia yang mungkin buat orang lain bisa menaikkan birahi kaum lelaki.Dan itu pun tidak dilakukan di depanku saja kadang-kadang didepan teman-teman yang sering nongkrong di rumah mbak Ni, meskipun tidak bugil saat aku melihat waktu itu.Sehingga kami menanggapi biasa saja karena mungkin itu ungkapan perasaan saat ditinggal pergi Mas Ranto,agak stress kita bilangnya.Tapi kali ini benar-benar membuat gairahku naik seketika dan celanaku terlihat menonjol.Mbak Yuni pun langsung sadar ketika ada tonggak yang naik di celanaku dan masih sambil sesenggukan diapun tidak bias menahan rasa gelid an akhirnya tersenyum.Sambil mengusap air matanya dia nyeletuk,
”Ternyata kamu
napsu sama orang yang lagi sedih ya Don…”.
“Ah mbak Yuni ni ada-ada aja..”,bantahku.
“Buktinya aku jalan sambil bugil aja..kamu cuma ketawa-ketawa…,”jawabnya sambil
nyengir.
”Udah ah aku
mau mandi…ikut gak ,”ajaknya sambil memelorotkan lilitan handuknya meskipun tidak
melepaskan hanya menggantung di dadanya dan punggungnya terlihat sampai di atas
belahan pantat.
“Mumpung gak ada orang nih..,”ledeknya sambil nyengir.
“Kemarin kan ada mbak Ni sm anak-anak…,nah sekarang…,”masih sambil nyengir dia
masuk kekamar mandi dan menunjuk kearah kontolku yang masih agak nongol dengan
matanya.
“Aku pulang dulu mbak ah…mau mandi juga,”teriakku.
“Kok pulang…mau ngapain?”balasnya dari kamar mandi.
“Mau ngocok ni…habis dipeluk emak-emak,”seruku dan sambil berjalan keluar rumah dan masih
terdengar cekikikan mbak Yuni karena jawabanku tadi.Sambil menarik nafas karena
membayangkan tubuh mbak Yuni tadi aku bergegas mengambil motor dan pulang.
Pada malam hari rumah mbak Ni sudah ada anak-anak kampungku yang biasa
nongkrong di rumah itu.Karena siangnya mereka pada kerja dan tidak seperti aku
yang masih kuliah,mereka sudah bisa mencari uang sendiri.Maka itu malam kita
bisanya ngumpul sambil gitaran atau main kartu.
“Don anterin mbak yuk..beli susu si Arif sama beli makan…aku gak masak mbak
Ni katanya gak pulang mala mini jadi nanggung klo masak,”tiba-tiba dari
belakang suara mbak Yuni.
“Gak bawa motor aku mbak..sama si Toro aja deh..,”jawabku males.”Kamu pake
motor ku aja sana nanggung lagi asyik maen kartu ne..kamu kan cuma gitaran
sendiri,”kata Toro.
“Iya..pake
motornya aja..lagi nanggung ne kita berempat…”timpal Encun.
“Sini kunci motornya…”kataku sama Toro.
”Yuk mbak
sekarang…,”ajakku sama mbak Yuni.
“Nitip si Arif ya Cun…belum bangun dari tadi sore tuh di kamar…,”kata
mbak Yuni sama Encun.Kemudian aku dan mbak Yuni segera berangkat ke Supermarket
untuk beli kebutuhan mbak Yuni.
“Jadi ngocok tadi don…,”mbak Yuni membuka pembicaraan.
”Yee..sayang amat aku ngocok…lecet anuku mbak,”jawabku.
”Hihihi…enakan langsung ke
lubangnya ya….,”gurau mbak Yuni.
“Mbak mundur dikit dong mbak…,”kataku sama mbak Yuni.
“Kenapa don..,”tanyanya.
“Ntar punggungku bolong kena tetek mbak…”,jawabku sambil cengengesan
Mbak Yuni bukannya mundur dia malah semakin merapatkan dadanya ke punggungku
dan tangannya pegangan di pahaku.
”Gak
ah..enakan nempel..anget,” katanya sambil menekan jarinya di pahaku.Kembali penisku mulai
meronta karena jarinya tinggal berapa centi dr batang kemaluannku.Dan karena
aku sedari sore tadi sudah mulai horny gara-gara mbak Yuni mencoba menggodaku
hingga kebawa sampai detik ini.
“Don udah lama sejak tinggal di Subang dengan mas Ranto aku jarang
berhubungan….”mbak Yuni membuka pembicaraan.
”Sejak dia
mulai sering keluar malam..yang kutahu dia mulai main dengan obat-obatan,mbak
jarang sekali di jamah sama dia.Pulang selalu malam-malam dan pagi mbak
berangkat kerja dia masih tidur,”katanya.
“Sampai sekarang…,”tanyaku.
“Ya pernah tapi jarang..itupun kalo dia lagi pengen banget.Mbak juga udah gak
gitu bernapsu karena dia jarang bersih-bersih badan kalo pulang
malam,”jawabnya.
”Apalagi
sekarang mas Ranto gak tahu kemana…,”jawabnya lagi
Sampai lah kami di supermarket dan mbak Yuni masuk ke dalam sendirian dan
sekitar seperempat jam dia keluar.
“Cari makan yu sekarang..,”ajaknya.Dan kami pun cari tempat makan untuk mbak
Yuni.
”Kamu udah
makan belum Don…sekalian yuk,gak jadi bawa pulang…makan ditempat aja,”tanyanya.
Setelah selesai makan kamipun pulang karena sudah terlalu lama kami makan
sambil ngobrol sampai lupa kalo motor itu punya Toro.Sampai dirumah ternyata
tinggal Toro yang nunggu motornya.
”Lama amat ye perginya…,”tanyanya.
”Sorry toy…..,”belum selesai aku menjawab mbak
Yuni menimpali
“Tadi motor kamu bocor..kita nyari tempat tambal ban dulu…,”sahutnya.Akupun sempat kaget
, cepat juga mbak Yuni bo’ongya.akupun nyengir dengarnya.
”Sorry ya
Toy…,”kata mbak Yuni.
“Gak pa2 mbak…berapa niganti uang tambal..,”jawabnya gak enak.
”Gak kok pake
uang dony tadi…,”liriknya ke aku.
“Yah kalo Dony sih gak perlu aku ganti…ya gak Dony…hehehe…aku pulang dulu ya besok mau kerja…oh iya
mbak tadi si Arif bangun sebentar tapi tidur lagi Cuma minta minum doang…,”kata
Toro.
”Makasih ya
Toy…,”jawabku.
Mbak Yuni masuk ke dalam nengokin si Arif mana tau dia bangun lagi.Aku duduk
diruang depan sambil menyalakan rokok.Mbak Yuni keluar dan mengajak aku ke
dalam,
”Dony..masuk kedalam aja
yuk..mbak juga pingin merokok nih,gak enak di luar,”Akupun mengikuti mbak Yuni
dari belakang dan ternyata di sudah memakai daster yang tipis dan bawahnya
diatas lutu.Ahh..gila lekuk tubuhnya kelihatan jelas dengan pantat yang masih
bulat naik.Pikiran ku mulai jorok lagi melihat pemandangan di depan aku.
“Mbak bikini kopi ya Don…,”katanya.
”Bbbo..bboleh…,”gelagapan
aku menjawab karena pikiranku masih ke bagian belakang mbak Yuni.
Akupun duduk di dapur sambil menunggu mbak Yuni buat kopi.Sambil merokok aku
memandangi kembali tubuh mbak Yuni dari belakang.
“Duduk di taman samping aja yuk Don biar asep rokoknya gak didalam
rumah…,”ajaknya sambil membawa kopi.
Dan kamipun duduk di sofa bekas yang memang sengaja di taruk di taman dalam
rumah yang letaknya di samping dapur.”Bagi rokoknya don…,”pinta mbak Yuni
sambil mengambil rokok yang aku letakkan di meja kecil depan kami.Dan kembali
aku melihat tetek di balik dasternya yang longgar meskipun tidak begitu terang
karena hanya lampu dari dapur yang menerangi taman tersebut.Terlihat memang
masih bulat apa karena menggantung saat agak menunduk waktu mengambil rokok di
meja.
“Gak pake BH ya mbak…,”aku iseng menanyakan sama mbak Yuni.
”Ih kok liat aja sih..dasar nakal,”jawab mbak Yuni sambil mencubit pahaku.
”Ya emang
keliatan nyembul..gimana aku gak liat…polos bener…,”bisikku.
Mbak Yuni menghidupkan api rokoknya dan menghisap dalam-dalam,
”Heeeh….sudah lama Don mbak
gak merasakan berpeluh dengan mas Ranto…,”jawabnya sambil menyandarkan tubuhnya
ke sandaran sofa dan kembali dasternya ketarik keatas hingga bagian pahanya
terbuka ke atas.Serba salah aku untuk meletakkan posisi dudukku untuk sandaran
karena penisku mulai lagi berdiri dan apalagi aku hanya memakai celana dalam
boxer yang agak longgar dan celana pendek basket sehingga dalam suasana cahaya
lampu dari dapur masih terlihat celanaku menonjol.Tapi karena posisi mbak Yuni
yang juga seenaknya akupun juga masa bodo karena nafsu ku yang sudah
memuncak.Dan karena kami duduk di sofa kecil yang memang hanya untuk dua orang
paha kamipun saling beradu.
mbak Yunipun bangkit dari sandarannya dan kembali tangannya memegang pangkal
pahaku,
”Don..bantu mbak lagi ya..sekali ini saja…”pintanya sambil menggesek-gesekkan tangannya yang menambah rangsangan di selangkanganku.Akupun hanya terdiam gugup dan hanya bisa menatap mata mbak Yuni.Jelas terdengar nafasnya mulai memburu dan tangannya mulai memegang batang penisku yang sudah tegang.Saat yang memang aku tunggu-tunggu dari tadi datanglah sudah.
”Mau ya
Don…,”kata mbak Yuni sambil masih meremas kontolku.
Aku hanya mengangguk saja dan masih posisi bersandar kurasakan suatu sensasi
kenikmatan di penisku.Dan kemudian kurasakan tangan mbak Yuni menarik celana
pendek dan celana dalamku.Akupun membantunya untuk membuka celanaku dan
membuang rokok yang masih ada di tangan aku dan mbak Yuni.
Kini tinggal baju yang menempel di badanku dan mbak Yunipun mulai mengambil
posisi jongkok dan kembali memegang kontolku sambil mengocok pelan.
“Ahhh….mmmhhh….mbbaak……,”rintihku keenakan.Dan mbak Yuni kembali memulai aksinya dengan
mulai mengulum batang penisku.
“Mmmppphhh..sslluuppp….Don…..mmmmhhhhh….,”bisik mbak Yuni.
Tangankupun tidak bisa tinggal diam kutari tali daster di pundaknya kebawah dan
kuraba teteknya yang membayangiku sore tadi sambil meraba-raba mencari
putingnya sebelah kanan.
“Ouughh…Don…ennaakk…..janghaan kenceng-kenceng yaa….mmmmmhhh….,”desah mbak Yuni dan lupa untuk
mengulum penisku.
Dan dengan nafas memburu dia berdiri dari jongkoknya dan duduk di atas
pangkuanku sambil menarik bajuku keatas dan sekarang aku tidak memakai baju
sama sekali.Kemudian mbak Yuni melepas tali daster yang sebelah kirinya hingga
sekarang terlihat payudaranya yang bulat meski agak kendor kebawah tapi cukup
membuatku tambah bernapsu.
Sambil meremas teteknya akupun menghisap putingnya,
”Aahhh….jilat yang enak Don….ayyuuuhhhh
sayaangg…..”pinta mbak Yuni sambil kedua tangannya memegang kepala rasa yang
sempat hilang.
“Mhhhh….mbak….masih kenceng punyamu sayang….mmhh….,”kataku sama mbak Yuni.
Belum selesai aku menikmati buah dadanya mbak Yuni berdiri dan melepaskan celana
dalam serta membuka dasternya.Didepanku kini nampak wanita yang kukenal baik
dan lugu sekarang sudah tidak memakai sehelai kain penutup satupun.
“Don masukkan penismu sekarang ya..mbak udah gak tahannn…..,”sambil dia
mengarahkan memeknya ke batangku.Tapi aku cepat menahan pinggangnya untuk tidak
memasukkan batangku ke liangnya.
“Sabar mbak ntar aku bikin mbak tambah pusing dulu…,”kataku sambil kudekatkan
mulutku ke memeknya.
“Ngapain Donnn…,”Tanya mbak Yuni masih dengan nafas memburu.Dan akupun tidak
menjawab langsung kutarik pantatnya kearah mukaku agar aku bisa menjilati
klitorisnya.
“Arrggghhhh…..Donn…jangaann Don…jijik kamu nanti…,”sambil masih dengan posisi berdiri di depanku dia
memegang rambutku dan menolak ke belakang.Tapi aku tidak menghiraukan dan masih
kujilati daging kecil di memeknya dan menahan pantatnya agar tidak mundur.
“Arrhhh….Don…mmhhhhh…eennaakk..sayang…..,”desah mbak Yuni
“Teruskan sayaaannnggg…..,”kembali mbak Yuni berbisik tapi sekarang kedua
tangannya menarik kepalaku dan ditempelkan di memeknya sampai aku sempat
gelagapan.Busyet…basah bener ni meki mbak Yuni padahal baru sebentar aku
bermain-main di daerah mekinya.Kemudian dia mendorongku sehingga aku duduk
bersandar di sofa dan sambil memegang kontolku dia mulai mengarahkan meki nya
ke lubang yang sudah basah.
Dan….blessshh…
”Ouuffhhh…don…mbak…ggaaakk tahaaan
Don…..,” mbak Yuni dengan mempercepat ritme nya naik turun dan sekarang posisi
Women on Top.Liukan badannya pun terlihat di depanku seperti seorang yang
kehausan dan tanganku pun tidak tinggal diam kupegang teteknya sambil
meremas-remas dan memainkan putingnya.
“Ahhhh…oouuffhhh…..saayaaang…remas yang kuat Dddoonn…..,”pintanya sambil gerakan naik turunnya semakin
kencang dan……
“Aarrgghhhh…..doooooonnn….,” mbak Yuni terkulai sambil memelukku dan menghujamkan
pantatnya dalam-dalam ke pangkuanku.
”Mbak keluarrr saayyanng…..mmmhh….,”bisiknya sambil bibir kami berpagutan.
Serrr…serrr….ada
rasa hangat di kontolku ketika mbak yuni memelukku.
“Udah keluar mbak….,”Tanyaku.Dia tidak menjawab dan hanya menganggukkan
kepalanya.
“Jangan dilepas dulu ya Don…aaahhh…nikmat banget rasanya…,”bisik mbak Yuni lagi.
Kubiarkan dia memelukku sambil batangku masih menghujam di liang mbak
Yuni.Karena aku masih merasa nikmat sedikit aku goyangkan dan menyodokkan
kontolku ke meki nya sambil kuciumi leher mbak Yuni.
Mbak Yuni pun sudah mulai terangsang lagi dan dia mulai posisi duduknya.sambil
menggoyangkan pantatnya naik turun.Akupun kembali menjilati puttingnya dan
meremas-remas dadanya.
“Ahhhh…saayyangg..terus diemut tetek mbak ya…mmmhhhhh…..,”desahnya lagi.Tidak lama mbak Yuni
menghentikan goyangannya dan memintaku untuk posisi di atas.Kubaringkan badan
mbak Yuni tanpa melepaskan batang kontolku dari meki nya.Dia tidur diatas sofa
sambil kakinya memagut pinggangku dan kaki kananku naik diatas sofa.
Kusodokkan batangku perlahan kearah memeknya.
“Ahhh..mbak..eennaaakk banggettt…mbbaaakk…oufffhhhh….,”bisikku pelan.
“Teruskannn ddhoonnn…aaahhhh….eenaakk baannggeett…..aaahhh….,”desahnya.
Sambil kugoyangkan pantatku tangan kananku memegang paha mbak Yuni yang berada
di pinggangku dan tangan kiriku kembali meremas-remas teteknya.Aku merasakan
kaki mbak Yuni menjepit pinggangku dan sambil menggoyangkan pantatnya dia
berkata,
”Aayyuuhh…dooonnn…cepetin dikit
sodokannya…mmbaak uddahhh mau keluar lagi nihhh…..,”
“Aahh…aahhh..aaahhh..doooonnn..mbak mau keluaaarrr…donnn…..,”jerit mbak
Yuni tertahan.Dan kembali kurasakan hangat cairan di kontolku dan masih menahan
kakinya di pahaku mbak Yuni kelihatan menikmati ejakulasinya yang kedua.
“Don..ntar
lagi ya Don…mbak capek banget….kamu belum keluar ya…,”bisik mbak Yuni
Sambil masih terengah-engah aku menjawab,
”Sebenarnya
udah mau mbak tapi mbak Yuni menekan pinggangku pakai kaki mbak jadi ketahan
deh….ya
udah ntar lagi deh mbak….”.
Sambil masih tidak memakai baju mbak Yuni duduk diatas perutku dan kepalanya
agak dekat dengan kontolku yang masih tegang.Sambil menyalakan rokok kami
berdua terdiam merasakan basahnya keringat di tubuh kami.Tanganku pun masih
mencoba untuk merangsang mbak Yuni dengan memainkan jariku dibibir kemaluan
mbak Yuni.Belum sampai separuh batang rokok aku hisap, kedua paha mbak Yuni
menjepit tanganku yang kumainkan di memeknya pertanda dia mulai terangsang
kembali.Akupun meletakkan kembali rokokku dan menarik wajah mbak Yuni di
pangkuanku dan kuciumi bibirnya.
”MMhhh….mmmhhhhh….,” mbak
Yuni menikmati ciuman kami dan tangannya pun mulai mengocok kontolku.Dia
kembali berdiri dan membelakangiku sambil memegang batang penisku dan
memasukkan kembali ke dalam memeknya.
“Ayuhh don…aahh…mbaak sudaahh kepenggeennnyy laggi nih…,”dengan agak membungkuk aku
menyodokkan kontolku dari belakang sambil memainkan teteknya dari
belakang.Karena posisi mbak Yuni membelakangiku dan kakinya rapat sehingga
terasa denyut dari dalam memek mbak Yuni di kepala penisku.Giliran aku yang
kelimpungan dengan rasa nikmat itu.
“Aahh…aahh..aahh….,”kusodok-sodokan kontolku lebih cepat dan
tangan mbak Yuni pun memegang tanganku yang masih memainkan teteknya.Remasannya
bertambah kuat dan tidak lama kemudian…
”Aaahhhh…mbak kkellluaarr
lagi Ddooonn…….” bisik mbak
Yuni.Terasa bibir memeknya menyedot kemaluanku dan aahhh…luar biasa nikmatnya
meskipun aku belum sampai klimaks karena mbak Yuni sudah keluar duluan.Kemudian
dia membalikkan badannya dan memintaku untuk menjilati itilnya.
“Don jilati lagi yang kayak tadi kamu buat ke mbak ya…,”bisiknya di wajah
aku.Terlihat pantulan keringatnya terkena sinar lampu dapur dan nafas yang
masih memburu.
“Mas Ranto dulu gak pernah mau menjilati katanya geli…,makanya mbak baru menikmatinya tadi,”rayu
mbak Yuni.
Tanpa berkata-kata lagi kutarik pantat mbak Yuni ke depan mukaku dan masih
posisi berdiri mbak Yuni memegang rambut kepalaku.Aku mulai memainkan lidahku
di atas klitorisnya.
“Mmmmmhhh…ssllluuppp…mmghghh….,”suaraku mendesah agar mbak Yuni merasa lebih terangsang.
“Ahh..arrg…..mmhhhhhh…..ennaakk..d oonn….,”tertahan suara mbak
Yuni dan mulai menggoyangkan pantatnya.Dan akupun kembali merasa “ngap” karena
tidak ada ruang untuk bernapas tapi kepalaku aku putar-putar liar agar ada
udara yang masih bisa aku hirup. mbak Yuni pun menggelinjang merakan itilnya
aku jilat dank u gigit-gigit kecil.Kembali mbak Yuni mendorong badanku duduk di
sofa dan dia duduk dipangkuan ku lagi seperti ketika awal tadi.Sambil
memasukkan kontolku ke memeknya kujilati putingnya agar mbak Yuni menikmati
sensasi di tetek sama memeknya.
“Aahhh…ddooonnnn….eennaakkk ddoonn…..ooufffhhhh….,”kembali mbak Yuni mendesah liar
sambil menggoyangkan seluruh tubuhnya.Hampir aku tidak bisa menahan beban mbak
Yuni yang bergerak liar tapi aku berusaha mengimbangi goyangannya dan kamipu
saling menyodokkan kontol ke meki dan sebaliknya.
Aku mulai merasakan ada getaran-getaran di urat kemaluanku..dan kepalaku mulai merasakan
pusing melayang saking enaknya.Dan kami berdua pun semakin liar saling meremas
dan menjambak.
“Aaahhh……aahhh…ayuuuhhh..donnnnhh…,”desah mbak Yuni
“Ennaakkk banget sihh…oufhhh….,”katanya lagi sambil mempercepat
goyangannya.
“Aaahhh…mmbaakk…eennaaakkk.bbaannggett…aahhhh…ouuf ffhh….,”akupun
semakin meracau tidak karuan dan masih sambil meremas-remas tetek mbak Yuni.
“Ddooonnn..ayyuuh..donn..kelluarriinn punnyaamuu saayyyaanngh…mbak udah mmaww laagii niiggh…oohh..ooohh..oohhhhh…dddooooonnnn…mmmmmggg. .,”jerit
mbak Yuni lirih.
Dan akupun semakin terangsang mendengar rintihan mbak Yuni itu dan semakin
membuat kepalaku pusing melayang dan denyut di urat kontolku semakin kencang
dan..
“Mmbaakkk…aakkuu…mmmauu kelllluuuaaarrr juugghhaa ..aahh…aaahhh…,”kataku semakin tidak karuan.
“Mbbaakk aku maauuww kelluaarrr…aarrrghhhh..aahhhhhhh….,”teriaku lirih..
“Mbak juga mau kkeeellluaarr ssaaayyaaannggg..eehhh..mmmmmhhhhh…kelluuaarinnnn dddallaam ajjaa
ddonnn…aahhhh…..,”desahnya.
“Mbaakkk..aahhh..kkellluaarrrr..croott..croottt……c
ccrrrootttt..aarrrghh…,”badanku meregang dan kupeluk badan mbak Yuni erat dan
begitu juga mbak Yuni,
”DDooonn…dooon…aaarrghhhh..ddoooooooonnnn…..seerrrr..serrr..sseeerrr….,”rintih mbak Yuni
Dan kamipun terkulai lemas dan tubuh kami basah dengan keringat sambil
berpelukan.Aduh kurasakan nikmat yang sangat dalam malam ini.
“Mbak sory ya mbak….,”bisikku..