Universitas swasta yang terletak di Jalan DI Panjaitan – Jakarta Timur itu berada di antara jalan uatama, satu jalan sekunder, sebuah sungai yang kalau musim banjir pasti meluap, dan rumah2 penduduk yang padat. Dan di antara kepadatan rumah2 penduduk itu terdapat suatu kisah mesum. Kisah ini terjalin antara mahasiswa yang kuliah universitas swasta tersebut dan pemilik kos2an di mana sang mahasiswa tinggal ngekos.
Bangunan itu terdiri atas rumah2 petak sebanyak 5 pintu yang masing2 petak terdiri atas 3 ruangan. Di samping rumah2 petak tersebut menempel rumah utama yang merupakan tempat pemilik kos2an tinggal. Nama pemilik kos2an adalah Haji Imron. Biasa dipanggil oleh tetangga dan mahasiswa dengan sebutan Pak Haji. Tempat kos2an dan rumah utama ini di kelilingi oleh pagar besi setinggi 1,5 meter di bagian depan yang memiliki dua pintu masuk dan pagar tembok di tiga sisi lainnya setinggi 3 meter. Halamannnya dihampari oleh konblok dan dihiasi oleh berbagai tanaman, sehingga terlihat sangat rapi, asri, anggun, dan sejuk. Kos2an ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa. Di sinilah Rizal, mahasiswa di universitas swasta itu tinggal. Sudah 3 bulan ia tinggal di sini. Rizal adalah mahasiswa asal Cikampek, tetapi ia bukanlah asli Cikampek.
Haji Imron memiliki 3 orang anak. Satu laki2, dan dua perempuan. Dua anaknya sudah berkeluarga, sedangkan satu lagi yang laki2 masih duduk di kleas 2 SMU. Yang paling menarik hati Rizal adalah Bu Haji. Walau usianya sudah 43 tahun penampilanya masih seperti umur 30-an. Bu Haji selalu ramah pada tetangga maupun mahasiswa2 yang ngekos di rumahnya. Bodynya bongsor, berkulit kuning langsat, dan selalu memakai kerudung. Bila ia keluar dengan mobil Innova-nya ia akan memakai kaca mata hitam sebagai hiasan. Rizal sering mencuri pandang mengamati Bu Haji. Pernah Rizal menggoda Bu Haji ketika Rizal hendak berangkat ke kampus dengan motor Honda nya sedangkan Bu Haji hendak keluar dengan Kijang Innova-nya.
“Wah, Bu Haji, gayanya seperti cewek2 di kampusku aja nih..,”goda Rizal
“Iya dong, Zal. Biarpun udah tua harus tetap jaga penampilan lho...harus semangat seperti anak2 muda,”balas Bu Haji sambil melemparkan senyumnya.
“Iya deh, Bu Haji. Saya setuju kok..,”ujar Bu Rizal. “Saya duluan ,Bu Haji,”seru Rizal sambil melajukan motornya.
Setiap Rizal pulang malam, Rizal sering mengamati Bu Haji nongkrong sendirian di ruang tengah menonton televisi. Bahkan kadang sampai larut malam. Yang paling membuat Rizal kagum sekaligus ngiler adalah ketika suatu sore ia bertamu sekaligus hendak membayar uang kontrakan bulanan. Rizal diterima oleh Bu Haji di ruang tengah yang sejuk dan asri itu. Bu Haji menemuinya dengan celana pendek yang ketat dan kemeja yang longgar. Bu Haji hanya senyum2 saja melihat Rizal yang kikuk dan mata Rizal yang kadang2 melirik ke pahanya. Di dalam rumahnya Bu Haji memang sering memakai celana pendek dan melepaskan kerudungnya.
Setelah keluar daru rumah Bu Haji dan sampai di kamarnya sendiri, Rizal membayangkan semua yang baru saja dilihatnya. Paha putih yang gempal dan padat. Sangat mulus, pikir Rizal. Dan Rizal yakin di balik kemeja longgar yang dipakai Bu Haji terdapat kulit yang putih-mulus dan buah dada yang besar. Rizal sering membayangkan bisa menggumuli tubuh Bu Haji yang bongsor dan putih mulus itu. Rizal juga sering membayangkan memek Bu Haji, pasti tebal dan empuk gumamnya dalam hati. Tetapi Rizal lalu tersenyum masem karena tubunya termasuk agak kurus walaupun ia memiliki tinggi 173 cm. Kalau sudah begitu Rizal akan mengusap-usap kontolnya lalu melepaskan pusingnya di kamar mandi.
Pak Haji Imron termasuk tuan tanah. Ia memiliki beberapa kos2an dan sejumlah rumah yang dikontrakkan. Semua tersebar di wilayah Jabodetabek. Ia paling sering ke wilayah Depok. Selain mengunjungi anaknya dan rumah kos2an yang pengelolaannya diserahkan pada anaknya juga karena di sebelah kos2an itu terdapat kolam pancing yang yang cukup ramai dikunjungi. Kolam pancing itu juga dikelola oleh anaknya dan menantunya di samping beberapa pembantu. Hampir setiap hari Pak Haji Imron pergi ke Depok. Kalau sudah asyik memancing Pak Haji Imron bisa menginap sampai 3-4 hari.
Suatu sore Rizal berjalan ke samping rumah utama yang ditanami beberapa batang pohon jambu Taiwan. Ia bermaksud mengambil beberapa buah jambu Taiwan. Pak Haji dan Bu Haji memang tidak melarang anak2 kosnya mengambil hasil tanaman yang ada di sekitar rumah itu. Karena kadang2 anak2 kos juga ikut membantu mengurusi tanaman2 tersebut. Saat itu beberapa pohon jambu sedang berbuah. Buahnya besar2 dan siap dipanen.
Pohon2 itu terletak di antara tembok pagar dan tembok dinding rumah utama. Ketika ia hendak melangkah ke rimbunan pohon jambu, ia melihat daun jendela yang menghadap ke pohon2 jambu itu terbuka. Itu merupakan kamar tidur Pak Haji dan Bu Haji. Ia seketika ragu. Tetapi di benaknya adalah bahwa tadi pagi ia melihat Pak Haji dan Bu Haji keluar rumah memakai Suzuki Escudo. Dan ketika ia terbangun sore ini Suzuki Escudo belum ada di halaman. Ia hendak membatalkan niatnya karena takut jangan2 ketika ia tertidur tadi Pak Haji dan Bu Haji pulang dan Suzuki Escudo mungkin dipinjam seseorang atau salah satu anaknya. Setelah beberpa detik, Rizal memutuskan memeriksa perlahan. Ia berjalan di atas teras keramik samping yang sempit. Dengan ujung matanya ia mencoba meneliti kamar itu. Untunglah…,pikirnya. Kamar itu kosong.
Lalu Rizal pun melanjutkan niatnya. Ia mengambil beberapa buah jambu. Ketika ia hendak berbalik, Rizal sangat kaget dan pucat. Karena pada saat yang sama ia melihat Bu Haji masuk ke dalam kamar. Bu Haji hanya memakai celana pendek yang sangat ketat. Dan di atasnya, seluruh kancing kemeja Bu Haji belum terpasang sehingga memperlihatkan perut dan pusarnya yang mulus dan putih dan juga BH nya yang membungkus dadanya yang besar. Bu Haji juga kaget dan hampir berteriak. Tetapi ketika menyadari bahwa orang yang ada di samping rumah adalah Rizal ia hanya kaget sebentar saja. Tangannya bergerak mengatupkan kemejanya tanpa memasang kancingnya.
“Ah…kirain tadi siapa…Ibu kaget setengah mati,”seru Bu Haji dari dalam kamar. Ia melipat kedua tangan diperutnya sehingga kemejanya tidak terbuka.
“Maaf Bu Haji…maaf…Maaf Bu Haji…tadi saya kira Bu Haji pergi dengan Pak Haji…jadi saya berani ke sini,”Rizal berusaha menjelaskan. Ia terlihat kikuk dan agak malu2.
“Iya sudah…kirain siapa..,”kata Bu Haji. Ia tersenyum pada Rizal.
“Maaf Bu Haji…,”kata Rizal berjalan menunduk. “Permisi Bu Haji…,” kata Rizal permisi dan melihat ke Bu Haji sebentar. Bu Haji mengangguk tersenyum. Ketika Rizal melihat Bu Haji sebentar, ia sempat melirik ke dada Bu Haji yang tidak begitu serius menutupi bagian dadanya.
Sesampai di kamarnya, Rizal malah tidak memperdulikan jambu yang baru saja diambilnya. Yang ada dalam pikirannya adalah pusar, perut, dan BH Bu Haji. Ia terduduk dalam kasurnya. Memandang langit2 kamarnya. Bayangan Bu Haji yang super seksi tadi memenuhi angannya. Ia menggerakkan tangannya mengusap-usap kontolnya yang seketika menegang keras. Rizal menghempaskan punggunya ke kasur. Menarik tangannya dari selangkangannnya. Ia merenung, jika tadi di belakang Bu Haji muncul Pak Haji, maka ia akan kena tegur.
Ketika Rizal masih berusa menenangkan pikirannya tiba2 handphone-nya berbunyi. Rizal mengambil handphone-nya.
“Hallo..”jawabnya. Tapi diseberang tidak ada jawaban. Panggilan itu terputus. Rizal mengamati nomor “Received Calls” pada handphonenya. Nomor yang tidak dikenalnya. Ia meletakkan handphone itu. Tetapi ketika teringat dengan seorang cewek yang baru dikenalnya kemarin ia meraih lagi handphone tersebut. Siapa tahu cewek itu, pikir Rizal. Rizal memanggil nomor itu.
“Hallo…,”panggilnya.
“Hallo…emang kamu gak kuliah..?”seketika Rizal heran. Ada riak senang dalam hatinya. Suara itu adalah suara Bu Haji.
“Eh, Bu Haji…eh..nggak Bu Haji…hari ini saya emang ga ada jadwal kuliah…,”ujar Rizal dengan suara yang dibuatnya sedemikian rupa.
“Hhhmm, gimana jambunya? Enak ga?”tanya Bu Haji di seberang. Suaranya terdengar akrab dan manis di telinga Rizal
“Ah, belum sempat Bu Haji…baru juga mau makan…dari bentuk dan warnanya kayaknya enak sih..,”kata Rizal mencoba berakrab-akrab ria.
“Ntar kalau udah makan bilang ibu iya. Kalau enak Ibu juga mau ambil,”
“Iya Bu Haji…,”jawab Rizal. Ketika ia merasa Bu Haji hendak menutup pembicaraan, Rizal buru-buru bertanya.”Ehh, hhmmm…maaf Bu, Pak Haji kemana? Tadi sepertinya saya lihat bareng Bu Haji keluar,”
“Tadi pagi emang keluar bareng Ibu tapi sebentar aja ke salon. Trus pulang. Sekarang bapak ke Depok….,” kata Bu Haji menjelaskan.
“Ohh..iya udah deh bu…maaf tadi ya Bu Haji…saya tidak tahu..,”ujar Rizal.
“Hmmm-hhmm..,”Bu Haji tertawa kecil di seberang.”Nanti kalau udah dimakan jambunya jangan lupa sms bilang ibu ya. SMS aja enak apa nggak..!”
“Iya bu..”ujar Rizal. Dan pembicaraan pun selesai.
Malamnya jam tujuh setelah makan, Rizal mengambil HP-nya. Ia belum memakan jambunya, tetapi dalam hatinya ia akan mengatakan saja bahwa jambu itu enak.
“Malam Bu Haji…jambunya enak,”begitu is isms Rizal.
“Bener enak?”balas sms Bu Haji.
“Iya Bu. Bener enak”.
“Kamu lagi ngapain?”sms Bu Haji.
“Gak lagi ngapain Bu. Tiduran aja,”balas Rizal sambil heran dgn isi sms Bu Haji.
“Emang ga keluar? Mahasiswa kan ngapelnya ga cuma malam minggu”balas Bu Haji lagi.
“Nggak Bu. Lagi pengen di rumah aja. Maaf, kalau Bu Haji sedang apa?”sms Rizal.
“Lagi sms an ama kamu..hehe..!”jawab sms Bu Haji. Isi sms ini membuat Rizal senang setengah mati. Ia tersenyun-senyum dalam hati. Rizal agak bingung untum membalas. Ia tidak tahu hendak mengetik apa. Tiba2 sms Bu Haji masuk lagi.
“Tadi kamu lihat ibu ya..?”
Rizal hampir berteriak senang setengah mati membaca sms ini. Ia membaca sms itu berulang-ulang. Ia berpikir sejenak untuk membalas apa.
“Hhmm, iya bu. Maaf…saya tadi tidak sengaja..,”akhirnya hanya itu yang ditulisnya.
“Gak sengaja tapi dah lihat ya…?”sms Bu Haji. Rizal jadi makin semangat.
“Iya bu. Maaf…saya ga ingat lagi kok Bu…tapi…,”balas Rizal. Ia sengaja menggantung sms nya untuk membuat Bu Haji yang sering diidam-idamkanya jadi penasaran. Tetapi setelah Rizal menunggu 5 menit Bu Haji tidak lagi membalas. Ia pun ragu untuk mengirim sms lagi.
Ketika ia hendak meletakkan HPnya, Bu Haji menelepon. Rizal bersorak dalam hati.
“Hallo…,”sahut Rizal dengan suara dibuat merdu.
“Tapi apa, Zal?”tanya Bu Haji pelan. Suaranya agak sengau.
“Nnnggg…apa ya…? Rizal menyahut dengan canda.
“Apa..ayo apa..?”desak Bu Haji dengan nada seperti tertawa.
“Hhmm…tapi aku senang aja melihatnya…,”akhirnya Rizal memberanikan diri.
“Hhhmmm…kamu ini…kirain apa tadi…emang kamu lihat apa coba..?”tanya Bu Haji.
“Lihat sesuatu…nnggg…yang pengennya ga cuma dilihat…,”Rizal makin berani menggoda.
“Emang pengennya diapain..?”
“Susah dibilangin dengan kata-kata Bu…hehe…,”Rizal tertawa renyah.”Susah bilanginnya…tapi kalau tiba2 ada di sini…ah..gau taulah…,”Rizal dengan berani menggoda lebih jauh.
“Heheh….kamu…,”hanya itu ucapan Bu Haji.
“Ibu lagi di mana?” Tanya Rizal.
“Lagi di kamar, kenapa?”Tanya Bu Haji.
“Ga…nanya aja kok Bu..!”ujar Rizal.
“Hhhmm..iya udah iya, Zal,”kata Bu Haji menutup pembicaraan.
“Iya Bu. Met malam..,”sahut Rizal
“Iya..,”balas Bu Haji sambil menutup pembicaraan.
Dalam kamarnya Rizal tersenyum-senyum senang. Entah kenapa nafsu birahinya timbul. Ia tidur2an di kasurnya sambil senyum-senyum mengingat semua pembicaraan dengan Bu Haji. Lalu dua jam kemudian sms Bu Haji masuk lagi.
“Nonton MetroTV deh…acaranya bagus…,”demikian is isms Bu Haji.
Rizal yang memang sedang nonton MetroTV di kamarnya lagsung membalas dengan semangat.
“Iya. Ini juga lagi nonton MetroTV kok Bu. Bu Haji belum bobo..?”tanya Rizal dalam sms nya. Sengaja ia memilih kata “bobo” untuk membuat suasana jadi nyaman.
“Belum..kan masih jam 10…,”balas sms Bu Haji.
“Masih di kamar?” Rizal sengaja menanyakan ini.
“Iya…,”jawab Bu Haji
“Di tempat tidur..?” tanya Rizl
“Iya…,”jawab Bu Haji
“Hehe..sama dong…,”balas Rizal genit. Tetapi Bu Haji tidak lagi membalas.
Sekitar jam 12 malam ketika Rizal dilanda kantuk. Bunyi sms masuk ke HP nya.
“Udah bobo..?” itu isi sms Bu Haji
“Belum…Bu Haji belum bobo..?”Rizal membalas
“Belum juga…masih nonton..,”
“Sama dong…”isi sms Rizal. Kembai lagi Bu Haji tidak membalas. Tetapi entah kenapa Rizal mengurungkan niatnya tidur. Entah kenapa ia yakin Bu Haji akan sms lagi. Tetapi kali ini tidak lagi.
Sekitar jam setengah satu malam yang ada adalah “missed call” dari Bu Haji. Rizal menelepon balik. Tapi tidak telepon tidak diangkat.
“Belum tidur..?”Rizal coba kirim sms. Tetapi setelah menunggu sepuluh menit tidak ada jawaban, Rizal akhirnya meletakkan HPnya. Dan menghempaskan badannya ke kasur. Sekitar jam 02.10 HP nya berbunyi. Di seberang terdengar suara Bu Haji yang agak sengau dan manja.
“Lagi ngapain, Zal..?”tanya Bu Haji.
Rizal menjawab dengan segenap keyakinan dan keberanian.
“Belum bisa tidur Bu. Gara-gara pemandangan tadi siang di kamar Bu Haji,”Rizal menahan nafasnya ketika berbicara. Ia pun membuat suaranya agak sengau dan lirih.
“Hhhmm…terus..?”sahut Bu Haji
“Iya jadi susah tidurnya nih…,”Rizal merengek. Lalu Rizal menyambung lagi.”Bu…!”
“Apa..?jawab Bu Haji
“Tapi jangan marah ya Bu…,”ujar Rizal
“Gak kok..apa..?”tanya Bu Haji.
“Hhhhmm..boleh ga saya kesitu sekarang…?”tanya Rizal dengan suara dibuat merdu. Dadanya berdegup ketika mengucapkan kata-kata itu.
“Hhhmm kamu…,”hanya itu ucapan Bu Haji.”Udah iya..,”ucap Bu Haji.
Pembicaraan seketika terputus. Rizal terdiam. Tetapi hanya berselang dua menit bunyi sms masuk ke HPnya.
“Pintu samping terbuka…kutunggu..,”demikian isi sms Bu Haji.
Rizal langsung gembira. Badanya dipenuhi nafsu sex. Ia merasakan kontolnya semakin menegang saja. Dengan perlahan ia keluar kamar dan melintasi halaman menuju pinti samping. Ketika sampai di pintu samping dengan yakin ia mendorongnya. Pintu itu terbuka. Di dalam cahaya yang remang ia melihat bayangan Bu Haji dengan celana pendek dan baju tidur yang ketat. Bu Haji menarik tangannya dan menutup pintu.
Ketika Bu Haji membelakanginya sambil mengunci pintu, Rizal langsung memeluk Bu Haji dari belakang. Ia menekan pantat Bu Haji dengan bagian kontolnya yang tegang. Kedua tangannya melingkari pinggang Bu Haji. Rizal dengan liar mendaratkan ciuman2 di trengkuk Bu Haji. Bu Haji langsung berbalik. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Rizal dan dengan agresif menarik tubuh Rizal ke tembok. Dalam hitungan detik bibir Rizal sudah dilumat oleh Bu Haji. Rizal membalas dengan memutar dan memilin lidahnya. Rizal menarik lidah Bu Haji dengan lidahnya. Bu Haji membalasnya dengan pagutan dan lumatan yang bergelora. Rizal menarik tubuh Bu Haji sehingga kini Rizal yang bersandar di tembok ruangan belakang itu. Mereka saling menciumi dan menjilati dengan liar.
Mulut Bu Haji tak henti-henti mengeluartkan bunyi kecipak ketika mulut Rizal menyedoti lidah dan bibir Bu Haji. Bu Haji makin dipenuhi nafsu birahi. Ia makin merapatkan tubuh ke dalam pelukan Rizal. Rizal menariknya penuh nafsu dan meremasi pantat dan pinggul Bu Haji. Bu Haji melingkarkan satu tangnnya di leher Rizal dan satunya lagi merababi leher Rizal. Mulutnya tidak berhenti melumat lidah dan mulut Rizal. Bu Haji menggeserkan badannya agak ke bawah. Ketika Bu Haji merasakan kontol Rizal yang tegang telah berada di daerah selangkangannya, ia membuka paha sedikit lalu merapatkannya. Rizal membalas dengan menekan kontolnya ke arah Bu Haji. Lalu Bu Haji menggesek-gesek kontol Rizal dengan memeknya yang masih tertutup celana pendek. Rizal membalas dengan sodokan ke depan sambil meremasi pantat Bu Haji. Ciuman dan jilatan mereka makin penuh nafsu dan semakin liar. Rizal mengulum bibir Bu Haji. Lalu menarik bibir Bu Haji dengan sedotan mulutnya. Ketika bibir Bu Haji terlepas, Rizal merangsek ke leher Bu Haji. Bu Haji menengadah sambil bagian selangkangannya tetap digesek-gesekkan ke selangkangan Rizal. Rizal makin nafsu. Ia menciumi bagian atas dada Bu Haji. Bu Haji makin menengadah…badannya dilengkungkan.
“Hhhmmmhhaahh…jangan bikin merah di situ yah..,”desah Bu Haji
“Mmmhhaahh…,”Rizal hanya mendesah penuh nafsu. Ia membuka kancing depan baju tidur Bu Haji. Lalu membenamkan wajahnya di dada Bu Haji yang besar. Rizal menggeser BH Bu Haji ke atas. Lalu tangannya meraih buah dada yang besar itu. Ia lalu menciumi dan menjilatinya.
“Mmmhhoohhh…,”desah Bu Haji. Rizal makin bernafsu mendengar desah penuh nafsu Bu Haji. Ia menjilati puting susu Bu Haji lalu menyedotinya.
“Mmmhhhoohhh…hhhoohh…ooohhh…hhhooohhhh…,”begitu desahan penuh nafsu Bu Haji setiap kali Rizal menyedot puting susu Bu Haji dengan keras. Tubuh Bu Haji makin melengkung. Ia membusungkan dadanya, menekankan buah dadanya ke mulut Rizal. Bu Haji melihati mulut Rizal menjilati,menciumi, dan mengisap-isap buah dadanya. Bu Haji makin keras menggesekkan selangkangannya ke bagian kontol Rizal. Tangan kirinya mendekap kepala Rizal untuk terus menciumi buah dadanya sementara tangan kanannya merabai dada Rizal dan memijat-mijat puting susu Rizal yang kecil. Mulut Rizal mengecupi puting susu Bu Haji, menyedotinya, lalu menarik-nariknya dengan mulutnya.
“Hhhmmhhoohh…hhoohhh…hhaaahhh…nngggoohh…,”hanya desah penuh nafsu itu yang keluar dari mulut Bu Haji.
“Mmhhhhh…Zal..Zal…,”bisk Bu Haji di telinga Rizal. Rizal terus saja menyedot-nyedot susu Bu Haji. Pikiran Rizal sudah dipenuhi nafsu sex.
“Zal…hhhmm…Zal…ke kamar aja…,”bisik Bu Haji.
Rizal mengendorkan pelukannya. Bu Haji menarik tubuhnya dari pelukan ketat Rizal. Ia bergerak ke saklar. Klik!!Lalu seluruh ruangan tengah yang menuju kamar Bu Haji yang terlihat dari luar kalau lampu menyala langsung gelap. Rizal kembali merangkuli tubuh Bu Haji dan menciumi bibirnya. Bu Haji membalas dengan tak kalah agresif. Bu Haji meciumi Rizal, memeluknya, dan menariknya. Rizal mengikuti gerakan Bu Haji. Bu Haji dan Rizal tetap berpelukan dan berciuman ketika meraka melangkah ke kamar. Ketika akhirnya sampai di kamar, Bu Haji menarik tubuh Rizal ke kasur. Rizal tertarik menindih tubuh Bu Haji. Kaki Bu Haji terbuka menjuntai di lantai sementara tubuhnya rebah di kasur. Rizal menunduk menggumulinya. Ia menempatkan bagian kontolnya di selangkangan Bu Haji yang terbuka. Rizal bisa merasakan empuknya memek Bu Haji yang masih terbungkus celana pendek ketat. Mulutnya menciumi pusar Bu Haji sambil kedua tangannya menelanjangi tubuh bagian atas Bu Haji. Bu Haji tak kalah agresif membuka baju Rizal. Ciuman Rizal makin liar. Mulutnya bergerak ke pinggul Bu Haji. Kedua tangannya membuka celana ketat pendek Bu Haji. Ia membukanya perlahan-lahan. Bibirnya merangsek menciumi bagian celana dalam Bu Haji yang terlihat. Bu Haji hanya melihati Rizal. Ketika akhirnya celana pendek itu lepas, terlihatlah gundukan memek Bu Haji yang tebal terbungkus celana dalam putih.
“Mmhhhoooh..,”desah Rizal sambil mengecup permukaan celana dalam itu pelan. Lalu ia berdiri membuka celananya. Ia berdiri telanjang bulat dengan kontol yang mengacung tegang. Bu Haji memandangi kontol Rizal. Rizal berdiri mengocok kontolnya sebentar lalu membungkuk membuka celana dalam Bu Haji. Kini tubuh bugil Bu Haji terpampang di depanya.
Rizal mendekatkan mulutnya ke memek Bu Haji yang dipenuhi jembut lebat. “Nnnggghhooohh…,”Rizal mendesah ketika mengecup permukaan memek Bu Haji.
Bu Haji mengangkangkan pahanya lebar-lebar dan mengangkat pantatnya ketika mulut Rizal menyentuh permukaan memeknya. Rizal lalu mendorong tubuh Bu Haji perlahan ke tengah tempat tidur. Di tengah2 tempat tidur itu Bu Haji telentang pasrah dengan paha terbuka. Ia melihat Rizal mendatangi ke tengah tempat tidur dengan kontol yang teracung tegang. Ketika Rizal telah memasuki pahanya yang terbuka lebar,Bu Haji melihat Rizal mengocok-ngocok kontolnya. Lalu ketika Rizal mulai bergerak menindihnya, Bu Haji merasa darahnya mendesir. Ia makin melebarkan pahanya. Ia merangkul leher Rizal. Rizal menindih tubuh Bu Haji dan mencium mulutnya. Bu Haji membalasnya dengan mengulum bibr Rizal. Rizal mengerakkan pantatnya, dengan kontolnya yang tegang ia mencari memek Bu Haji. Akhirnya ujung kontol Rizal merasakan permukaan memek Bu Haji yang basah. Ia menekan-nekannya perlahan. Bu Haji membantunya dengan menggerakkan pinggulnya. Rizal merasakn ujung kontolnya masuk sedikit di celah memek Bu Haji. Bu Haji merapatkan selangkangannya. Lalu Rizal menusukkan kontolnya.
“Hhhooohh Bu Haji..,’desahnya seraya menusukkan kontolnya.
“Nnngghhhoohhh sayang…,”desah Bu Haji. Bu Haji merasakan kontol Rizal melesak memasuki memeknya yang basah. Bu Haji menggerakkan pinggulnya menyambut kontol Rizal yang menusuk lobang memeknya. Lalu seketika melingkarkan pahanya di pinggul Rizal.
“Hhhooohhh sayang….besar sekali kontolmu…,”desah Bu Haji di telinga Rizal. Desahan ini membuat Rizal berkobar. Ia menarik kontolnya dan menusukkannya dengan cepat ke dalam lobang memek Bu Haji. “Hhhhhooohhh Bu Haji…hhoohhh...”Rizal mengerang penuh nafsu.
“Hhhoohh sayang..kocok terus…hhoohh..enak sekali sayang..hhoohh..,”Bu Ijah mendesah lirih sendu di telunga Rizal.
“HHoohh…hhoohh….hhoo enak sekali..hhohh..hhoohh…Bu Haji sayang…hhoohhh…hhhoohhh…,”Rizal mengerang penuh nafsu. Rizal menggerakkan pantatnya naik-turun. Ia menggenjoti tubuh Bu Haji dengan cepat. Kontolnya keluar masuk dengan cepat dan kuat dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji makin mengetatkan selangkangannya di pinggul Rizal.
“Oooohhh sayang…genjot sayang…hhhoohh …entoti terus sayang…hhhooohhh…hhhoohhh..enak sekali tusukan kontolmu sayang…hhoohh…entotin yang lama say…ooohhh…sayang…oohhh…,”Bu Haji mendesah penuh nafsu. Rizal merasakan tubuhnya dan tubuh Bu Haji hangat. Ia melihat wajah Bu Haji yang redup penuh nafsu. Ia melihat wajah Bu Haji bergerak-gerak mengikuti setiap tusukan kontolnya. Ia merasakan nikmat yang luar biasa di ujung kontolnya ketika menusuki bagian dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji merasakan tusukan-tuskan dalam lobang memeknya begitu cepat. Ia melebarkan pahanya dan betisnya merangkul pinggul Rizal.
Dengan matanya yang sayu Bu Haji melihat pantat Rizal naik-turun memompa dan menggenjotinya. Seiring itu lobang memeknya merasakan nikmat yang penuh sensasi ditusuki kontol Rizal. Ia menggerakkan tanggannya merangkul pinggang Rizal. Berusaha menguasai dan memiliki tubuh yang sedang menggumuli dan menggagahinya.
“Hhhhoohhh sayang… entotin memekku say…ooohhh…terus say..hhhoohh..enak sekali sayang…oooohhh….,”Bu Haji makin gelap mata menahan nikmatnya senggama itu.
“Iya say…hhoohh..iya sayang…,”bisik Rizal penuh birahi di telinga Bu Haji. Ia makin merapatkan tubuhnya yang penuh keringat ke tubuh Bu Haji.”Iya say..hhhoohh..iya say…enak sekali mengentotimu say…hhhoohh..,”erang Rizal lirih. Bu Haji makin dipenuhi birahi nafsu. Dengan kedua tangan mencengkeram erat pinggang Rizal ia menggerakkan pinggulnya makin liar menerima tusukan-tusukan kontol Rizal dalam lobang memeknya.
“Hhhhggggg….nnggghhooohhh…nnnggghhhhoohhh…,”Bu Haji makin ketat menempelkan memenya ke pangakal kontol Rizal.. Rizal merasakan tubuh Bu Haji makin hangat, dan mulai bergoyang liar tidak teratur. Rizal tahu Bu Haji sesaat lagi akan mengalami orgasme. Rizal memacu tusukan kontolnya makin cepat. Ia terus memompa dan menggenjot. Lalu ia merasakan pangkal paha Bu Haji makin melebar dan mendesak ke tubuhnya. Tangan Bu Haji mencengkeram kuat pinngangnya….
“Hhhhggggghhh…nnggghhhhooohh..Zal…nnggghhhoohhh…oo oohhh…hhhggg..,” desahan sengau penuh nafsu Bu Haji tiba2 tertahan dan seketika Rizal merasakan lobang memek Bu Haji berdenyut-denyut cepat, dan seiring itu kontolnya merasakan siraman mani yang hangat dalam lobang memek Bu Haji. “Hhhngghhoohhh..hhhoohhh…ooohh..nnggghhhooohhh…,”B u Haji tak henti2 menjerit keenakan merasakn orgasmenya. Rizal memacu makin kuat dan.
“Hhhhnggghhhoohhh…hohohh..ohhhh..,” tak lama berselang Rizalpun menghujamkan kotolnya dalam2 dan kuat dalam memek Bu Haji. “Hhhaahh..hhhaaahhh…,”desah Rizal memuncratkan maninya dalam memek Bu Haji. Kontolnya menyemprotkan mani berkali kali. Kontolnya mengangguk-angguk dalam memek Bu Haji. Bu Haji merasakan lobang memeknya dipenuhi mani yang hangat. Ia merem-melek menikmati kontol Rizal yang berdenyut-denyut dalam lobang memeknya. Bu Haji terus merasakan gerakan pinggulnya yang belum berhenti bergerak otomatis karena orgsmenya. Ia meraih mulut Rizal dan seperti kehausan langsung menciumin dan mengulumnya liar.Rizal membalas lumatan mulut Bu Haji. Matanya merem-melek menahan nikmatnya orgasmenya sambil tak berhenti mengulumi bibr Bu Haji.
Lalu akhirnya ciuman2 mereka mulai longgar seiring makain lemahnya denyutan2 yang mereka rasakan dalam alat senggama mereka berdua. Dan akhirnya gerakan2 itu berhenti. Bu Haji mendenguskan nafas sambil merentangkan kedua tangannya lebar2 ke kiri-kanan. Ia memalingkan wajah ke samping. Rizal melemaskan tubuhnya di atas tubuh Bu Haji. Wajahnya menelungkup di sisi leher Bu Haji. Ia mendesahkan nafas satu-satu.
Kurang lebih lima menit mereka diam membisu. Mereka masih merasakan suhu tubuh yang hangat.
“Zal…,”Bu Haji menggerakkan tangannya ke punggung Rizal. Dan merabanya.
“Nggghhahh…,”Rizal menyahut lemah. Ia bergulir turun dari atas tubuh Bu Haji. Bu Haji mengejarnya dan memeluknya. Mulutnya mengulum lembut bibir Rizal.
“Zal, kamu memang sering memimpikan hal ini kan..,”bisik Bu Haji.
“Iya…sangat sering…,”jawab Rizal pelan sambil memadangi mata Bu Haji.
Aku tahu…,”kata Bu Haji. “Dari caramu memandangi aku, aku tahu kamu sering menginginkan ini. Aku juga Zal..,”bisik Bu Haji lagi. Tangannya membelai-belai puting Rizal yang mungil.
“Kok bisa..? Ibu cantik. Putih. Tubuh ibu juga bongsor dan seksi sekali. Sedangkan aku bisa dibilang agak kurus…,”kata Rizal.
“Nnngghhhmmmmaahh…,”desah Bu Haji sambil mengulum lagi bibir Rizal. Rizal membalasnya. “Justru karena badanmu ini yang bikin ibu penasaran. Karena orang yang punya badan kurusnya seperti kamu ini pasti memiliki nafsu yang besar. Dan ibu sering mebayangkan nafsumu seperti apa. Apalagi kamu sering memandangi ibu. Dan tadi nafsumu udah bikin ibu gelap mata..,”jelas Bu Haji. Rizal lalu mendesakkan badannya ke tubuh bugil Bu Haji. Memeluknya erat. Menciumi lehernya. Rizal berbisik di telinga Bu Haji…,”Bu, aku tidur di sini yah…?”
“Iya sayang…,”jawab Bu Haji membalas merengkuh tubuh Rizal.
Malam itu Rizal tidur di ranjang yang biasa jadi tempat tidur Bu Haji dan Pak Haji. Menjelang subuh mereka kembali menuntaskan nafsu syahwat mereka. Yang berlanjut hingga esok siangnya.
Sejak itu Bu Haji makin jarang mengikuti Pak Haji mengawasi rumah2 mereka. Ia lebih senang tinggal di rumah dan mengikuti dorongan nafsu seksnya. Rizal berkali-kali menggumuli tubuh Bu Haji mulai dari kamar mandi, ruang tengah, dapur, sampai kamar tidur. Ia memperlakukan Bu Haji seperti pacarnya.