Dia Menelungkup Di Atasku
Aku mengenal
pak Edo, seorang duda, ketika dia bekerja di kantorku sebagai tenaga kontrak.
Walaupun sudah paruh baya, dia masih nampak ganteng dengan tubuh tegapnya yang
atletis. Aku tertarik dengan ketampanannya, apalagi dia sangat perhatian ke
aku. Misalnya sesudah aku nikah, rambutku aku cat kepirangan, dia langsung
berkomentar bahwa aku lebih cantik dengan rambut hitam. Ini yang membuat aku
diam2 menyukainya, bukan sebagai teman tetapi sebagai lelaki dewasa yang
berpengalaman. Karena rumahku sejalan dengan rumahnya, aku hampir setiap hari
ikut mobilnya, pergi dan pulang. Dalam perjalanan pergi pulang kantor itulah,
aku menceritakan problem rumah tanggaku. Setelah menikah, aku tak kunjung
hamil, padahal aku sudah sangat mendambakan anak. Dia sering memberi informasi,
termasuk tentang siklus datang bulanku. Dia memberi advis untuk menghitung masa
suburku, sehingga pada masa subur itulah aku harus ngentot dengan suamiku
setiap malam. Masalahnya suamiku itu gila kerja sehingga kalau pulang ke rumah
dia sudah loyo karena pekerjaannya. Alhasil paling ngentot dilakukan paling
banyak 2 kali seminggu, itu juga ketika week end. Aku suka kesal kalau pada
weekend, apalagi pada masa suburku, suamiku sangat terlibat dengan pekerjaannya
sehingga dia akan loyo kalau sudah diranjang. Jangan tanya mengenai kepuasan
yang seharusnya menjadi hakku karena suamiku tidak tahan lama, maunya langsung
masuk dan belum 5 menit sudah ngecret. Karena memang aku sangat mendambakan
bisa hamil, aku tidak mempermasalahkan loyonya suamiku di ranjang, buat aku
yang penting dia bisa mengecretkan pejunya di dalam memekku.
Sampailah kejadian terakhir yang membuat aku sangat sangat kecewa pada suamiku.
Persis pada saat masa suburku, dia harus keluar kota untuk 2 minggu, padahal 2
hari sebelumnya dia baru pulang dari luar kota selama seminggu. Alasannya, dia
harus kerja keras untuk mengumpulkan uang buat persiapan punya anak. Uang sih
penting, tapi kalau anaknya gak di buat2 ya percuma saja mengumpukan uang
banyak2. Aku mengeluh ke pak Edo lewat sms, jawabannya membuat aku kaget.
"Kalau PMDN gak bisa coba PMA saja. Aku mau kok mbantuin kamu bikin anak". Aku terdiam karena jawaban tadi. Karena lama tidak aku jawab, masuklah smsnya lagi :
"Diam itu artinya mau kan, apalagi kamu kesepian karena suami kamu keluar kota terus. Udah lah, besok pagi jam 8 kamu tunggu aku di mulut komplex kamu". SmSnya tidak ku jawab, dalam hati timbul keraguan apakah aku mau memenuhi ajakannya atau tidak, aku bingung antara mau "membalas" suamiku atau berlaku sebagai isteri yang setia. Aku tertidur dengan keraguanku. Esoknya, pagi2 sudah masuk sms dari pak Edo :
"Jangan
lupa ya, jam 8an aku tunggu kamu di mulut komplex. Jangan nggak datang
ya". Senada dengan sms semalam aku se akan2 tidak diberi kesempatan
memilih. Akhirnya karena perasaan kesal ke suami mendominasi pikiranku ditambah
dengan rasa sukaku pada dia, aku memutuskan untuk memenuhi ajakannya. Ke kantor
aku lapor sakit dan tidak masuk kerja.
Jam 8 aku sudah menunggu dimulut komplex dan tak lama lagi dia datang dengan
mobilnya. Aku masuk mobilnya. Dia ber seri2 melihat aku pakai tank top ketat
sepinggang dan celana ketat juga, sehingga dia bisa melihat lekuk liku bodyku
yang proporsional dan dapat mengundang selera lelaki yang melihatnya, termasuk
dia yang sudah paruh baya itu.
"Wah kamu seksi sekali, sampai pusernya kelihatan". Karena tank top ku sepinggang, maka kalau aku bergerak pinggangku tersingkap dan nampaklah puserku. Aku hanya tersenyum saja :
"Kita mau kemana pak?"
"Ke apartment temanku ya", jawabnya.
Aku hanya terdiam saja sambil membayangkan apa yang akan dilakukannya di apartment kepadaku. Aku tidak banyak bicara selama perjalanan ke apartment. Sesampainya di apartment, Dia memarkir mobilnya ke basement dan kemudian menggandeng aku ke lift. Di dalam lift aku di peluknya. Aku merasa hangat dalam pelukannya, beda sekali dengan suamiku yang dingin sifatnya.
"Bapak sering ya ke apartment ini, suka bawa abg ya pak", tanyaku sambil tersenyum.
"Suka juga", jawabnya.
Tanpa bisa
kucegah, padahal dia bukan apa2ku, mendengar jawabannya aku merasa cemburu
dengan cewek2 abg yang suka dibawanya ke apartment itu.
Di apartment, kita duduk di sofa, dia mengambilkan minuman dan menyalakan TV.
Kami tak banyak bicara karena perhatian tertuju ke tv, tapi aku berdebar2
menunggu apa yang akan terjadi. Akhirnya dia pindah duduk di sampingku,
menghadapkan tubuhnya ke arahku dan meletakkan tangan kanannya di atas perutku
sambil memasukkan telunjuknya ke puserku yang tersingkap.
"Yang, kamu sudah tahu maksudku kan?" katanya lirih di telingaku. Merinding aku mendengarnya memanggil aku yang, dan aku hanya mengangguk.
"Ya pak,
Sinta tahu, bapak ,,," belum selesai aku menjawab, kurasakan bibirnya
sudah menyentuh leherku, terus menyusur ke pipiku. Tubuhnya bergeser merapat,
bibirku dilumatnya dengan lembut. Ternyata dicium pria bibir tebal nikmat
sekali, aku bisa mengulum bibirnya lebih kuat dan ketebalan bibirnya memenuhi
mulutku. Sensasi nikmat yang belum pernah kudapat dari suamiku. Sedang
kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, kurasakan tangan besarnya
menyelusup kedalam tank topku dan meremas lembut toketku yang masih terbungkus
bra. Ohh.., toketku ternyata tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku
rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsuku, padahal baru awal pemanasan.
Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tank topku, leherku
dikecup, dijilat kadang digigit lembut. Sambil tangannya terus meremas-remas
toketku. Kemudian tangannya menjalar ke punggungku dan melepas kaitan bra ku
sehingga toketku bebas dari penutup. Bibirnya terus menelusur di permukaan
kulitku. Dan mulai pentil kiriku tersentuh lidahnya dan dihisap. Terus pindah
ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketku akan dihisap. Dan tangan
satunya mulai turun dan memainkan puserku, terasa geli tapi nikmat, napsuku
makin berkobar karena elusan tangannya. Kemudian tangannya turun lagi dan
menjamah selangkanganku.
Memekku yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu dilakukannya sampai
akhirnya dia kemudian membuka ristsluiting celana ku dan menarik celanaku ke
bawah, Tinggalah CD miniku ku yang tipis yang memperlihatkan jembutku yang
lebat, saking lebatnya jembutku muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd
mini itu. Jembutku lebih terlihat jelas karena CD ku sudah basah karena cairan
memekku yang sudah banjir. Dibelainya celah memekku dengan perlahan. Sesekali
jarinya menyentuh itilku karena ketika dielus pahaku otomatis mengangkang agar
dia bisa mengakses daerah memekku dengan leluasa. Bergetar semua rasanya
tubuhku, kemudian CD ku yang sudah basah itu dilepaskannya. Aku mengangkat
pantatku agar dia bisa melepas pembungkus tubuhku yang terakhir. Telanjanglah
aku dihadapan laki2 yang bukan suamiku untuk pertama kalinya, tapi napsuku
sudah membutakan nalarku dan aku sudah lupa dengan cewek2 abg yang pernah
dibawanya ke apartment itu, tentunya untuk dientot juga.
Jarinya mulai sengaja memainkan itil-ku. Dan akhirnya jari besar itu masuk ke
dalam memekku. Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri
dan kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan akhirnya
sampailah ke memekku. Kali ini diciumnya jembutku yang lebat dan aku rasakan
bibir memekku dibuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali memekku dibuat
mainan oleh bibir Dia, kadang bibirnya dihisap, kadang itilku, namun yang
membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir memekku
sambil menghisap itilku. Dia benar benar mahir memainkan memekku. Hanya dalam
beberapa menit aku benar-benar tak tahan. Dan.. Aku mengejang dan dengan sekuatnya
aku berteriak sambil mengangkat pantatku supaya merapatkan itilku dengan
mulutnya, kuremas-remas rambutnya yang mulai menampakkan ubannya dibalik cat
rambut yang mulai memudar, untuk pertama kalinya aku merasakan nikmatnya nyampe
setelah setahun menikah, hanya dengan bibir dan lidahnya. Dia terus mencumbu
memekku, rasanya belum puas dia memainkan memekku hingga napsuku bangkit
kembali dengan cepat.
"Pak, Sinta sudah pengen dientot." kataku memohon sambil kubuka
pahaku lebih lebar.
Dia pun
bangkit, mengangkat badanku yang sudah lemes dan dibawanya ke kamar. Di kamar,
aku dibaringkan di tempat tidur ukuran besar dan dia mulai membuka bajunya,
kemudian celananya. Aku terkejut melihat kontolnya yang besar dan panjang
nongol dari bagian atas CDnya, gak kebayang ada kontol sebesar punya pak Edo,
soalnya kontol yang biasa aku lihat ya kontol suamiku. Kemudian dia juga
melepas CD nya. Sementara itu aku dengan berdebar terbaring menunggu dengan
semakin berharap. Kontolnya yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya,
tegak hampir menempel ke perut. Kontol suamiku yang buat aku rasanya besar,
enggak ada apa2nya dibandingkan kontolnya yang menurut aku extra large, aku
merinding apakah muat kontol segitu besarnya di memekku yang biasanya cuma
kemasukan kontol yang jauh lebih kecil. Dan saat dia pelan-pelan menindihku,
aku membuka pahaku makin lebar, rasanya tidak sabar memekku menunggu masuknya
kontol extra gede itu. Aku pejamkan mata. Dia mulai mendekapku sambil terus
mencium bibirku, kurasakan bibir memekku mulai tersentuh ujung kontolnya.
Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir memekku terdesak
menyamping. Terdesak kontol besar itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan
sesak liang memekku dimasuki kontolnya. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar
biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk kontolnya. Aku mendesah tertahan
karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus.. Akhirnya ujung kontol
itu menyentuh bagian dalam memekku, maka secara refleks kurapatkan pahaku, tapi
betapa aku terkejut. Ternyata sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras
dan panjang. Dia terus menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak
henti-henti meremas-remas toketku. Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada
kontol besar yang mulai dienjotkan halus dan pelan. Mungkin dia menyadarinya,
supaya aku tidak kesakitan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat yang
belum pernah kualami. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar
benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan kontol besar itu. Maka
hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku
semakin hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan remasan
tangannya di toketku makin kuat. Dengan tusukan kontolnya yang agak kuat dan
dipepetnya itil-ku dengan menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku
mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat sekenanya. Memekku menegang,
berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang belum
pernah kualami. Ohh, aku benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Aku
tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan. "Paaak, Sinta
nyampe paak", Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku. Setelah selesai,
pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Setelah dua kali aku nyampe dalam waktu
relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia membelai rambutku yang basah
keringat. Kubuka mataku, Dia tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti
hentinya toketku diremas-remas pelan.
Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher
serta tangannya meremas-remas toketku lebih kuat. Napsuku naik lagi dengan
cepat, saat kembali dia mengenjotkan kontolnya semakin cepat. Uhh, sekali lagi
aku nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi. Dia terus
mengenjotkan kontolnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah.
Satu tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan toketku. Aku makin
meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan peju yang kuat di
dalam memekku, menyembur berulang kali. Oh, terasa banyak sekali peju kental
dan hangat menyembur dan memenuhi memekku, hangat sekali dan terasa sekali peju
yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat. Setelah selesai,
dia memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap meremas lembut toketku sambil
mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya terhadapku.
"Yang, kamu luar biasa, memekmu peret dan nikmat sekali, mudahan saja
pejuku bisa membuat kamu hamil" pujinya sambil membelai dadaku.
"Bapak juga hebat. Bisa membuat Sinta nyampe beberapa kali, dan baru kali
ini Sinta bisa nyampe dan merasakan kontol raksasa. Hihi.."
"Oo gitu ya yang, mungkin karena kamu selama ini gak pernah nyampe yang
juga membuat kamu susah hamil. Kalo perempuan nyampe ketika dientot biasanya
membantu supaya cepat hamil. Jadi kamu suka dengan kontolku?" godanya
sambil menggerakkan kontolnya dan membelai belai wajahku.
"Ya pak, kontol Bapak nikmat, besar, panjang dan keras banget"
jawabku jujur.
Dia memang sangat pandai memperlakukan wanita. Tidak heran banyak cewek2 yang
jatuh kepelukannya dan mau dientot. Dia tidak langsung mencabut kontolnya, tapi
malah mengajak mengobrol sembari kontolnya makin mengecil. Dan tak
henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai
toketku. Aku merasakan pejunya yang bercampur dengan cairan memekku mengalir
keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan kontol yang
telah menghantarkan aku ke awang awang itu dicabut sambil dia menciumku lembut
sekali. Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya. Dia kemudian memutar lagu
classic sehingga tertidurlah aku dalam pelukannya, merasa nyaman dan
benar-benar aku terpuaskan dan merasakan apa yang selama ini hanya kubayangkan
saja.
Menjelang siang, aku bangun
masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai
rambutku. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu
mengajakku mandi. Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat berjalan rasanya masih
ada yang mengganjal memekku dan ternyata masih ada peju yang mengalir di
pahaku, mungkin saking banyaknya dia mengecretkan pejunya di dalam memekku.
Dalam bathtub yang berisi air hangat, aku duduk di atas pahanya. Dia
mengusap-usap menyabuni punggungku, dan akupun menyabuni punggungnya. Dia
memelukku sangat erat hingga dadanya menekan toketku. Sesekali aku
menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang berbulu
dan dipenuhi busa sabun. Pentilku semakin mengeras. Pangkal pahaku yang
terendam air hangat tersenggol2 kontolnya. Hal itu menyebabkan napsuku mulai
berkobar kembali. Aku di tariknya sehingga menempel lebih erat ke tubuhnya. Dia
menyabuni punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tangannya terus
menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap pantatku dan diremasnya.
Kontolnya pun mulai ngaceng ketika menyentuh memekku. Terasa bibir luar memekku
bergesekan dengan kontolnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus
menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya menyentuh
lipatan daging antara lubang pantat dan memekku.
"Bapak nakal!" desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku.
Walau tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat
dan geli yang mengalir dari memekku. Aku menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku
berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir memekku. Tak lama kemudian,
tangannya semakin jauh menyusur hingga akhirnya kurasakan lipatan bibir luar
memekku diusap-usap. Dia berulang kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya
menjilat, sesekali menggigit dengan gemas.
"Aarrgghh.. Sstt.. Sstt.." rintihku berulang kali.
Lalu aku bangkit dari pangkuannya. Aku tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di memekku. Tapi ketika berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku terjatuh. Dia menyangga punggungku dengan dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku dan pentil ku dijepit2 dengan jempol dan telunjuknya. Pentil kiri dan kanan diremas bersamaan. Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di leherku.
"Pak, lama amat menyabuninya" rintihku sambil menggeliatkan pinggulku.
Aku merasakan kontolnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan karena kontolnya makin dalam terselip di pantatku. Tangan kiriku segera meluncur ke bawah, lalu meremas biji pelernya dengan gemas. Dia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat dia mengusap usap jembut lebatku, lalu mengusap memekku berulang kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar memekku. Dia mengusap berulang kali. Itilku pun menjadi sasaran usapannya.
"Aarrgghh..!"
rintihku ketika merasakan kontolnya makin kuat menekan pantatku. Aku merasa
lendir membanjiri memekku. Aku jongkok agar memekku terendam ke dalam air.
Kubersihkan celah diantara bibir memekku dengan mengusapkan 2 jariku.
Ketika menengadah kulihat kontolnya telah berada persis didepanku. Kontolnya
telah ngaceng berat. "Pak, kuat banget sih bapak, baru aja ngecret di
memek Sinta sekarang sudah ngaceng lagi", kataku sambil meremas kontolnya,
lalu kuarahkan ke mulutku. Kukecup ujung kepala kontolnya. Tubuhnya bergetar
menahan nikmat ketika aku menjilati kepala kontolnya, hal ini belum pernah kulakukan
terhadap suamiku. Dia meraih bahuku karena tak sanggup lagi menahan napsunya.
Setelah berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di pinggir bath tub. Aku
dibuatnya menungging sambil memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan
kepala kontolnya ke celah di antara bibir memekku.
"Argh, aarrgghh..,!" rintihku. Dia menarik kontolnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar memekku ikut terdorong bersama kontolnya. Perlahan-lahan menarik kembali kontolnya sambil berkata
"Enak yang?" "
"Enaak banget pak", jawabku!"
Dia menenjotkan kontolnya dengan cepat sambil meremas bongkah pantat ku dan tangan satunya meremas toketku.
"Aarrgghh..!" rintihku ketika kurasakan kontolnya kembali menghunjam memekku. Aku terpaksa berjinjit karena kontol itu terasa seolah membelah memekku karena besarnya. Terasa memekku sesek kemasukan kontol besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar 'cepak-cepak' setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku.
"Aarrgghh.., aarrgghh..!Pak.., Sinta nyampe..!" Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya.Rupanya dia juga tidak dapat menahan pejunya lebih lama lagi.
"Aarrgghh.., Yang", kata nya sambil menghunjamkan kontolnya sedalam-dalamnya.
"Pak.., sstt, sstt.." kataku karena berulangkali ketika merasa tembakan pejunya dimemekku.
"Aarrgghh.., Yang, enaknya!" bisiknya ditelingaku.
"Pak..,
sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dientot Bapak", jawabku karena nikmatnya
nyampe. Dia masih mencengkeram pantatku sementara kontolnya masih nancep
dimemekku. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kontolnya yang masih
menancap di memekku. Kemudian Dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat
dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga
perut lapar yang sudah minta diisi.
Setelah selesai dia keluar duluan, sedang aku masih menikmati shower. Selesai
dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, aku keluar dari
kamar mandi. Ternyata Dia sudah menyiapkan makan siang berupa sandwich dan
kentang goreng yang dibelinya tadi pagi lengkap dengan soft drink dingin di
meja dekat sofa. Aku dipersilakan minum dan makan sambil mengobrol, makan siang
dan diiringi lagu lembut. Setelah aku makan, dia lalu memintaku duduk di
pangkuannya. Aku menurut saja. Terasa kecil sekali tubuhku. Sambil mengobrol,
aku dimanja dengan belaiannya. Akhirnya setelah selesai makan, diraihnya
daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku mengimbangi ciumannya. Dan
selanjutnya kurasakan tangannya mulai meremas-remas lembut toketku, kemudian
tangannya menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku
sadar bahwa sesuatu yang aku duduki terasa mulai agak mengeras. Ohh, langsung
aku bangkit. Aku bersimpuh di depannya dan ternyata kontolnya sudah mulai
ngaceng, walau masih belum begitu mengeras. Kepala kontolnya sudah mulai
sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu ku raih, ku belai dan kulupnya
kututupkan lagi. Aku suka melihatnya an sebelum penuh ngacengnya langsung aku
kulum kontolnya. Aku memainkan kulup kontol yang tebal dengan lidahku. Kutarik
kulup ke ujung, membuat kepala kontolnya tertutup kulupnya dan segera kukulum,
kumainkan kulupnya dengan lidahku dan kuselipkan lidahku ke dalam kulupnya
sambil lidahku berputar masuk di antara kulup dan kepala kontolnya. Enak
rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya kontolnya makin
membengkak dan dia mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan
lidahku dan membuat mulutku semakin penuh.
"Pak hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk pak", kataku yang juga sudah terangsang.
Rupanya dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke tempat tidur. Dia menghidupkan lampu sorot di atas tempat tidur. Sebenarnya aku agak malu, tapi sudahlah, paling dia juga ingin melihat dengan jelas memekku. Dan ternyata benar, kakiku ditahannya sambil tersenyum, diteruskan dengan membuka kakiku dan dia langsung menelungkup di antara pahaku.
"Aku suka melihat memek kamu yang" ujarnya sambil membelai bulu jembutku yang lebat.
"Mengapa?"
"Sebab jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau dientot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya".
Aku merasakan dia terus membelai jembutku dan bibir memekku. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka memekku dimainkan berlama-lama, aku terkadang melirik apa yang dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir memekku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar cairan dari memekku. Dia terus memainkan memekku seolah tak puas-puas memperhatikan memekku, kadang kadang disentuh sedikit itil-ku, membuat aku penasaran. Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap lubang memekku yang sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk memekku, dan saat dihisapnya itil-ku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung itil-ku, benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak..
"Aauuhh!!". Benar benar hebat dia merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi.
"Ayo dong
pak, Sinta pingin dientot lagi" ujarku sambil menarik bantal.
Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan kontol gedenya
ke arah memekku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang kontolnya untuk
diarahkan dan diselipkan di antara bibir memekku. Kembali aku berdebar karena
berharap. Dan saat kepala kontolnya telah menyentuh di antara bibir memekku,
aku menahan nafas untuk menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala
kontolnya mulai menyelinap di antara bibir memekku dan menyelusup lubang
memekku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia mulai
mencium bibirku lembut. Kali ini aku lebih dapat menikmatinya. Makin ke dalam..
Oh, nikmat sekali. Kurapatkan pahaku supaya kontolnya tidak terlalu masuk ke
dalam. Dia langsung menjepit kedua pahaku hingga terasa sekali kontolnya menekan
dinding memekku. Kontolnya semakin masuk. Belum semuanya masuk, Dia menarik
kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulku naik mencegahnya agar
tidak lepas. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran dan
berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas menggodaku, tiba tiba dengan
hentakan agak keras, dipercepat gerakan mengenjotnya hingga aku kewalahan. Dan
dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, tangan satunya meremas toketku,
bibirnya dahsyat menciumi leherku. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan
sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku berteriak, terus Dia menyerangku dengan
dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. Lama
sekali. Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi,
benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan.
Akhirnya dia pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai lemas
sekali, keringatku bercucuran. Hampir pingsan aku menerima kenikmatan yang
berkepanjangan. Benar-benar aku tidak menyesal ngentot dengan dia, dia memang
benar-benar hebat dan mahir dalam ngentot, dia dapat mengolah tubuhku menuju
kenikmatan yang tiada tara, atau memang aku yang kurang pengalaman dalam
ngentot di tempat tidur, sebab memang suamiku belum pernah memberikan
kenikmatan seperti sekarang ini ketika mengentoti aku. Lamunanku lepas saat
pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan, tubuhnya menindihku
serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk tubuhnya yang besar dan tangannya
kembali meremas toketku. Pelan-pelan mulai dienjotkan kontolnya. Kali ini aku
ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian
tubuhku. Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya yang berbulu
merangsang dadaku setiap kali bergeseran mengenai pentilku. Dan kontolnya
dipompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirnya menjelajah leher
dan bibirku. Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai
terbakar lagi. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku
yang mulai menggapai apa saja yang kudapat. Dia makin meningkatkan cumbuannya
dan memompakan kontolnya makin cepat. Gesekan di dinding memekku makin terasa.
Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan
dimasukkan seluruh batang kontolnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan
rangsangan di itil-ku. Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali.
Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terasa
nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba dia dengan cepat mengenjot lagi.
Kembali aku berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, aku
meronta sekenaku. Gila, batinku, dia benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit
pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Sesaat
dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas
tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya.
Dengan sisa tenagaku aku keluarkan kontolnya dari memekku. Dan kuraih batang
kontolnya. Tanpa pikir panjang, kontol yang masih berlumuran cairan memekku
sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku
telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali memekku yang
berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan menghisap
sebagian kontolnya. Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku orgasme.
Dihisapnya itil-ku sambil ujung lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang
dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir
memekku merapat ke bibirnya. Ingin aku berteriak tapi tak bisa karena mulutku
penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat kontolnya dan kucengkeram kuat
dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme.
"Yang, aku mau ngecret yang, di dalam memekmu ya", katanya sambil menelentangkan aku.
"Ya,pak", jawabku.
Dia menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, kontolnya yang besar sudah kembali menyesaki memekku. Dia langsung mengenjot kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhnyapun mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas dengan kuat sehingga kontolnya nancap semuanya ke dalam memekku dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Herannya, ngecretnya yang ketiga masih saja pejunya keluar banyak, memang luar biasa stamina pak Edo. Dia menelungkup diatasku sambil memelukku erat2.
"Yang, nikmat sekali ngentot sama kamu, memek kamu kuat sekali cengkeramannya ke kontolku", bisiknya di telingaku.
"Ya pak, Sinta juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman memek Sinta terasa kuat karena kontol bapak kan gede banget. Rasanya sesek deh memek Sinta kalau bapak neken kontolnya masuk semua. Kalau ada kesempatan, Sinta dientot lagi ya pak", jawabku.
"Ya sayang", lalu bibirku diciumnya dengan mesra.
TAMAT