Di Jebak Mbak Ambar
Perkenalkan,
namaku Nico usia 23 tahun, tampang lumayan (kata yang lain lho), kulitputih, tinggi
167-an. Aku memiliki sebuah pengalaman yang sangat istimewa, penglamanyang pertama kali
dan tak dapat terlupakan, yang terjadi ketika aku masih berumur 13tahun, masih duduk
di kelas 1 SMP. Tentu saja ketika itu aku masih sangat muda,tinggiku dulu masih
belum ada 160-an, dan belum banyak mengetahui apa-apa, apalagidunia seks, walaupun
dulu aku juga pernah menonton beberapa film blue, namunpengetahuanku mengenai seks yang
sebenarnya masih sangat minim. Sebenarnya seluruhkeluargaku ada di Semarang, namun aku
dititipkan oleh orangtuaku kepada Oomku untuksekolah di salah satu SMP swasta favorit
di Jakarta.
Oomku adalah pemilik dan juga merangkap salah satu jabatan direktur di salah
satuperusahaan,
yang berlokasi di kawasan bisnis Kuningan, namun oleh karena kesibukankerja yang amat
banyak, Oomku membuat juga sebuah kantor mini di rumahnya, yang diisihanya oleh beberapa
karyawan saja. Dengan perangkat komputer yang canggih sehinggadapat langsung
diakses ke kantor pusat.
Salah satu staff Marketing perusahaan Oomku bernama Mbak Ambarwati, dan biasakupanggil Mbak
Ambar, dan tampaknya Mbak Ambar menjadi salah satu staff kepercayaanOomku, karena
walaupun sebenarnya kantornya adalah di Kantor Pusat Kuningan, namun iasering membantu
Oomku di kantor mini di rumahnya yang sangat besar, sehingga akusering melihatnya,
karena kadang-kadang aku sering masuk kantornya untuk meminjamalat-alat tulis
untuk mengerjakan pekerjaan sekolahku.
Mbak Ambar sangat cantik dan manis, usianya sekitar 25 tahun, tingginya kurang
lebih160-an,
tubuhnya sangat ideal, kulitnya kuning langsat, serta memiliki rambut yangdipotong pendek
sebahu. Dengan baju kerjanya Mbak Ambar terlihat sangat cantik danseksi. Apabila ia
sedang melepas blezernya, buah dadanya tampak padat, ukurannyasedang-sedang saja.
Karena ia selalu memakai rok span mini, maka pantatnya terlihatpadat dan kencang,
karena tercetak dengan sangat jelas di rok spannya yang ketat.
Sering kali ketika aku sedang mengerjakan tugas sekolahku di salah satu meja
kerjayang
kosong, aku melirik ke arah betis Mbak Ambar yang sangat mulus dan indah, MbakAmbar juga selalu
memakai sepatu hak tinggi warna hitam yang seksi, sehingga menambahkeindahan kaki dan
betisnya. Pernah suatu kali ketika aku sedang melirik betisindahnya Mbak Ambar,
tanpa kusadari ia mengetahuinya dan melihat ke arahku. Begitu akutiba-tiba sadar dan
melihat ke arahnya, aku malu sekali, jantungku berdegup kencang.Namun Mbak Ambar
justru tersenyum kepadaku, yang malah membuatku makin jadi salahtingkah. Mbak Ambar
memang orangnya ramah dan baik hati, bahkan ia terkadang memberiku
hadiah-hadiah kecil. Namuntetap saja apabila aku sedang diajak bicara
olehnya, jantung ini berdebar-debar, entahkenapa.
Peristiwa ini bermula pada suatu hari di hari Sabtu, ketika sekolahku libur.
Sepertibiasanya jika hari Sabtu kantor Oomku tutup, dan kebetulan hari itu Oomku
sedang pergike luar kota untuk urusan bisnisnya. Hari itu sekitar jam 10 pagi, dan aku
sedangduduk-duduk
di teras depan, namun tiba-tiba Mbak Ambar datang dengan pakaian kerjanyaseperti biasa.
"Eh, Mbak Ambar ! Lho, Mbak ini kan hari Sabtu, kok masuk kerja ?",
tanyakukeheranan.
"Oh, soalnya ada pekerjaan yang Mbak mesti selesaikan hari ini juga."jawabnya.
"Oh, begitu. Tapi di kantor nggak ada siapa-siapa lho." kataku.
"Ah, nggakapa-apa kok, Mbak bisa bekerja sendiri." katanya.
" Tapi kamu mau khan temenin Mbakdi kantor, supaya nggak terlalu sepi.", tanyanya. Wah, tentu saja aku mau, aku kanjadi bisa puas ngeliatin Mbak Ambar, memang tawaran ini yang kutunggu-tunggu,katakudalam hati, he..he..he...
"Ehm, baik Mbak, aku temenin deh..." jawabku.
Sungguh akuyang saat itu masih
berumur 13 tahun, sama sekali tidak mempunyai prasangka apapun.
Di dalam ruang kerja kantor, Mbak Ambar bekerja menggunakan komputernya,
sedangkan akusendiri bermain game dengan komputerku (dulu belum ada internet sih...),
tepat disebelah meja Mbak Ambar. Saat itu kulihat Mbak Ambar sedang sibuk dengan
pekerjaannya,tentu saja kesempatan ini kugunakan sebaik-baiknya, untuk memperhatikan
kecantikanMbak Ambar habis-habisan. Keperhatikan wajahMbak Ambar yang begitu cantik, lalu buahdadanya yang padat.
Karena Mbak Ambar menggunakan rok span yang mini, maka ketika iaduduk dengan
menumpangkan kakinya, pahanya yang putih mulus itu langsung terlihat,juga betisnya yang
indah, kutatap habis-habisan. Namun tiba-tiba Mbak Ambar menatapkusambil tersenyum
menggoda,
" Lagi ngeliatin apa kamu, Nico ?" Deg ! Astaga..., akubenar-benar kaget, jantungku serasa copot, aku benar-benar panik,
" Eh..,
anu...,ehm..., nggak kok Mbak...", jawabku terbata-bata.
"Nggak apa-apa kok, kalau kamu suka Nico...", katanya sambil
tersenyum nakal.
NamunMbak Ambar malah berdiri ke arah pintu dan menguncinya, lalu menghampiriku dan berdiritepat di depanku, bau harum parfumnya terasa olehku. Tentu saja aku jadi makinberdebar-debar nggak karuan.
"Co, menurut Nico, Mbak Ambar cantik nggak ?", tanyanyamenggoda.
"Eh... enggg.. iya.." jawabku kebingungan sambil menunduk, aku bahkan tidakberani melihatnya.
"Nah...
kalau begitu Nico mau dong kalau Mbak Ambar minta tolong."katanya, dan
Astaga... Mbak Ambar bertanya sambil mengelus pipiku dengan punggungtelapak tangannya. Perasaanku
saat itu benar-benar campur-aduk, aku merasakaankehalusan dan kelembutan tangannya, namun
bercampur dengan grogi dan bingung. Akuhanya bisa mengangguk saja.
Lalu Mbak Ambar memegang tanganku dan menariknya dengan lembut, sehingga aku
bangundari
dudukku.
"Yuk.., ikut Mbak.., Mbak mau ajarin Nico sesuatu.", katanya sambil
menuntunkuberjalan ke arah meja kerja yang kosong. Sebagai seorang anak, yang baru
berangkatremaja, dan sedang kebingungan, saat itu aku benar-benar bagai kerbau yang
dicucukhidungnya, aku mengikuti semua kemauan Mbak Ambar.
"Nah,.. sekarang kamu berdiri di sini, dan diam dulu yah,..."
katanya. Aku berdiridengan bersandar pada meja. Lalu tiba-tiba Mbak
Ambar mengecup bibirku dengan lembut,aku benar-benar kaget, sungguh, baru kali
ini aku merasakan ciuman, rasanyabenar-benar nikmat, bibir Mbak Ambar terasa lembut
dan basah, aku hanya bisa diam sajasambil memejamkan mata, dan terus-terang saat itu
penisku langsung bergerak naikperlahan.
Kemudian tiba-tiba tangan Mbak Ambar, bergerak menuju celana pendekku, dan
memengangtali celanaku.
"Mbak,
eh..., anu..., Nico mau diapain Mbak ?...", tanyaku dengangugup, terus-terang
perasanku saat itu agak takut. Nngak tau kenapa, walaupun akupernah melihat film
blue satu-dua kali, namun menghadapi kenyataan yang sebenarnya danyang pertama kayak
begini, jantungku berdegup sangat kencang.
"Kamu tenang saja deh Nico.., percaya deh sama Mbak, pasti nanti kamu
suka.", bujuknyasambil kembali tersenyum nakal. Lalu Mbak Ambar
mulai berlutut di hadapanku, dan mulaimengendurkan tali celanaku,
"Mbak... jangan Mbak... ", aku sungguh-sungguh bingung dantakut, sungguh bukan pura-pura, badanku terasa panas-dingin, namun Mbak Ambar tidakmemperdulikanku ia malah sibuk mencoba membuka celanaku, nampaknya nafsu birahinyasudah tak bisa lagi dikendalikan. Setelah talinya kendur, lalu Mbak Ambarmelorotkannya, karena aku kebetulan sedang tidak memakai celana dalam, langsung sajapenisku terjulai keluar. Ukuran penisku saat itu masih tanggung, bulunya pun masihsedikit karena memang baru tumbuh, namun kelihatannya hal itu justru membikin MbakAmbar menatap penisku dengan tatapan buasnya.
"...Mbak......",
ujarku lirih dengangemetar, lututku terasa lemas. Mbak Ambar yang tahu akankeadaanku lalu
memegangpinggangku, dan menyuruhku naik, duduk di meja. Seperti terhipnotis akupu!
n mengikutinya lagi. Lalu Mbak Ambar memegang penisku yang sudah agak keras
itu,Ah.....
genggaman jari-jari lentik Mbak Ambar terasa sangat lembut di penisku...
Lalu tiba-tiba dengan lembut Mbak Ambar, menjilat kepala penisku perlahan,
"Ahh.... Mbaaaak....."
jeritku lirih, Gila.... rasanya.... sulit dilukiskan...., bergetarseluruh tubuhku,
saat lidah Mbak Ambar yang lembut menyapu permukaan kepala penisku.Lalu tanpa
sungkan-sungkan lagi Mbak Ambar langsung mengulum penisku, benar-benar Gilarasanya....
Lalu tiba-tiba dengan lembut Mbak Ambar, menjilat kepala penisku perlahan,
"Ahh....Mbaaaak....." jeritku lirih,
Gila....
rasanya.... sulit dilukiskan...., bergetarseluruh tubuhku, saat lidah Mbak Ambar
yang lembutmenyapu permukaan kepala penisku.Lalu tanpa sungkan-sungkan lagi Mbak Ambar
langsung mengulum penisku, benar-benar Gilarasanya....
"...Mbaak... aaaah.... Mbaaak....." aku mengerang-ngerang, tak
karuan. Mbak Ambarterus mengulum-ngulum, sambil mengocok-ngocok, dan menyedot-nyedot penisku.
Luar biasarasanya.... takterbayangkan nikmatnya...
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan, yang akan keluar dari
tubuhku.Aku makin menggila mengerang-ngerang, Mbak Ambar yang rupanya tahu waktunya
telahtiba,
langsung menyedot penisku kuat-kuat.
"...Mbaaaaaaak.....Aaaarghhhhhhhhh..............",
aku menjerit kencang, air maniku muncrat menyemburkeluar, untuk pertama kali aku merasakan
puncak kenikmatan yang tak terbayangkan, yangbaru pernah aku alami... lalu tubuhku
terkulai lemas.... tergeletak di atas meja.....
Namun air maniku yang tadi menyembur keluar di dalam mulut Mbak Ambar malah
disedot,dihisap, dan ditelannya. Nampaknya Mbak Ambar rakus sekali dengan air
maniku, bahkankarena saking banyaknya ada air maniku yang meleleh keluar dari mulutnya,
dan melumurisekitar bibirnya, dan dengan menggunakan lidahnya Mbak Ambar menyapunya
semua lalumenelannya. Terus terang melihat adegan ini aku benar-benar heran dan agak
merindingdibuatnya... Namun aku tidak peduli, karena tubuhku saat ini sangat lemas,
dengan sisatenaga yang ada aku berjalan ke sofa panjang di ruangan itu, dan aku
langsung rebahdan terlelap.......
Sekitar satu jam aku tertidur, ketika terbangun aku merasakan suatu perasaan
yangWah...,
pokoknya lain dari biasanya. Aku melihat Mbak Ambar sedang mencetak denganprinternya,
nampaknya perkerjaannya sudah hampir selesai.
Setelah pekerjaan Mbak Ambar selesai, dan mematikan komputernya, ia menghampiriku.
"Co... badan Mbak Ambar pegel nih, pijitin dong... mau khan ?",
pintanya.
"Iya
Mbak."jawabku.
Mbak Ambar langsung terlungkup di sofa panjang, setelah aku bangun. Sejenak akubingung, hendak
bagaimana. Memang sering sih aku membayangkan menyentuh Mbak Ambar,tapi setelah dikasih
kesempatan ini aku malah bingung.
"Ayo.., kok malah bengongsih.", seru Mbak Ambar.
"I..iya Mbak...". Masih agak ragu, namun mungkin karenaperistiwa pertama tadi aku jadi agak berani. Kuusap pelan-pelan pundak Mbak Ambar,lalu perlahan kupijit-pijit, lalu turun pelan-pelan ke punggungnya. Ketika hampirmencapai ke dua buah pantatnya yang montok itu, aku agak ragu.
"Ayo Co,
janganragu-ragu.."
serunya yang seakan tahu akan keraguanku.
Dengan agak berdebar kutempelkan kedua telapak tanganku ke buah pantatnya yang
padatberisi
itu. Wah, sungguh empuk, namun padat rasanya, lalu kuremas-remas perlahan,
"Hmmm.....
pintar kamu Nico...." kata Mbak Ambar sambil merasakan nikmat.
Setelah agak lama bermain di pantat Mbak Ambar, tanganku kembali merayap
menyelusuripaha bagian belakang dan betisnya. Wah... betis indah Mbak Ambar yang
biasanya hanyabisa kulihat dan kubayangkan saja, sekarang kuusap-usap dan kuremas-remas
denganlembut,
sungguh halus sekali rasanya, mulus dan lembut....
Kemudian Mbak Ambar bangun dari terlungkupnya, dan kini duduk bersandar di
sofa.
"Nico, lepas sepatu Mbak !" perintahnya. Akupun melakukan
perintahnya, melepassepatunya dengan hati-hati. Setelah dilepas
ternyata sampai ke ujung kakinyapun sangathalus dan mulus.
"Nico, sekarang kamu jilat kaki Mbak !" kali ini tanpa ragu lagi akuikuti perintahnya. Aku jilat telapak kaki Mbak Ambar yang mulus, lalu kujilatin pulatumitnya yang berwarna merah jambu itu. "Ehmmmm.... kamu nakal Co....", Mbak Ambarkegelian.
"Terus
naik ke atas yah, jangan berhenti !" pintanya lirih. Dari telapakkaki dan tumitnya,
jilatanku naik ke atas.Kujilati betis mulus dan indah Mbak Ambar,
benar-benar lembut sekali terasa di
lidahku.
Jilatanku terus naik ke atas, kusingkapkan setengah rok spannya ke atas, lalu
kujilatipaha Mbak Ambar, membuatnya terus menerus merintih kegelian. "Nico,
tolong bukaincelana dalam Mbak yah...", lalu Mbak Ambar menyingkapkan seluruh
roknya ke atas,sehingga celana dalamnya yang putih nampak jelas di depanku. Aha...!,
ternyata dibagian tengah celana dalamnya telah basah, rupanya Mbak Ambar sudah sangatterangsang. Tanpa
membuka roknya yang disingkapkan ke atas, dengan hati-hatikuturunkan dan kulepaskan
celana dalam Mbak Ambar. Wah... luar biasa... baru kali iniaku menyaksikan yang
secara nyata memek seorang wanita.
Memek Mbak Ambar sangat indah, bulu-bulunya sangat lebat, bentuk bukit memeknyacembung, di
tengahnya terdapat garis bibir memek yang berwarna kemeraha-merahan,sangat merangsang
birahi, apalagi di pinggirannya telah nampak basah oleh cairanbirahinya.
"Ayo Co, jilatin dong, tunggu apa lagi." serunya. Kali ini aku agak
ragu lagi. Namunkarena aku pernah di film blue, tampaknya kok enak sekali rasa memek itu,
aku jadipenasaran.
Aku dekati memek Mbak Ambar, ada sedikit bau harum birahinya, mula-mula denganperlahan aku mulai
menjilati pinggiran memeknya.
"Sshhh...
aaahhh.... ssshhhh....aahhh....", Mbak Ambar mendesis-desis geli
dan nikmat. Entahpemandangan apa ini,masih mengenakan pakaian kerjanya dengan lengkap
kecuali celana dalam, Mbak Ambarduduk selonjoran di sofa, sementara aku menjilati
sesuatu di balik rok spannya.
Aku terus menjilati pinggiran memek Mbak Ambar yang telah basah itu, rasanyaasin-asin... Setelah
pinggiran memeknya, aku mulai ingin menjilat tengahnya, kulihatdi bibir memek Mbak
Ambar yang masih rapat itu terdapat cairan basah, lalu aku jilatbagian tengah yang
memanjang di memeknya,
"Ssssssstthhhhh....." Mbak Ambar mendesispanjang. Lalu kujilati bagian dalam memeknya, kukorekdengan lidah seluruh dindingbagian dalam memeknya untuk mendapatkan cairan memeknya, sehingga membuatnyamenggelinjang-gelinjang,
"Nico...
aaaaahhh..... aaaahhh....." Mbak Ambar terusmengerang-ngerang.
Lalu aku ingat akan clitnya. Untung di film sudah diajarin dimana mencarinya.
Denganjariku
aku renggangkan kedua bibir memek Mbak Ambar, lalu sedikit diangkat ke atas,maka tampaklah ujung
clitnya yang mungil yang berwarna pink. Lalu dengan sekalijilatan panjang, aku jilat
clit itu,
"Aaaaaaaaaauuhhhhhh.........." Mbak Ambarlangsung menjerit, ia tersentak kaget.
" Nico.. dari mana kamu tau.. hmmmmm..?",tanyanya gemas.
"Dari film Mbak", sahutku.
"...Dasar...", Mbak Ambar mencubittanganku. Kelemahan Mbak Ambar ini tidak kusia-siakan, lalu aku langsung menjilaticlitnya, kugosok-gosok dengan lidahku, membuatnya semakin gila, menjerit-jerit danmenggelinjang-gelinjang,
"Aaaaaahhh....aaaaaahhh..... aaaarghhhhh.....ehmmm......" , terus saja kujilati.Lalu kusedot clit Mbak Ambar dengan satu sedotan panjang, tiba-tiba Mbak Ambarlangsung menjerit keras,
"Aaaaaaaaaakkkhhhhhhh........", badannya mengejang, bergetar,kedua pahanya dirapatkannya ke kepalaku, dan tangannya meremas sofa itu dengankuatnya, Mbak Ambar sedang merasakan puncak kenikmatan orgasme yang luar biasa, lendirhangat orgasmenya keluar dari dalam memeknya, yang langsung aku sedot langsung kememeknya, membuat erangannya semakin panjang,
"Aaaakhhh.......Nicoooo.....
eemmmh.... eehhhhhh...........", dan akhirnya Mbak Ambartergeletak lemas .
Setelah terbaring lemas di sofa beberapa saat, Mbak Ambar kembali bangkit, lalumenarikku ke sofa,
dan menciumku, melumat bibirku, lalu lidahnya didesakannya masuk kemulutku. Aku yang
belum berpengalaman menerima saja. Lidah Mbak Ambar bermain di dalammulutku,
mengait-ngait lidahku, Wah... rasanya... geli, nikmat, dan basah...
Kemudian Mbak Ambar melepaskan lumatannya, lalu melepaskan kaosku, sehingga
kini akutelanjang bulat. Kemudian Mbak Ambar mendorong badanku agar aku terlentang
di sofa. Iamenatap penisku yang sudah mulai bangun kembali, digenggamnya batang
penisku, yanglangsung sajamembuatnya makin mengeras, lalu di kocok-kocoknya. Mulanya perlahan,lama-kelaman makin
cepat, Wah.... rasanya benar-benar aduhai... Lalu Mbak Ambarmelumat batang dan
kepala penisku, Waaaah..... rasanya semakin luar biasa.....
Namun rupanya Mbak Ambar menginginkan lebih dari yang tadi. Ia melepaskan
lumatannyadi penisku, lalu Mbak Ambar mulai melepaskan pakaian kerjanya. Aku bangkit
danterduduk
di sofa. Melihat pemandangan itu, aku jadi deg-degan, namun kali ini sedikitbercampur nafsu. Dan
akhirnya Mbak Ambar membuka seluruh pakaiannya, termasuk BH dancelana dalamnya,
sehingga ia kini benar-benar telanjang bulat. Wah..... luar biasaindahnya tubuh Mbak
Ambar yang kuning langsat, sangat mulus dan seksi. Aku yang barupertama kali melihat
hal seperti ini, walau deg-degan, namun sekarang aku benar-benarterangsang.
"Gimana
Co, kamu suka kan... pasti kamu belum pernah melihat wanitatelanjang, iya
kan...?", tanyanya sambil menggodaku. Aku hanya tersipu sambilmenganggukan kepala,
Mbak Ambar tertawa cekikian...
Lalu Mbak Ambar meraih tanganku, dan diletakan di atas buah dadanya, Wuih.....
walauaku
deg-degan, tapi rasanya sangat lembut sekali....
"Nah Co,
coba kamu remas-remas
yach...", katanya. Tanpa disuruh dua kali aku langsung meremasnya dengan
perlahan.
"Hmmmmmm.......", Mbak Ambar mendesah. Aku terus meremas-remas dengan
nikmat,
"...Hmmmm.... stthhh..... aaahhhhh.....", Mbak Ambar terus mendesah.
Namun rupanya, tegangan birahi Mbak Ambar sudah sangat tinggi. Tiba-tiba aku
langsungditerjangnya, dipeluk, serta dilumatnya bibirku, dengan penuh nafsu.
Benar-benar barukurasakan yang namanya cumbuan dan pelukan wanita, apalagi kita sama-sama
dalamkeadaan
telanjang bulat, jantung ini berdetak kencang.
Tangan Ambar merayap mencari penisku, setelah dapat, lalu digenggamnya batang
penisku.Lalu sambil mendudukiku, Mbak Ambar mengarahkan ujung kepala penisku ke
memeknya. Akuyang melihat hal itu, jadi bingung sendiri, mau nyoba sih, tapi nggak
berani,
"Mbak,Nico mau diapain,
ja..jangan sampai begitu Mbak..., Nico belum pernah...", katakuterbata-bata.
"Nah... kalau begitu, sekarang Mbak ajarin...", kata Mbak Ambar
sambil tersenyummenggodaku. Sambil berkata demikian, Mbak Ambar langsung menekan memeknya
ke kepalapenisku,
"Enghhh...", aku mengerang merasakan seretnya penisku masuk ke memek MbakAmbar.
"Sttthhh...", Mbak Ambar pun rupanya merasakan seretnya gesekan penisku denganmemeknya. Walaupun telah basah oleh lendir memeknya, namun memek Mbak Ambar memangmasih sempit, jadi cuma sepertiga batang penisku yang baru berhasil masuk. Namun MbakAmbar terus memaksakan batang penisku masuk, sampai aku sendiri takut kalau batangpenisku lecet.
"Stthhhh.....
aaaaaahhh....", akhirnya seluruh batang penisku masuk kedalam memek Mbak
Ambar. Sungguh luar biasa, nikmat sekali rasanya batang penisku didalam memek Mbak
Ambar, hangat, lembab, basah, dan serasa dihisap masuk ke dalamlubang sempit yang
berulir.
Kemudian Mbak Ambar mulai menaik-nurunkan pinggulnya, Mbak Ambar mengocok
penisku di
dalam memeknya.
"..Aaaaahhhh....
aaaaaahhh...", aku benar-benar merasakan nikmatnyayang pertama kali.
Mbak Ambar pun tak kalah menjerit-jeritnya,
"Sstthhh....
Aaaaaahhh.... Nicoo....aaaaaaahhh.....". Mbak Ambar tampaknya
seperti sudah lupa daratan, menggoyangkanpinggulnya kesana-kemari, maju-mundur,
kiri-kanan, meliuk-liukan pinggulnya, sambilmengerang-ngerang dan menjerit-jerit.
Sampai setelah sekitarsepuluh menit, tiba-tiba Mbak Ambar menjerit
kencang, badannya mengejang, ditekannya
memeknya ke penisku kuat-kuat, sambil mencengkram erat ke sofa.
"Nicoooooo............. Aaaaaaaaaaakkkhhhhhh...........".
Aku merasakan memek Mbak Ambar dengan sangat kuat menjepit dan mengempot
penisku,
rasanya memang sangat luar biasa nikmat, dari dalam memeknnya kurasakan keluar
banyak
sekali cairan. Karena merasakan jepitan dan empotan yang sangat dahsyat,
tiba-tiba aku merasakan kembali sesuatu yang sangat tak tertahankan, dan
akhirnya.
"Mbaaaaak.......
aaaaakhhhhh...........", aku menjerit dengan kerasnya, merasakan nikmatnya
rasa yang luar biasa, yang tidak bisa kulukiskan, air maniku muncrat dengan
derasnya di dalam memek Mbak Ambar, banyak sekali......
Mbak Ambar tersenyum nakal kepadaku, lalu memelukku, aku merasa sangat
lemas..... Dan akhirnya kami berdua tertidur sambil berpelukan telanjang di
sofa itu........
Ketika aku bangun, Mbak Ambar tersenyum kepadaku,
"Nico..., tenyata kamu hebat, lho...., Mbak nggak nyangka..." Aku hanya tersipu saja.
"Lain
kali kamu mau kan, Mbak ajarin lagi ...?". "...Iya Mbak...",
jawabku sambil menggangguk, Yaah tentu saja aku mau setelah merasakan nikmatnya
bermain sex dengan Mbak Ambar.
Waktu rupanya sudah menunjukan pukul 3 sore, rupanya kami tertidur cukup lama,
untung tidak ada yang datang mengganggu. Sejak saat itu, setiap ada kesempatan,
kami selalu melakukan hubungan seks. Bahkan pernah dengan alasan mengajakku
jalan-jalan, Mbak Ambar pernah mengajakku ke apartement milik temannya yang
sedang kosong, dan kami pun berdua melalukannya lagi, pokoknya luar biasa
deh.... Hal-hal seperti itu terus kami lakukan sampai Mbak Ambar akhirnya
menikah, dan pindah ke kota asalnya Bandung.....
Begitulah kisah pengalaman seks-ku yang pertama kali dahulu, yang tak dapat
kulupakan.........
TAMAT