Mengusap Memek Bu Mayang
Aku
punya tetangga bernama ibu Mayang. Umurnya sekitar 45 tahunan. Ia seorang Ibu
Rumah Tangga dengan 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa semua. wajahnya
biasa saja, hanya sedap dipandang mata (kaya lagunya Ahmad Albar dkk). Tubuhnya
gemuk tidak kurus pun enggak. Montok dan sekel. Sedangkan kulitnya kuning
langsat, Rambutnya agak ikal sebahu lewat dan bibirnya agak lebar tapi tidak
terlalu tebal. Yang paling kusenangi adalah payudaranya yang menurutku sangat
menggoda. Anak pertamanya laki-laki, seorang tentara dan berdinas diluar pulau
jawa. Yang kedua perempuan bekerja sebagai seorang Pengawas Mutu (QC) di sebuah
pabrik di kota Bekasi. Yang bungsu sedang menempuh semester 4 di salah satu
perguruan tinggi di Negeri di Jakarta. Alhasil, setiap hari bu Mayang tinggal
sendirian di rumahnya. "Tar
kalo kenapa-kenapa dijalan kamu tanggung jawab ya...?!?!?" katanya ketus. Singkat
cerita sampailah kami di pasar dan setelah mendapatkan apa yang dicari kami
segera otw pulang. Sialnya, ditengah jalan vespaku mogok entah kenapa. Kuminta
bu Mayang turun dan kuperiksa mesinnya. Sekilas nampak raut kesal di wajah ibu
Mayang. "Tau
begini tadi pake motor si Hendrik saja?!!". "Sebentar
bu, biasanya kao ngadat begini cuma sebengtar kok!" Kataku berupaya
meredam kekesalan bu Mayang. lalu
setelah ku utak utik platinanya sang tunggangan pun kembali menyala. Setelah
menyala, kuuminta bu mayang naik dan kami meneruskan perjalanan. "Makanya
jangan kenceng-kenceng! marah motor mu tuh!" kata bu Mayang. "Hahahahaha...
si ibu bisa aja!, namanya barang ttua ya begini bu., seuka ngadat!" "Eh
belum tentu lho, ada juga barang tua yang ga pernah ngadat...!"
sanggahnya. "Emang
ada bu? kalo ada saya mau tuh!!" jawabku... "Udah
aha, konsentrasi sm jalan sana! Tar nabrak lagi!" omelnya "Oke
mami siap laksanakan". "Mami
mami, emangnya aku germo!??" jawabnya sambil mencubit perutku pelan. "AOWWW,
sakit bu!" dan sepeda motorku sedikit oleng.... uppsss, dengan sedikit
skill motor kembali dapat kukendalikan. "Udah
ah jangan becanda mulu, tar jatoh lagi". Skip story sampe juga kami di
alamat semula. "Her,
langsung anter aku ke rumah aja, besok aja lah belanjaannya dianterinnya.
dipakenya juga buat sorenya kok!" bu mayang memintaku. "ya
udah, gapapa" motor ku belokkan ke arah gang bu mayang. "Makasih
ya, eh km ada nmr hp saya ga? supaya besok gampang buat koordinasi!" kata
bu mayang setibanya di pagar depan rumahnya, kami pun bertukar no hp masing
masing. “Her, km bs dateng ke
rumha ga? sklian bawa baju yg td disewa. saya mau fitting tadi lupa”. Aku
berkerut, oh iya tadi sore aku ditugaskan mengambil baju sewaan buat orang2
yang bertugas di pramanan. “Ok bu saya kesana” jawabku dan lsg kusambar tas plastik yang
berisi baju dan kain sewaan. "Hey
malah bengong ayo masuk, mana bajunya?" aku
kaget setengah mateng saat tangannya mengusap wajahku. Halus sekali... dan
wangi ... entah lotion entah parfum... aku pun masuk mengikuti bu mayang...
Alamak bokongnya sangat menggoda... "Oh,
dia lagi ke tempat kawannya. Katanya ada tugas kuliah, besok paling dia
pulang". setelah
ngobrol sedikit, ia pun membawa tas plastik itu kedalam dan agak lama aku
menunggu di ruang depan rumahnya. Selama penantian itu aku membayangkan sedang
bergumul dengannya dikasur dan melepaskan hasratku yang terpendam dengannya.
Saling mencium, saling menjilat dan saling meraba. 15 menit berlalu dan ia
kembali ke ruang depan sambil menenteng tasnya. "Aduh
maaf ya her, kelamaan.. eh kamu mau minum ga??? sampe lupaaa... tar ya saya
ambilin minum dulu... mau kopi apa kopi susu? Kopi susu aja yah, kopi hitamnya
saya lupa udah abis..." katanya nyerocos... "
Ga usah bu... gapapa !" percuma aku menjawab karena bu mayang sudah
ngeloyor ke belakang. Tak
lama ia kembali sambil membawa secangkir kopi "maaf,
kopi susunya yang abis, ga taunya adanya kopi item". "Gapapa
kok bu ga usah repot-repot". Sambil
menikmati kopi, kami mengobrol ngalor ngidul sampe akhirnya ku tahu suaminya
pergi meninggalkan dia saat anaknya yang bungsu masih kelas 2 SD, demi meraih
cinta seorang pramugari. Diam-diam kuambil gambarnya pake hpku. Pembicaraan
semakin hangat bahkan mulai menjurus ke hal2 yang berbau XXX. "Gapapa,
bu. Udah cukup. Lagian kopinya juga udah berasa kopi susu kok!" jawabku
sambil nyegir. "Lho
kok bisa gitu?" bu mayang kelihatanya bingung dengan jawabanku. "Iya
dari tadi udah pake susu... walau hanya pandangan... hehehehe..." "eeeehhh...
kamu... genit ya! berarti kamu dari tadi ngintipin nenen saya ya? dasar genitt
ih!" katanya sambil kembali mengusap wajahku. Kali ini kutangkap tangannya
dan ku cium jarinya. Nampak bu mayang agak terkejut menerima perlakuanku, tapi
hanya sepersekian detik saja. Ia hanya diam saja ketika aku mulai menciumi dan
menjilati jari tangannya. Namun ia kemudian menarik tangannya. "Mmmmaaaffhh...
bu... maaaf... saya terbawa suasana... " kataku mencari pembenaran. Bu
mayang tak menjawab dan hanya menarik nafas panjang, tak lama ia ke belakang
samb il membawa cangkir kopiku yang sudah habis. Aduh, ngambek dia.... pikirku.
Salah sendiri ga pake basa basi pikirku wah kacau ni bisa nanti. "Her,
maksud kamu apa tadi?". Gemet aku ter... "MMaaafff
bu... maaf... kalo ibu tersinggung... maaf sekali lagi. Saya terbawa suasana.
Abis ibu pakeannya bkn sy jelalatan...". "Gapapa
Her, saya cuma kaget aja kamu kok berani begitu sma saya. Eh, kamu jangan
pasang wajah melas gitu doong.... serius her, saya ga marah... ". "Beneran
bu, ibbu ga marah?" tanyaku lagi. "Enggak,
ga marah beneraan... suerr!" Bu
mayang malah mendekati tempat aku duduk dan memegang bahuku. "Kamu
udah buat darah saya berdesir, waktu kamu isapin jari saya. Her, saya...
saya... " bu Mayang tidak meneruskan kata-katanya dan malah memeluk saya.
Saat dadanya menempel, serasa darah ini berkumpul di kepala dan kaget bukan
kepalang dengan perlakuan bu mayang ini. Belum selesai kaget ku, bu mayang lalu
memegang kedua pipiku, "Saya
mau lebih dari itu, kamu mau ga??" "Bu,
Ibu serius??" "Serius,
bahkan sejuta rius!!" katanya sambil masih memegangi kedua belah pipku.
Baru aku mau ngommong tiba tiba bu Mayang menarik kepalaku dan mengecup bibirku
berulang-ulang. Lama-lama kecupannya berubah menjadi lumatan di
bibirku.Mendapat serangan seperti itu, kukalungkan taanganku dilehernya dan
balas melumat bibirnya dengan lembut. Kami sangat menikmati permainan bibir
itu, sampai-sampai bu mayang kutidurkan di sofa sambil terus melumat bibirnya
dengan lembut. Perlahan aku turunkan bibirku ke arah dagunya dan semakin turun
ke lehernya. Bu mayang hanya bergelinjang dan mendesah-desah nikmat, membuat
aku semakin terangsang. Ku belas payudaranya yang selama ini hanya kudambakan
dalam lamunan pada setiap acara onaniku. Bu mayang makin menggelinjang dan
semakin belingsatan saat ku remas halus payudaranya dari luar. Tiba-tiba ia
mendorong tubuhku dan mengangkat bagian bawah bajunya, "liat
nih... kamu harus bertanggung jawab..." katanya sambil memnunjukkan celana
dalamnya yang kelihatan basah. "Mau
dituntaskan bu?" tanyaku sedikit menantang. "Dikamar
aja yuk!?" jawabnya. akupun hanya mengangguk dan mengikuti bu mayang yang
berjalan ke kamarnya. Di kamar, kami melanjutkan acara saling memagut dan
melumat bibir. "Her,
puasin aku malam ini!" katanya padaku. . Ia
pun berdiri dan melepas bajunya. Nampaklah payudaranya yang memang lumayan
besar tapi agak kendor. Bu mayang sekarang tinggal memakai bra dan cdnya saja.
Nampak memeknya yang tembem tertutup celana dalam putih dan depannya basah
akibat permainan tadi. Lalu bu mayang naik ke kasur dan menciumi bibirku
kembali dengan posisi berlutut. Kusambut ciumannya sambil meremas lembut
payudaranya. Sambil berciuman, kucoba melepas kaitan bra-nya dan setelah
berhasil kujilati pentilnya dan kuremas pelan. Sambil kuhisap payudaranya yang
sebelah kiri, kuremas payudara yang sebelah kanan. Bergantian kujilati dan
kuhisapi kedua payudara bu mayang sambil a masih berlutut menghadapku. Tak lama
ia merapatkan perutnya dan mengoyang-goyangkan memeknya didadaku sambil terus
mendesah, dan gak lama ia memeluk tubuhku erat sambil melenguh panjang, "oooowhhh...
aaah....ssssshh.. emmhhh... aaahh... aaahhh ....!!!!!" "Her
buka pakaianmu..... her, pliiisss... puasin aku malem ini her..." wajahnya
nampak memelas sekali. Segera
kulepas semua pakaian dari yang terluar sampai yang terdalam. Kontolku yang
sudah ngaceng seddari tadi pun tegak terangguk-angguk menanti sasaran tembak.
Tanpa banyak komentar, bu mayang langsung menciumi bijiku dengan lembut.
sesekali ia mengulum biji pelerku dan menjilatinya. Setengah mampus aku menahan
geli enak dan rasa aneh saat ia mengulum biji pelerku. Rasa-rasa ingin kencing,
linu dan rada-rada enek....Kubelai rambutnya sambil sebelah tanganku mengusap
punggungnya yangg halus. Lalu ia mulai menciumi bataang kontolku dan
memasukannya kemulut. “Ahh... aahhh... enak bu..
enakh... ah...aaaahhh... ssshhh... aaaahhhh...”
itu yang kukatakan saat kepalanya maju mundur mengulum kontolku. Tak tahan
melihat pantatnya yang bulat, segera kutarik pahanya keatas, dan dalam sekejap
kami sudah berada dalam posisi 69. kujilati memeknya dengan penuh sukacita,
kadang kadang-kadang kutekan lidahku di clit-nya sambil terus meremas
pantatnya. Bu mayang nampak terbawa dengan permainan ini dan ia mulai
menggoyang-goyangkan pinggulnya dan terkadang menekannya ke mukaku
sampai-sampai aku susah bernapas. 5 menit berselang ia melepaskan kulumannya
pada kontolku dan meremas betisku dengan keras sambil mengejang dan mengerang.
Bahkan mukaku ditekannya menggunakan memeknya. “ooohhh..... aaarrgghh....
ssshhhhhhh.... aaaaaahhhhh..... “ dan terasa ada yang
mengalir dan membasahi bibir dan mulutku. Orgasme
dan tercium aroma khas cairan lendir wanita di hidungku dan mengalir menuju
mulut dan lidahku. Segera kusapu dan kuhisap sambil sesekali menghisap clitnya. Blesshhh....
cleepppp... perlahan namun pasti kontolku mulai memasuki area persengamaan bu
mayang sambil diikuti erangan dan lenguhan kenikmatan bu Mayang. “ooohh.. ssshh....
herrr....mmasssukiiin yg dalemm ohhhh.. “ Kugenjot
memek bu mayang dengan kecepatan biasa dengan posisi dua kaki bu mayang berada
di bahuku. seddangkan aku mengambil posisi berlutut sambil maju mundur
menggenjot memek bu mayang.. “aaahhh....
ahhhh...aaahhhh... “ bu mayang terus mendesah
seperti itu setipa kontolku ku masukkan. Tak lama leherku dijepi oleh kedua
kaki bu mayang dan ia mengangkat pantatnya keatas sambil melolong panjang .....
“hhhhhnnnnggggkkkkkkkhhhh
ahhh... aaahhh.... aaahhh.... “ kembali bu mayang
merasakan orgasmenya. Kuturunkan kaki Bu mayang dan kuarahkan aga bu mayang
tidur dengan posisi menyamping. Ku angkat kaki sebelah kanannya dan kumasukan
lagi kontolku ke memeknya dengan posisi menyamping dan menduduki kakinya yang
sebelah kiri. Perlahan namun pasti, sambbil menggenjot kupegangi kaki kanannya
maju mundur, lama kelamaan ku percepat genjotanku sambil memilin2 pentil susu
bu mayang. Menerima perlakuanku bu mayang makin belingsatan dan terus ber ah oh
membuat libidoku semakin memuncak. Ku percepat kocokanku dan akhirnya sambil
menjilati betis bu mayang kulepaskan pejuhku kedalam memek bu mayang..... “ Huuuuaaahh..... aaahh....
“ crrrroooottttt.....
crroooootttthh... crooooooooottthh..... sekitar lima kali kutembak memek bu
mayang dengan pejuhku. Terasa lemas badanku. Serasa copot semua persendian
badan... akupun melorot dan rebah disambping bu mayang.... kupeluk badannya dan
kucium pipi dan bibirnya dengan mesra... makasih sayang.... saya senang dan
puas melakukan ini sama bu mayang. Ia hanya tersenyum dan mengusap-usap dadaku.
Kami berpelukan dan berciuman sekitar 2 menitan. Lalu bu mayang berdiri dan
mengambil cdnya. Ia lalu mengelapi memeknya yang basah. Setelah itu, ia pun
kemudian mengelapi kontolku yang mulai mengendor usai bertempur. Ia lalu mencium
bibirku dan berdiri kembali, "aku
ke kamar mandi dulu sayang..." katanya sambil berlalu tanpa busana ke
kamar mandi. Aku hanya terbaring tersengal2 mengatur napasku. Tak lama aku
tertidur..... bertelanjang bulat di kamar bu mayang... “aaahh.... “ lau
ia turun naik mengocok kontolku dengan memeknya. Sekitar 3 menit kemudian ia
kembali mencapai puncak kenikmatannya sambil bersujud dan kontolku kembali dibasahi
oleh lendir kenikmatan bu mayang. Kupegang pantat bu mayang agar dia tetap
dalam posisi bersujud. Kosodk lagi dia dan kami lakukan doggy style.
Crek...ccreeekk...plok ... plookkk..crek.... creeek... hnya suara itu yang
terdengar saat kontolku menyodok memek bu mayang dari belakang. Tak lama terasa
aku ingin keluar dan kurapatkan paha bu mayang dan kutembak lagi dengan pejuhku
memeknya.... “oooouuhhhh... aaaahhhhh.. “ hanya
kata itu yang terucap saat kulepaskan pejuhku.... bu mayang lalu berbalik dan
menciumi bibirku. "Makasih
sayang, kamu udah puasin aku malem ini... ". "sama-sama,
ternyata benar.... ga semua perabotan tua itu usang. Buktinya Bu mayang
perabottannya masih oke banget... aku suka banget..." kataku... bu
mayang hanya mencibir dan menjulurkan lidahnya.... weeek katanya "Udah
dong sayang..... dengkulku rasa mau copot nih... " kata bu mayang
memelas... Karena
lemas mungkin bu mayang nggelosor di bawah meja rias. kuangkat tubuhnya dengan
susah payah dan kurebahkan di kasur... lalu kamipun tertidur berpelukan dengan
kondisi lelah dan telanjang bulat. Ditambah pula selangkangan yang lengket
karena lendir yang belum sempat dibersihkan. "jangan
dulu ah, tar repot... harus mandi dan keramas lagi!!" katanya. "nanti
aja selesai hajatan, dan anakku gak pulang lagi. Kamu boleh apain aja ibu...". Aku
tak menjawab hanya mengusap memeknya dengan lembut dan mencium pipinya saja. TAMAT
Awal pertemuanku dengan ibu Mayang terjadi pada saat sedang hajatan tetanggaku.
Ibu Mayang bertindak sebagai koordinator Uusan Dapur dan aku koordinator pemuda
pemudi yang bertugas sebagai pager ayu dan pager bagus serta petugas kebersihan
yang tugasnya ngangkutin piring kotor dan sampah.
Saat itu sudah jam 10 malam menjelang hajatan, aku sedang mempersiapkan janur
yang sudah dirangkai dan siap dipasang. Setelah urusan pemasangan janur aku
serahkan kepada salah seorang kawanku, aku pun bersiap untuk pulang agar besok
badanku segar dan tidak terlalu letih akibat begadang. Tia-tiba sang empunya
hajat memanggilku dan meminta tolong untuk mengantar Ibu Mayang ke pasar karena
ada yang terlupa untuk dibeli. Kusanggupi permintaannya dan ku nyalakan skuter
tua buatan italiku. Tak lama bu mayang pun nyemplak dibelakang dan kami segera
menuju pasar menembus gelapnya malam yang lumayan dingin. "Pelan-pelan aja
mas, saya takut!" celetuknya ketika vespaku kugeber agak kencang. "Ga
papa kok bu, udah biasa... abs kalo pelan jalannya ga enak!" kataku
sekenanya.
Ia tidak menjawab dan malah mengalungkan tangannya ke perutku.
Sampe dirumah tiba2 hpku berbunyi. SMS dari bu Mayang.
sampai dirumah bu Mayang, baru mau aku ketuk pintu pager bu mayang sudah muncul
dari dalam rumah. Aduuhhh.... dia pakai baju tidur diatas lutut, menampilkan
kakinya yang padat berisi serta pahanya yang mulus, walaupun terlihat masih
memakai bra, dadanya yang montok sempat membuatku menelan ludah.
Setelah didalam, aku dipersilahkan duduk dan basa basi sebentar, "herna
kemana bu?" kataku menyakan anaknya yang bungsu.
"Kopinya mau nambah ga? tapi kalo mau kopi susu ga ada..." tanya bu
mayang saat melihat isi cangkir yang tinggal setengah.
Beberapa saat kemudian ia kembali ke depan dan aku pun bersiap untuk pamitan.
Bu mayang menggulinggkan tubuhnya dan tergolek lemas setelah mendapatkan
orgaasme keduanya. Kuambil insiatif dengan melebarkan pahanya dan mulai kutusuk
dia dengan kontolku. Kuulek-ulek sedikit permukaan memeknya denga kepala
kontolku dan bu mayang mulai terangsang lagi. Perlahan mulai kumasukkan
kontolku, sambil terus mengulek permukaan memeknya.
aku terbangun saat terasa ada yang geli di daerah kontolku. Saat kubuka mataku,
bu mayang sedang asyik mengulum kontolku. Kubelai lembut rambutnya sambil
melenguh menahan nikmat. Tak lama setelah kontolku tegak lurus kembali, bu
mayang mengambil posisi duduk membelakangiku. Dimasukkannya kontolku kedalam
memeknya disertai desahan panjang..
Bu mayang bangkit menuju kursi di depan meja riasnya. sambil nungging ia
membersihkan memeknya yang basah kuyup. Melihat pemandangan itu, kontolku perlahan
mulai naik lagi dan kudekap bu mayang dari belakng sambbil menciumi bagian
belakang lehernya. Tak tahan berlama-lama, kuangkat kaki sebelah kanannya dan
kusodok lagi memeknya dengan kecepatan sedang. Ku sodoki terus memeknya dari
belakang sambil memegangi kaki kanannya dan menjilati leher belakangnya.
sekitar 5 menit ku entot bu mayang dari belakang dan akhirnya aku pun
melepaskan pejuhku untuk yang kesekian kalinya di dalam memeknya yang hangat
dan nikmat.....
Pagi harinya kami tersentak kaget karena nampak hari sudah terang. Terburu-buru
kami menuju kamar mandi dan mandi bareng sambil cekikikan mengingat kejadian
tadi malam. Selepas mandi, dengan bertelanjang bulat kami menuju kamar bu
Mayang dan aku segera mengganti pakaian dengan baju adat. Saat kami berpakaian,
aku sempat terangsang lagi saat melihat bu Mayang berdandan sambil telanjang
bulat. Namun dengan lembut bu mayang menolak segal uapayaku untuk mengajaknya
bercinta.
Di tempat hajatan, Bu Mayang tak mau jauh denganku. Bahkan dibawah meja
tangannya selalu mengusap-usap kontolku dengan pelan dan lembut. Saat kontolku
tegang ia hanya tertawa cekikikan sambil pergi meninggalkan aku yang
bersungut-sungut susah payah menenangkan adekku yang berdiri.
Sampe sekarang, aku sudah beristri dan beranak pun, kadang-kadang kami masih
melakukannya. Sekarang bu Mayang sudah berusia 55 tahun dan memeknya masih
gurih dan sedap setiap kali kuentotin.