NAFSU BIRAHI TANTE ETY
Nama saya Andi sekarang umurku sudah 34 tahun, namun karena
pengalaman masa lalu membuatku menjadi terobsesi dan horny bila melihat
tante-tante atau ibu-ibu yang menurutku sangat menggairahkan dalam bermain seks.
Inilah kisahku yang terjadi 7 tahun lalu
tepatnya ketika aku berumur 27 tahun.
*****
Dalam keluarga aku merupakan anak paling tua dari 4 saudara, namun dirumahku
hanya ada aku, ibu dan adikku yang perempuan dan masih SMA. Sedang ayahku sudah almarhum. Sementar dua adikku yang lain sedang kuliah dikota
S. Usaha ibuku sendiri adalah berd****g
dengan membuka kios kelontong di pasar. Ibu selalu berengkat ke pasar mulai pukul 5
pagi dan kembali pukul 4 sore dan jika pulang selalu bersama adikku yang paling
bontot karena setiap pulang sekolah adikku selalu membantu ibu di pasar.
Selain aku, ibu dan adikku dirumahku juga tinggal Bu Etty yang menempati kamar
depan. Dia berusia sekitar 39 tahun
namun belum dikarunia anak karena mandul dan Bu Etty ini hidup menyendiri
karena cerai dengan suaminya yang menikah lagi dengan wanita lain. Bu Etty ini boleh menempati kamar depan dengan
alasan ibuku ingin membalas jasa Bu Etty yang telah memberi jalan hingga bisa
membuka toko. Kegiatan Bu Etty sekarang
adalah membuka usaha jahitan kecil-kecilan itupun dengan cara dia yang mencari
konsumen dan dia mengerjakan sendiri di kamarnya.
Awalnya aku tidak pernah memperhatikan bentuk tubuh wanita ini karena aku
sendiri juga sibuk bekerja, namun begitu setelah 6 bulan bers***** kupikir ada
yang lain dari dirinya. . Pada saat itu
hari Sabtu kebetulan sekali aku libut dan seperti biasa pada jam 9 pagi aku
baru bangun maklum libur. Ketika aku
keluar kamar dan menuju kamar mAndi langkahku terhenti di depan pintu kamar
mAndi, aku mendengar ada yang mAndi dan karena dirumahku tidak ada pembantu
sudah pasti didalam adalah Bu Etty.
Maka akupun langsung kembali dan menuju ruang tamu dan duduk menonton TV. Tak lama kudengar pintu kamar mAndi dibuka,
dan kulihat Bu Etty dengan handuk yang melilit tubuhnya berjalan menuju
kamarnya, otomatis dia melewati aku yang sedang duduk.
"Eh. . Andi sudah bangun,"
katanya sambil tersenyum dan berlalu.
Dengan agak gugup karena menyaksikan pemandangan yang baru pertama kali ini aku
menjawab dengan terbata-bata.
"I. . I. . Yaa. . Bu. . Etyy" jawabku, namun mataku tak lepas
memandangnya saat dia berlalu menuju pintu kamarnya.
Betapa tidak sebab menurutku handuk itu tak cukup untuk menutupi tubuhnya yang
paling sensitif. Dibagian atas kulihat
betapa buah dada itu ingin tumpah keluar karena besarnya dan membuatku langsung
ngaceng ingin memegang susu itu. Dan
dibagian bawah pahanya terlihat sangat padat dan putih bersih.
Mungkin karena dia belum pernah melahirkan jadi walaupun sudah berumur tapi
badannya masih terlihat kencang. Dan
ketika dia masuk kamar akupun iseng dan bangun untuk mengintip dari lubang
kunci. Kulihat didalam Bu Etty belum
mengenakan pakaian malah handuknya sudah tidak ada ditubuhnya dan praktis dia
sedang telanjang bulat. Kulihat dia
sedang mengeringkan rambutnya dengan posisi duduk di samping ranjang dan aku
dapat melihat dengan jelas karena posisinya yang selalu berubah-rubah. Jelas sekali terlihat betapa bentuk buah dada
itu benar-benar indah dengan ukuran yang kutaksir lumayan besar sekitar 36c dan
belum turun maklum belum pernah menyusui. Dibagian bawah terlihat sekali rambut
disekitar s*****kangannya lebat dan tampak gundukan yang benar-benar mempesona.
Tak terasa olehku saat mengintip tanganku pun ikut meremas-remas celanaku
terutama penisku, dan sekitar 10 menit aku berlalu Bu Etty sudah hampir
mengenakan pakaiannya sementara aku juga sudah tak tahan, maka kuputuskan untuk
langsung menuju kamar mAndi. Didalam
kamar mAndi aku langsung menanggalkan pakaianku dan beronani sambil
membayangkan Bu Etty. Dimana kubayangkan
aku sedang menghisap puting susunya sementar kontolku juga sedang menembus
memeknya. Dan akhirnya. .
Crot. . Crot. . Crot. . Aachh. . tak terasa pejuku muncrat ke tembok yang
langsung membuat sekujur tubuhku lemas. Dan akupun segera mAndi dan langsung keluar
rumah dan pergi ke tempat teman-temanku.
Semenjak kejadian pertama kali mengintip Bu Etty aku jadi sering beronani
sambil membayangkan dirinya dan aku pun selalu memperhatikannya bila aku dan
dia sedang berada di rumah.
Entah berapa lama tepatnya pada malam minggu sepulangnya aku apel dari rumah
pacarku. Kulihat dirumah sepi sekali
yang ada hanya Bu Etty yang sedang menyulam di ruang tamu sambil menonton TV.
"Malam. . Tante" ujarku.
"Malam juga. . Baru pulang apel
nih", ledeknya dengan tersenyum. Dan kulihat betapa senyumnya terlihat genit
sekali.
"Iya dong. . Biasa anak muda"
balasku.
"Andi. . Ada pesan dari ibumu,
katanya dia dan adikmu hari ini nginep ke rumah pamanmu dikarenakan ada arisan
keluarga, jadi kamu jangan kemana-mana" katanya.
"Iya. . Deh" akupun pamit dulu
untuk ganti baju dan celana pendek.
Sekitar 15 menit aku sudah berada di ruang tamu namun Bu Etty sudah tak
terlihat disana dan rupanya beliau ada di kamar, tapi pintunya dibiarkan
terbuka dan terlihat dia sedang membuat pola jahitan dan begitu melihat diriku
pintu itu bukannya ditutup malah tetap terbuka karena dia tetap mengajakku
ngobrol.
Akupun rilek saja sambil nonton TV, tapi bukan TV yang kulihat sebab kulihat Bu
Etty menggambar pola dilantai sehingga tampak dengan jelas susunya seperti
mengundangku untuk menjamahnya sebab saat menggambar posisinya
nungging-nungging.
Penisku pun langsung berdiri dan aku juga berpikir sengaja atau tidak Bu Etty
bersikap seperti itu, karena baju yang dikenakan juga kemaja itupun juga tanpa
lengan sehingga kalau dari samping tampak BHnya terlihat dengan jelas. Aku yang semakin tegang menjadi pusing tidak
karuan membayangkannya dan walaupun keadaan rumah kosong tapi aku tidak berani
berbuat nekat karena aku sangat menghormatinya.
Dan ketika waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam kulihat dia sedang
beres-beres, dan setelah selesai dia bergegas keluar kamar dan menuju kamar
mAndi. Pada saat berjalan kulihat betapa
bongkahan pinggulnya meliuk-liuk indah. Dan setelah keluar dari kamar mAndi dia duduk
di ruang tamu untuk nonton TV denganku sambil mengibaskan tangannya di depan
wajahku.
"Kamu lihat ibu, kaya lihat hantu aja" sambil tersenyum.
"Oh. . Enggak. . Cuma bingung aja, Bu Etty sudah setengah baya
kon masih terlihat cantik" balasku.
"Hus. . Belajar ngerayu lagi"
cibirnya.
"Benar bu. . Saya serius"
balasku.
"Eh. . Andi. . Ngerayu terus. Sudah sini pijitin ibu. Ibu pegel nih" katanya sambil
membalakangiku dan menepuk pundaknya.
Akupun menurut saja dan langsung memijit pundaknya dan Bu Etty pun menggeliat
keenakan bahkan matanyapun sudah mulai sayu dan terpejam-pejam. Sementara aku yang memijit semakin tidak
karuan karena penisku sudah ngaceng karena sambil memijit kurapatkan tubuhku ke
tubuhnya. Entah keenakan atau sudah
lelah kulihat mata Bu Etty terpejam dan dia juga sudah menyender dengan tubuhku.
Kuberanikan memijit bagian lengannya dan
aku pun juga sudah memeluknya tapi tanganku hanya berada di perutnya.
Dengan pelan tapi pasti karena hasratku sudah ingin sekali maka kuberanikan
diri melepas kancing bajunya satu persatu, dan setelah terlepat tampat jelas
susu Bu Etty yang masih dibungkus branya dan akupun sangat tertegun melihat
pemandangan itu.
Untuk menyentuhnya aku tidak berani jadi aku cukup memandangnya. Namun tiba-tiba terdengar Bu Etty bicara.
"Andi. . Kenapa cuma kamu liatin
aja susu ibu" dan tangannya tiba-tiba menarik tanganku.
"Remas. . Sayang. . Kan kamu selama ini cuma ngebayangin doang,
ibu tahu kok kamu suka intipin ibu. "
Aku berpikir rupanya selama ini dia tahu, dan tanganku sudah berada di atas
buah dadanya dan dibimbing oleh nya untuk meremas-remas walaupun masih
terbungku BH. Sambil meremas mulutkupun
tak tinggal diam kucium lehernya dan wajah Bu Etty berpaling ke arahku dengan
mulut yang menganga. Langsung kusambar
bibirnya dan kukulum habis. Ujung lidah
kami beradu, kutelusuri lidahnya sampai kami kehabisan napas.
Aku dan Bu Etty sudah tak tahan, kurebahkan dia disofa, kucium tubuhnya dari
muka, dada, perut paha, dan betisnya. Naik lagi dan kutindih tubuhnya. Dia pun mengerang yang membuatku semakin
terangsang, kubuka celana pendekku.
"Jangan disini sayang, kurang nikmat" tiba-tiba Bu Etty berkata.
Kami berdiri, dan Bu Etty langsung memelukku dan sebelah tangannya langsung
memegang penisku dari luar celana pendekku yang tadi tidak sempat kulepas. Tangannya meremas-remas penisku yang sudah
tegang dengan penuh nafsu.
"Lumayan juga punyamu Andi. . "
"Ibu sudah lama sekali tak merasakan senjata laki-laki. . Sayang"
Dan dia dengan kasarnya langsung menarikku menuju kamarnya. Pintu kamar dikuncinya cepat-cepat, kubuka bajuku
dan Bu Etty langsung jongkok dan melepaskan celanaku dan langsung memegang
penisku lalu dengan buas dan penuh nafsu langsung dimasukkannya ke dalam
mulutnya, dijilat, dihisap-hisap, dicium, dan dihisap lagi. Sementara aku hanya bersandar pada tembok sambil
menikmati kontoku yang baru pertama kali masuk ke dalam mulut perempuan membuat
darahku dan otakku menjadi buntu. Badanku rasanya makin bergetar dengan tulang
yang mau berlepasan dan tubuh berkelojotan nikmat.
Aku tak tahan dan minta rebahan di ranjang. Dengan tetap BH melekat di dada dan rok yang
masih digunakannya, mulutnya langsung mengejar burungku, dia cium, jilat dan
hisap. Aku semakin bergelinjang,
melayang-layang dan mataku pun mulai berkunang-kunang.
"Bu. . Etty. . Oohh. . Terus bu" hanya itu yang bisa keluar dari
mulutku.
Hingga dipuncaknya karena nikmat yang tak tertahankan aku tak sempat untuk
memberitahunya kalau pejuku mau keluar. Hingga akhirnya. . akhh. .
Croot. . Croot. . Croot. . Croott
Pejuku muncrat didalam mulutnya, dan dia bukannya melepaskannya tapi malah
bernafsu untuk menghisapnya, menelannya dan terus menghisap-hisap penisku
sampai bersih, kasat dan ngilu rasanya. Dan aku pun langsung lemas. Kucoba untuk bangun dan duduk sementar Bu Etty
segera ke meja rias mengambil air untuk diminum dan memberiku juga segelas air.
"Ibu telan? Apa ibu tidak jijik?" tanyaku bodoh.
Bu Etty menggeleng, justru mukanya cerah dan kepuasan terpancar diwajahnya.
"Ibu suka. . Sayang menghisap
pejumu, apalagi peju yang keluar dari kontolmu terasa segar dan enak" ucap
Bu Etty lamu menciumku dan muka, sampai dadaku, dan memainkan lidahnya
diputingku sementara tangannya meremas-remas penisku.
"Ayo sayang, Ibu pingin kamu juga puas"' ucap Bu Etty mesra, penisku
yang telah terkulai lemas karena sudah keluar sprema mulai menegang lagi dan Bu
Etty kembali mengulum dan menghisap-hisap penisku dengan buas.
Kubuka BH-nya dan roknya serta CD nya sekalian dan Bu Etty berdiri untuk
memudahkan aku menelanjanginya. Tubuhnya
yang telanjang bulat langsung ku terkam dan kutindih. Dua payudaranya yang besar itu menjadi
sasaranku, kuhisap putingnya bergantian, tangannya pun langsung meraih kepalaku
dan menekan kedadanya dan dari mulutnya keluar suara mendesis-desis bagai ular
kepanasan
"Esstt. . Ssstt. . Sedot yang kuat sayang"
"Yaahh. . Begitu isep. . Kamu suka kan. . Susu ibu. . Ooohh"
Aku tidak menjawab karena aku memang sedang sibuk menghisap, menyedot layaknya
bayi yang seharian belum menetek pada ibunya. Dan setelah puas menghisap dan menetek lidahku
turun kebelahan dadanya terus meluncur keperutnya hingga akhirnya lidahku
sampai pada gundukan yang berbulu sangat lebat. Dengan kedua tanganku
kusibakkan bulu di vaginanya. Kulihat
belahan vaginanya yang memerah mengkilat dan bagian dalamnya ada yang berdenyut-denyut.
Kuciumi dengan lembut, bau wanginya
membuat sensari yang aneh. Tak pernah
ada bau seperti ini yang pernah kukenal.
Dengan hidung kugesek-gesekkan belahan vagina Bu Etty sambil menikmati aromanya.
Erangannya dan gelinjang tubuhnya
terlihat seperti pemandangan yang indah sekaligus menggairahkan. Kedua tangannya meremas-remas sendiri
payudaranya.
"Aakhhk. . Eekh. . Nikmat sekali sayang. Terus sayang". . Rintihnya.
Kujulurkan lidahku, kujilat sedikit vaginanya, ada rasa asin. Lalu dari bawah sampai ke atas kujulurkan
lidahku, menjilati belahan vaginanya. Begitu seterusnya naik turun sambil melihat
reaksi Bu Etty.
"Akkhh. . Aachh. . Aakkhh. . " Bu Etty terus merintih
nikmat, tangannya mencari tanganku, meremas-remas jariku lalu membawanya ke
payudaranya. Aku tahu dia ingin yang
meremas payudaranya adalah tanganku. Begitu kulakukan terus, kedua tanganku
meremas-remas payudaranyua, mulutku menjilati dan menghisap-hisap memeknya
"Aakkhh. . Sudah sayang. . Sudah. . Ayo sekarang sayang. . Ibu sudah tak tahan. Aakkhh. . Masukkan kontolmu sayang, masukkan ke vagina
ibu. . Cepet sayang. . Oohh. . " desahnya meraih kepalaku agar
menghentikan jilatanku di vaginanya.
Tanpa harus mengulangi permintaannya langsung saja aku merangkak naik menindih
tubuh Bu Etty. Bu Etty melebarkan
pahanya dan penisku menuju vaginanya. Beberapa kali ku coba, memasukkan penisku
dalam lobang memeknya namun selalu gagal. Tangan Bu Etty lalu menyambar penisku dan
menuntunnya membimbing ke lobang memeknya.
"Yah. . Itu sayang. . Tekan sayang. . Tekan disitu. . Aacchh. . Ayo sayang. . Tarik dan tekan lagi. . Ibu tak tahan. . Oocchh. . Ackh. . Enak sekali kontolmu Andi. . Oocch. . " Bu Etyy merintih kenikmatan
ketika penisku ketekan seluruhnya ke lubang memeknya.
Batang penisku rasanya terjepit oleh dinding yang sangat lembut di dalam vagina
Bu Etty dan kurasakan seperti berdenyut-denyut dan mnghisap-hisap, nikmat luar
biasa karena ini yang pertama kali kurasakan. Bu Etty menggoyang-goyangkan pinggulnya. Setengah berputar-putar dan kadang naik turun.
Penisku yang tertancap di vaginanya yang
setengah becek dibuat seperti mainan yang membuat nikmat.
"Ayo. . Sayang. . Ayo. . Tekan terus sayang Ibu sudah tak tahan"
rintih Bu Etty dengan mata setengah terpejam dan mulutnya yang setengah terbuka
mendesah-desah dan kiat kuat juga menggoyang-goyangkan pinggulnya. Akupun terus mengimbangnya sampai tiba-tiba Bu
Etty terdiam dan kedua tangannya merangkul leherku kuat-kuat dan dari mulutnya
keluar desahan panjang.
"Aacckh. . Acckh. . Oohh. . Oohh. . " dan bersamaan dengan rintih kepuasaannya
diapun terkulai lemas, sedang diriku masih belum mencapai klimak.
"Ooh. . Sayangku. . Andi. . Maafkan ibu"
"Abis ibu nafsu sekali ngewe dengan kamu sayangku"
Aku hanya diam dan tersenyum.
"Kamu kuat sekali sayang. . Gantian
sini ibu yang diatas kamu" tambahnya.
Akupun merubah posisi dimana sebelumnya Bu Etty melap dulu vaginanya dengan lap
seadanya. Bu Etty sekarang menunggani
tubuhku, perlahan dia mulai bergoyang dan kurasakan peniku terasa lebih masuk
dalam lobang vaginanya.
Dengan posisi diatas tubuhku tampak sekali payudaranya lebih besar dan semakin
menantang. Bu Etty berjongkok diatas
pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana penisku keluar
masuk liang vaginanya. Yang terlihat
penuh sesak, sampai bibis kemaluan itu terlihat penuh kencang.
"Oohh. . Enak bu. . Oohh. . Bu. . Bu kok bisa enak begini. . Oohh. . "
Kedua payudanya seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Bu
Etty.
"Remees susu ibu sayang. . Oochh. .
Yaah. . Pintar kamu Andi. . Oohh. . Ibu enggak percaya kamu bisa kuat begini. Oohh. . Pintar dan hebat kamu sayang. . Bikin ibu jadi ketagihan dengan kontolmu. . Oohh"
"Ooochh. . Andi sayang. . Ganjal kepalamu dengan bantal ini"
Bu Etty meraih bantal yang ada disamping kirinya dan memberikannya kepadaku.
"Maksud ibu supaya saya bisa. . Cruup. . Cruupp. . " mulutku langsung menerkam
puting payudaranya.
"Yaah sedot susu ibu lagi sayang. . Mm. . Yah begitu terus. . Yang kiri juga sayang. . Oohh. . Enak sekali sayang"
Bu Etty menundukkan badanya agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Decak pertemuan pangkal paha kami semakin
terdengar seperti tetesan air, lubang memeknya juga semakin licin saja. Makin lama gerakan badan Bu Etty semakin cepat
dan erangannya juga semakin kencang, hingga tiba-tiba dia berkata.
"Oohh. . Sayang. . Ibu sudah tak tahan"
"Tahan bu. . Tahan. . Andi juga sudah mau keluar"
Tangannya langsung mendekap kepalaku kedadanya, seakan-akan ia ingin agar buat
dada tersebut masuk semua ke dalam mulutku.
"Ayo. . Andi. . Cepet. . Oohh . . Sedot yang kuat payudara ibu. . Ohh"
"Achh. . Ach. . Ibu keluar lagi sayang" tubuhnya langsung
mengejang dan disaat tubuh itu terdiam kurasakan memeknya seperti
menghisap-hisap dan memijit-mijit penisku dengan kuatnya. Aku yang juga sudah mau klimak semakin kuat
memeluknya dan menyodokkan penisku semakin kuat.
Kupeluk dirinya kuat-kuat hingga akhirnya. . Croot. . Croot. . Croot. . Serr. . kurasakan kenikmatan yang tiada tara sampai
badanku menjadi lemas sekali. Kami
saling berpelukan mesra dan Bu Etty berbaring lemas di sebelahku.
"Andi. . Ibu kagum padamu dan benar
juga perkiraan ibu"
"Kenapa?"
"Ternyata penismu dapat membuat ibu ketagihan selain besar juga kuat"
"Boleh ibu menikmati selama ibu tinggal disini"
"Boleh. . Siapa sih yang enggak mau
diajak ama ibu, selain masih cantik, payudara ibu adalah yang terindah yang
pernah saya lihat"
"Kamu tuh kecil-kecil sudah pintar ngerayu orang tua"
"Abis benar loh bu. . Emang saya
suka netek sama ibu", jawabku sambil mulutku menyerbu puting susunya.
"Kamu enggak capek ya. . Sayang" tangannya membelai kepalaku.
"Kalau buat itu tiada kata capek tuh. . Abis benar sih. . Ibu nafsuin" jawabku.
Akhinya kami beristirahat dan saling cerita. Dia berkata kalau suaminya sudah
meninggalkannya dan menikah dengan wanita lain disebabkan dirinya tidak bisa
memberinya keturunan. Tiba-tiba telpon
di ruang tamu berdering. Aku segera
berlari untuk mengangkat telpon tersebut. Dari sana terdengar suara seorang wanita yang
sudah tidak asing lagi bagiku yaitu Mamaku.
"Andi. . Ini Mama"
"Ya. . Ma. . Ada apa"
"Malam ini kamu jangan kemana-mana, jaga rumah dan ibu baru pulang besong
malam"
"Beres deh. . Ma" jawabku.
"Oh. . Ya. . Bu Etty ada dirumah?" tanyanya.
"Ada Ma. . Mungkin sudah tidur
kali"
"Ya sudah kalau ada apa-apa kamu telepon Mama"
Disaat aku sedang telepon dengan Mamaku kulihat Bu Etty menghampiriku dan
memelukku dari belakang. Tangannya
langsung menuju ke penisku membelainya dan mengocok-ngocoknya sedang lidahnya
bermain-main di telingaku dan membuatku langsung terangsang.
"Aahh. . Sstt. . Sstt"
"Kenapa Andi?" tanya Mamaku di telepon.
"Enggak kok ma. . Kan Andi sambil
makan bakso cuma kebanyakan cabenya nih jadi agak pedas" jawabku.
"Aahh. . E. . Enak. . Sstt. . " ketika Bu Etty sudah tidak
memelukku lagi tapi dia berjongkok di depanku dan mulai menghisap-hisap dan
menjilat-jilat penisku yang mulai tegang. Lidahnya bermain-main di kepala penisku
kemudian lidah itu berjalan menyusiri pangkalnya.
Aku sudah tak konsentrasi akan semua ini dan bicara dengan Mamakupun sudah
tidak nyambung lagi. Maka kuputuskan
bicara dengan Mamaku untuk pamit lewat telepon.
"Ma. . Sudah ya Andi sudah ngantuk
nih"
"Ngantuk atau nonton TV?" Mamaku meledekku.
"Dua-duanya ma" jawabku pula.
"Ya. . Sudah tapi jangan lupa kalau
sudah mau tidur matikan TVnya" pesan Mamaku.
"Oke deh ma. . sudah. "
Kutaruh g****g telepon tersebut dan kulihat kebawah Bu Etty masih asyik
menghisap penisku bagaikan seorang anak kecil yang baru dikasih permen lolipop.
Dijilat dicium dan dimasukkan dalam
mulutnya dan dihisap tanpa memaju-mundurkan kepalanya.
"Oohh. . Sstt. . Sstt. . Bu. . "
Kuraih tubuhnya dan kusejajarkan di ketembok. Kucium mulutnya dengan penuh nafsu. Tanganku tak tinggal diam tangan kananku
meremas-remas buah dadanya sedang tangan kiriku mempermaikan kloritosnya.
"Aahh. . Andi sayang kamu buas
amat" celotehnya.
"Ibu juga buas, tapi aku lagi telepon sama Mama hisap-hisap kontolku"
jawabku dengan tetap memeluknya dan menciumnya.
"Habis. . Ibu suka banget dengan
kontolmu sayang"
Tangannya meraih kontolku dan merapatkan ke vaginanya. Akupun langsung menaikkan sebelah kakinya dan
menaikkan ke salah satu kursi di sampingku. Setelah pas kuarahkan kontolku menuju lubang
memeknya.
"Aahh. . Aahh. . Hhekk. . Oohh. . " jeritnya begitu penisku
bersarang ke vaginanya.
"Dorong sayang. . Dorong yang
kuat"
Aku pun mengikuti permintaannya dan mengimbangi permainnya. Tubuhnya ku tekuk kebelakang sedikit, sehingga
aku dapat menghisap puting susunya.
"Oohh. . Oohh. . Andi sayang kamu pintar sekali. " Bu Etty
pun juga semangat sekali menggoyang-goyangkan pinggulnya, kadang maju mundur,
kadang berputar, kadang terdiam dan mengejang-ngejang. Semua itu menambah sensasi didalam penisku
yang kurasakan semakin lama-semakin hendak memuntahkan lahar kenikmatan.
"Bu. . Aku sudah mau keluar"
"Oohh. . Bu. . Andi sudah tak tahan"
"Ibu juga mau keluar sayang, dorong lebih kencang sayang. . Oohh. . Oohh kontolmu membuat ibu ketagihan sama kamu
oohh. . Oohh"
"Bu. . Aacchh. . Sstt. . " kucoba untuk bertahan. Namun rasa nikmat itu sudah pada puncaknya
hingga akhirnya.
"Yaahh. . Andi keluar. . Bu. . "
Croott. . Croott. . Croot. . Seerr. Kupeluk dirinya kuat-kuat menikmati tumpahnya
pejuku dalam lobang memeknya.
"Ibu juga Andi sayang. . Oohh. . Aacch. . Aacch. . " tangannyapun memelukku
seaakan-akan tidak akan melepaskannya.
Aku pun beristirahat duduk di sofa dan melapaskan rasa letihku sambil tetap
berpelukan. Nonton TV dan mengatur nafas
karena baru saja berlomba menuju puncak kenikmatan.
Dan malam itu kami habiskan kenikmatan sex bersama-sama tanpa mengenal lelah
bagaikan pengantin baru. Aku bagai
dimanjanya entah sudah berapa kali pejuku di hisap dan tumpah dalam rahimnya
yang kurasakan esoknya hanyalah lemas dan kurang tidur. Dan semenjak itu aku sering melakukan sex
dengannya terutama bila aku libur karena bebas aku melakukannya di pagi hari
sampai sore hari namun bila malam tiba dan disaat penghuni rumah sudah tidur
aku sering datang ke kamarnya pula dan dia selalu menyambutku dengan nafsu
birahi yang tinggi.
Hubunganku dengannya hanya berjalan 6 bulan karena Bu Etty balik ke kampungnya
di Semarang dan aku tidak pernah bertemu lagi dengannya namun kenangan dan rasa
rinduku padanya membuatku selalu terobsesi menjadi seorang lelaki yang suka
berhubungan sex dengan wanita dewasa yang kuanggap lebih berpengalaman dan
lebih buas diatas ranjang. Itulah
kisahku yang 100% nyata dan terjadi.
TAMAT