Nikmatnya Sodokan Kontol Bapak Kost
Aku tinggal
dikos2an. Bapak yang punya kos, pak Ardi, belum tua banget, keren orangnya,
badannya tegap seperti mantan atlet, umurnya paling baru 40an lebih dikit. Pak
Ardi kalo ngeliat bodiku kayanya matanya mau loncat dari tempatnya. Aku tidak
tau apakah pak Ardi punya istri atau
tidak, tapi aku gak pernah ngeliat ada perempuan yang tinggal bersamanya.
Pantes dia jadi jelalatan begitu terhadapku. Aku sih cuek saja dengan
kelakuannya. Suatu malam, temenku datang, Arman, , ya apalagi kalo gak Arman ngentotin aku. Aku yang lg
jomblo tentu akan dengan sukahati melayani keinginannya, kadang aku juga yg
meminta Arman untuk melayaniku. Pak
Ardi kemungkinan tau akan
aktivitas ini, karena Arman hampir tiap hari sabtu mala minggu datang menginap.
"Nes,. Bapak bisa laporkan hal ini ke ortu kamu".
Memang ketika pertamakali masuk kos ini, pak Arman mencatat semua data diri dan keluargaku.
"Apalagi kalo RT/RW tau, kamu bisa digelandang ke kantor kelurahan".
"Janganlah pak, abisnya Arman yang merayu aku terus", kataku .
"Kalo kontol Arman, sudah sering ngerasain ya Nes, bapak juga pengen ngerasain nonok Ines", katanya to the point.
"Mau ya Nes, imbalannya bapak tidak laporkan peristiwa ini kesiapa2, dan kamu bebas uang kos sebulan deh".
"Ih bapak genit", jawabku sambil tersenyum.
Daripada
disampekan ke ortu, apalagi dilaporkan ke polisi, urusan jadi sangat runyam,
mending juga aku ladenin aja napsu pak Ardi, lagian pak Ardi masuk dalam tipe
lelaki kesukaanku. Mudah2an
aja kontolnya gededan bisa membuat aku terkapar, lemes tapi nikmat.
Malemnya, ketika kos sudah sepi, ada ketukan halus di pintu kamarku,
"Nes", terdengar panggilan berbisik.
Aku membuka pintu kamar dan pak Ardi langsung masuk dan mengunci pintu kamarku. Kamarku letaknya agak berjauhan dengan kamar kos yang lain, sehingga ada privasi juga buatku.
"Gimana Nes, malem ini bapak tidur disini ya", katanya sambil tersenyum.
Aku diam saja
dan duduk
di ranjang. Dia duduk disebelahku, tangannya mulai ngelus toketku dari luar dasterku,
"kamu gak pake bra ya Nes, sudah siap ya".
"Ih, bapak nakal deh tangannya," kataku sambil merengut manja.Aku pura-pura menjauh.
Dia memegang tanganku dan tiba2 diletakkannya diselangkangannya, terasa kontolnya sudah keras.
"Ih, bapak jangan begitu dong," kataku manja.
Dia tidak
tahan lagi. Tubuhku direbahkan di atas ranjang. Bibirku dilumat, sementara
punggungku diremas. Aku mengadakan perlawanan, mengimbangi kuluman bibirnya
yang diselingi dengan permainan lidahnya. Beberapa saat kemudian ciumannya
berpindah ke leherku. Sambil menyedot kulit leherku
dengan hidungnya, tangannya pindah ke toketku yang tidak dilindungi bra.
Diremas dan pentilnya ditekan dan dipelintir dengan jari. Pentilku terasa
mengeras.
"Pak buka baju saja pak," rintihku.
Tanpa menunggu
persetujuannya, aku membuka ikat pinggang dan ritsleteng celananya. Dia
mengimbangi, dasterku dilepas. Dia terpana melihat tubuhku yang sekarang hanya
ditutupi cd minim yang tipis warna pink. Di daerah bawah perutku, cdku itu
tidak mampu menyembunyikan warna hitam dari jembutku yang lebat, beberapa helai
jembutku tampak keluar dan cdku. Toketku
dihiasi dengan pentil berwarna pink kecoklatan yang mengeras, puncak bukit
toketku disekitarnya berwarna coklat tua dan sedikit menggembung dibanding dengan
permukaan kulit toketku. Celana panjangnya yang sudah kulepas. Menyusul. kemeja
dan kaos singlet. Kini kita sama2 cuma tertutup cd. Aku memandangi dadanya yang
bidang. Kemudian kearah kontolnya yang besar dan panjang, yang menonjol dari
balik cdnya. Perlahan dia mendekati badanku yang sudah terbaring pasrah.
Dipeluknya tubuhku sambil mengulum kembali bibirku. Aku pun mengimbanginya.
Kupeluk lehernya sambil membalas kuluman nya. Toket dan pentilku yang mengeras
menekan dadanya. Kita saling mengulum bibir, saling menekankan dada, dan saling
meremas punggung dengan penuh nafsu. Ciumannya berpindah ke leherku. Aku
mendongakkan daguku agar dia dapat menciumi leherku. Kini wajahnya bergerak ke
arah toketku. Aku tadi sengaja memakai parfum di sekujur toketku biar lebih
merangsang. Dia menghirup kuat-kuat lembah kedua bukit toketku. Kemudian
wajahnya digesek-gesekkan di kedua bukit toketku secara bergantian, sambil
menghirup keharuman toketku. Puncak bukit toket kanan pun dilahap dengan
mulutnya. Disedotnya kuat-kuat toketku sehingga daging yang masuk ke dalam
mulutnya menjadi sebesar-besarnya. Aku menggelinjang,
"Pak..
ngilu..", rintihku. Gelinjang dan rintihanku semakin membangkitkan
napsunya. Diremasnya bukit
toket sebelah kiri dengan gemasnya, sementara pentil toket kanan dimainkan
dengan ujung lidahnya. Pentilku kadang digencet dengan tekanan ujung lidah
dengan gigi. Kemudian secara mendadak disedotnya kembali toket kananku
kuat-kuat. Jarinya menekan dan memelintir pentil toket kiriku. Aku semakin
menggelinjang sambil mendesah,
"aduh
pak.. ssshh.. ngilu pak.. ssshhh..geli," cuma kata-kata itu yang
berulang-ulang keluar dari mulutku. Dia tidak puas dengan hanya menggeluti
toket kananku. Kini mulutnya berganti menggeluti toket kiri. Tangannya meremas
toket kanan kuat-kuat. Kalau toket kiri disedot kuat-kuat, tangannya memijit
dan memelintir pentil toket kanannya. Sedang bila gigi dan ujung lidahnya
menekan pentil toket kiri, tangannya meremas toket kanan dengan sekuat-kuatnya.
"Pak.. bapak nakal...ssshhh.. ngilu pak, geli..",
Aku tidak
hentinya menggelinjang dan mendesah manja.
Setelah puas dengan toket, pak Ardi meneruskan permainan lidah ke arah perutku.
Mulutnya berhenti di daerah pusar. Sementara kedua telapak tangannya menyusup
ke belakang dan meremas pantatku. Kedua tangannya menyelip ke dalam cdku.
Perlahan2 cdku dipelorotkan ke bawah. Aku sedikit mengangkat pantatku untuk
memberi kemudahan cdku dilepas. Dan dengan sekali sentakan kaki, cdku sudah
terlempar ke bawah. Dia memandangi jembutku lebat yang mengitari bibir memekku
yang berwarna coklat tua. Sambil kembali menciumi perut di sekitar pusarku,
tangannya mengelus pahaku. Elusannya pun ke arah dalam dan merangkak naik.
Sampailah jarinya di tepi kiri-kanan bibir luar memekku. Tangannya pun mengelus
memekku dengan dua jarinya bergerak dari bawah ke atas. Dengan mata terpejam,
aku berinisiatif meremas toketku sendiri. Aku sangat menikmati permainan ini.
Perlahan disibak nya bibir memekku dengan ibu jari dan telunjuk mengarah ke
atas sampai i tilku menongol keluar. Wajahnya bergerak ke memekku, sementara
tangannya kembali memegangi toketku. Dijilatinya i til ku perlahan-lahan sambil
satu tangannya mempermainkan pentil toketku.
"Au pak.. shhhhh.. betul di situ pak.. enak pak..shhhh..,"
Aku mendesah
sambil merem-melek. Alisku bergerak ke atas - bawah mengimbangi gerakan
merem-meleknya mataku. Keningku pun berkerut pertanda aku sedang mengalami
kenikmatan yang semakin meninggi. Dia meneruskan permainan lidah dengan
melakukan jilatan panjang dari lubang pantat sampai ke i tilku. Karena
gerakannya, ujung hidungnya pun menyentuh memekku. Terasa benar dinding memekku
mulai basah. Bahkan sebagian cairan memekku mulai mengalir hingga mencapai
lubang pantatku. Sesekali pinggulku bergetar. Di saat bergetar itu pinggulku
diremas kuat-kuat sambil ujung hidungnya kutusukkan ke lobang memekku.
"Paak.. enak sekali pak..,"
Aku mengerang dengan kerasnya. Dia segera memfokuskan jilatan lidah serta tusukan ujung hidung di memekku. Semakin lama memekku semakin basah saja. Dua jari tangannya lalu dimasukkan ke lobang memekku. Setelah masuk hampir semuanya, jarinya dibengkokkan ke arah atas dengan tekanan yang cukup terasa agar kena "G-spot"-ku. Dan berhasil!
"Auwww..
pak..!" jeritku sambil menyentakkan pantat ke atas. Sampai-sampai jari
tangan yang sudah terbenam di dalam memekku terlepas. Perut bawahku yang
ditumbuhi jembut hitam yang lebat itu pun menghantam ke wajahnya. Dia segera
memasukkan kembali dua jarinya ke dalam memekku dan
melakukan gerakan yang sama. Kali ini dia mengimbangi gerakan jarinya dengan
permainan lidah di i tilku. i tilku tampak semakin menonjol sehingga gampang
baginya untuk menjilat dan mengisapnya. Ketika i tilku digelitiki dengan lidah
serta diisap-isap perlahan, aku semakin keras merintih-rintih. Pinggulku
menggial ke kiri-kanan.
"Pak..,"
hanya kata-kata itu yang dapat kuucapkan karena menahan kenikmatan yang semakin
menjadi-jadi.Permainan jari dan lidahnya di memekku semakin bertambah ganas.
Aku sambil mengerang dan menggeliat meremas apa saja yang dapat
kuraih. Meremas rambutnya, meremas bahunya, dan meremas toketku sendiri.
"Pak..
Ines sudah tidak tahan lagi. Masukin kontolnya pak. Ohhh.. sekarang juga pak..!
Sshhh. . . ," erangku sambil menahan nafsu yang sudah menguasai segenap tubuhku.
Namun dia tidak perduli. Dia sengaja untuk mempermainkan aku terlebih dahulu.
Dia mau membuat aku nyampe sementara dia masih segar bugar. Karena itu lidah
dan wajahnya dijauhkan dari memekku. Kemudian kocokan dua jari tangannya di
dalam memekku semakin dipercepat. Gerakan jari tangannya yang di dalam memekku
ke atas-bawah, sampai terasa ujung jarinya menghentak dinding atasnya secara
perlahan-lahan. Sementara ibu jarinya mengusap dan menghentak i tilku. Gerakan
jari tangannya di memekku yang basah itu sampai menimbulkan suara
crrk-crrrk-crrrk-crrk crrrk.. Aku memekik kecil "Ah-ah-ah-ah-ah.."
Sementara dia semakin memperdahsyat kocokan jarinya , sambil memandangi
wajahku. Aku merem-melek keenakan, keningku berkerut-kerut. Crrrk! Crrrk!
Crrek! Crek! Crek! Crok! Crok! Suara yang keluar dari kocokan jarinya di memekku
semakin terdengar keras. Dia mempertahankan
kocokan tersebut. Dua menit sudah aku mampu bertahan sambil mengeluarkan
jeritan-jeritan yang makin membangkitkan nafsunya. Toketku semakin kencang dan
licin, sedang pentilku tampak berdiri dengan tegangnya. Sampai akhirnya tubuhku
mengejang hebat. Pantatku terangkat tinggi-tinggi. Mataku membeliak-beliak. Dan
aku menjerit hebat,
"Paaak..!"
Dua jarinya yang tertanam di dalam memekku dijepit oleh dinding memekku dengan
kuatnya. Seiring dengan keluar masuknya jarinya dalam memekku, terpancarlah
semprotan cairan memekku dengan kuatnya. Prut! Prut! Pruttt! Semprotan cairan
tersebut sampai mencapai pergelangan tangannya. Beberapa detik kemudian aku terbaring lemas di atas ranjang.
Mataku memejam rapat. Aku baru saja nyampe dengan begitu hebat. Kocokan jari
tangannya di memekku pun dihentikan. Dibiarkannya jari tertanam dalam memekku
sampai jepitan dinding memekku terasa lemah. Setelah lemah. jari tangan dicabut
dan memekku. Cairan memek yang terkumpul di telapak tangannya dibersihkan
dengan kertas tissue.
Ketegangan kontolnya belum juga mau berkurang. Apalagi tubuh telanjangku yang
terbaring diam di hadapannya seolah menantang dirinya untuk membuktikan
kejantanannya. Pak Ardi pun mulai menindih kembali tubuhku, sehingga kontolnya
yang masih di dalam cd tergencet oleh perut bawahku dan perut bawahnya dengan
enaknya. Bibirnya mengulum kembali bibir ku, sambil tangannya meremas toket dan
mempermainkan pentilnya. Aku kembali membuka mata dan mengimbangi serangan
bibirnya. Tubuhku kembali menggelinjang karena menahan rasa geli dan ngilu di
toketku. Setelah puas melumat bibir, wajahnya pun menyusuri leherku hingga
akhirnya mencapai belahan toketku. Wajahnya kemudian menggeluti belahan
toketku, sementara kedua tangannya meremas kedua belah toketku. Digesekkannya
wajahnya memutar di belahan toketku. Kemudian bibirnya bergerak ke atas bukit
toket sebelah kiri. Diciuminya bukit toketku, dan dimasukkannya pentil nya
dalam mulutnya. Kini dia menyedot pentil toket kiriku. Dimainkan pentilku di
dalam mulutnya itu dengan lidah. Sedotan kadang diperbesar ke puncak bukit
toket di sekitar pentil yang berwarna coklat.
"Ah.. ah.. pak.. geli," aku mendesiss sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Dia memperkuat sedotannya. Tangannya meremas toket kananku. Kadang remasan diperkuat dan diperkecil menuju puncak bukitnya, dan diakhiri dengan tekanann kecil jari telunjuk dan ibu jarinya pada pentilku.
"Pak.. hhh.. geli.. enak.. ngilu.."
Dia semakin
gemas. Toketku dimainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah
kanan. Bukit toket kadang disedot besarnya-besarnya dengan tenaga isap
sekuat-kuatnya, kadang yang disedot hanya pentilnya dan
dicepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang diremas dengan daerah
tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya dipijit
dan dipelintir kecil pentilku di puncaknya.
"Ah.. pak.. terus pak.. hzzz..ngilu.."
Aku mendesis
keenakan. Napsuku sudah kembali tinggi. Mataku kadang terbeliak. Geliatan
tubuhku ke kanan-kini semakin sering frekuensinya.
Sampai akhirnya aku tidak kuat melayani serangan-serangan keduaku. Aku dengan
gerakan cepat memelorotkan cdnya hingga turun ke paha. Pak Ardi memaklumi maksudku,
segera dilepasnya cdnya. Aku segera menangkap kontolnya yang sudah ngaceng.
Sejenak aku terkejut.
"Edan..
pak, kontol bapak besar sekali.. kontol cowok-cowok Ines dahulu tidak sampai
sebesar ini," ucapku terkagum-kagum. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan
tangannya yang terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketku, aku
meremas-remas perlahan kontolnya secara berirama. Bibirku yang pink kemudian
melumat bibirnya dengan ganasnya. Dia pun tidak mau mengalah. Dilumatnya
bibirku dengan penuh nafsu yang menggelora. Kupeluk punggungnya dan kuremas
dengan gemasnya.
Kemudian dia menindih tubuhku. kontolnya terjepit di antara pangkal pahaku dan
perut bawahnya sendiri. Bibirnya kemudian melepaskan bibirku. Kecupan bibirnya
pun turun. Dikecupnya daguku. Dikecupnya leherku yang memancarkan bau wangi
parfum yang kupakai. Diciumi dan digelutinya leherku dengan wajahnya, sementara
pantatnya mulai bergerak aktif sehingga kontolnya menekan dan menggesek pahaku.
Puas menggeluti leher, wajahnya pun turun ke toket ku. Dengan gemas dan
ganasnya dia membenamkan wajahnya ke belahan dadaku, sementara kedua tangannya
meraup kedua belah toketku dan menekannya ke arah wajahnya. Belum puas dengan
menyungsep ke belahan dadaku, wajahnya kini menggesek memutar sehingga kedua gunung
toketku tertekan oleh wajahnya secara bergantian. Kemudian bibirnya meraup
puncak bukit toket kiri ku. Daerah toket yang kecoklatan beserta pentilnya yang
pink kecoklatan itu pun masuk dalam mulutnya. Dilahapnya ujung toket dan
pentilku dengan bernafsu. Di dalam mulutnya pentilku dikulum dan dimainkan
dengan lidahku.
"Pak.. geli," katakun. Dia tidak perduli. Dia terus mengulum puncak bukit toketku. Pentilku menjadi keras. Kemudian dia kembali melahap puncak bukit toketku sebesar-besarnya. Apa yang masuk dalam mulutnya disedot sekuat-kuatnya. Sementara toket sebelah kanannya diremas sekuat-kuatnya dengan tangannya. Hal tersebut dilakukannya secara bergantian antara toket kiri dan toket kananku. kontolnya semakin menekan dan menggesek pahaku. Aku semakin menggelinjang dengan hebatnya.
"Pak... ngilu.. hihhh.. nakal sekali tangan dan mulut bapak.. Auw! Sssh.. ngilu," rintihku.
Rintihanku itu
justru semakin mengipasi api nafsunyasehingga semakin berkobar-kobar. Semakin
ganas dia mengisap dan meremas toketku.
Akhirnya pak Ardi tidak sabar lagi. Dilepasnya toketku dari gelutan mulut dan
tangannya. Bibirnya kini berpindah menciumi dagu dan leherku, sementara
tangannya membimbing kontolnya untuk mencari liang memekku. Diputarnya kepala
kontolnya di kelebatan jembut di sekitar bibir memek ku. Jembutku bagaikan
menggelitiki kepala kontolnya.
"Pak.. masukkan seluruhnya pak". Aku meraih batang kontolnya yang sudah amat tegang. Paha ku buka agak lebar.
"Edan.. kontol bapak besar dan keras sekali, pak..," kataku sambil mengarahkan kepala kontolnya ke lobang memekku. Sesaat kemudian kepala kontolnya menyentuh bibir memekku yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan dan sambil digetarkan, kontol ditekankannya masuk ke liang memekku. Kini seluruh kepala kontolnya pun terbenam di dalam memekku. Dia menghentikan gerak masuk kontolnya.
"Pak.. teruskan masuk, pak.. Sssh.. enak.. jangan berhenti sampai situ saja..," aku protes atas tindakannya. Namun dia tidak perduli. Dibiarkan kontolnya hanya masuk ke lobang memekku hanya sebatas kepalanya saja, namun kontolnya digetarkan dengan amplituda kecil. Bibir dan hidungnya dengan ganasnya menggeluti leherku, lengan tanganku, dan ketiakku yang bersih dari bulu. Aku menggelinjang dengan tidak karuan.
"Sssh.. enak.. geli, pak. Terus masuk, pak.." Bibirnya mengulum lenganku dengan kuat. Sementara gerakan dikonsentrasikan pada pinggulnya. Dan.. satu.. dua.. tiga! kontolnya ditusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memekku dengan sangat cepat dan kuat. Plak! Pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahaku yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. kontolnya bagaikan diplirit oleh bibir dan lobang memekku yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!
"Auwww!" pekikku.
Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya tertanam seluruhnya di dalam memekku tanpa bergerak sedikit pun.
"Sakit
pak.. Bapak nakal sekali" kata ku sambil meremas punggungnya dengan keras.
Dia pun mulai menggerakkan kontolnya keluar-masuk memek ku. Seluruh kontolnya
yang masuk terasa dipijit
dinding lobang memekku dengan agak kuatnya.
"Bagaimana Nes, masih sakit?" tanyanya.
"Sssh..enak sekali. kontol bapak besar dan panjang sekali.. sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memek Ines..," jawabku.
Dia terus
memompa memekku dengan kontolnya perlahan-lahan. Toket ku ikut terpilin oleh
dadanya akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilku yang sudah mengeras
mengilik dadanya yang bidang. Setiap kali menusuk masuk kepala kontolnya
menyentuh bagian terdalam dari memekku. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki
memekku sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat. Kemudian dia
mengambil kedua kakiku dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontolnya tidak
tercabut dari lobang memekku, dia mengambil posisi agak jongkok. Betis kananku
ditumpangkan di atas bahunya, sementara betis kiri didekatkan ke wajahnya.
Sambil terus mengocok memekku perlahan dengan kontolnya, betis kiriku diciumi
dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanan yang
diciumi, sementara betis kiri ditumpangkan ke atas bahunya. Hal tersebut
dilakukan beberapa kali secara
bergantian, sambil mempertahankan gerakan maju-mundur kontolnya perlahannya di
memek ku. Setelah puas dengan cara tersebut, dia meletakkan kedua betisku di
bahunya, sementara kedua telapak tangannya meraup kedua belah toketku. Masih
dengan kocokan kontol perlahan di memekku, tangannya meremas toketku. Kedua
gumpalan daging kenyal itu diremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua
pentilku digencet dan dipelintir perlahan. Pentilku semakin mengeras. Aku pun
merintih keenakan. Mataku merem-melek, dan alisku mengimbanginya dengan sedikit
gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.
"Ah.. pak, gelii.. Tobat.. Ngilu pak. Sssh.. terus pak, terus. Edan...kontol bapak membuat memek Ines terasa enak sekali… Nanti pejunya. Ngecret di dalam saja..Ines sedang tidak subur…” Dia mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontolnya di memekku.
"Ah-ah-ah.. benar, pak. benar.. yang cepat.. Terus pak,terus.."
Dia bagaikan diberi spirit oleh rintihanku. Dia meningkatkan kecepatan keluar-masuk kontolnya di memekku. Terus dan terus.Aku menjadi merem-melek. Begitu juga dirinya, matanya pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.
"Sssh.. sssh.. Nes..enak sekali.. memekmu."
"Ya pak, Ines juga merasa enak sekali.. terusss.. pak, terusss.."
Dia meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontolnya di memekku.
"Pak.. edan pak, sssh..terus...Ines hampir nyampe nih pak.. sedikit lagi.. kita nyamper sama-sama ya pak..," akui mengoceh tanpa kendali.
Dia mengayuh terus. Dia belum merasa mau ngecret. Sepertinya dia mau membuat aku nyampe duluan.
"Paak..," rintih ku. Aku memegang kedua lengannya.
"Pak.. ah-ah.. Enak pak, Mau nyampe pak..ah-ah.. sekarang ke-ke.." kontolnya dijepit oleh dinding memek ku dengan sangat kuatnya. Terasa ada cairan yang menyembur keluar dari memekku dengan cukup deras. Aku meremas lengannya dengan sangat kuatnya dan berteriak tanpa kendali :
"aaaaaaakkkhhhh.. aku keluarrr..!"
Mata kumembeliak-beliak.
Sekejap tubuh ku mengejang. Dia pun menghentikan genjotannya. kontolnya yang
tegang luar biasa dibiarkan diam tertanam dalam memek ku. Aku kemudian memejam
beberapa saat dalam menikmati puncak kenikmatanku. Setelah sekitar satu menit
berlangsung, remasan ku pada lengannyau perlahan mengendur. Kelopak mataku pun
membuka, memandangi wajahnya. Jepitan dinding memekku pada kontolnya berangsur
melemah. walaupun kontolnya masih tegang dan keras. Kedua kaki kuletakkan
kembali di atas kasur dengan posisi agak membuka.
Dia kembali menindih tubuh telanjang ku dengan mempertahankan agar kontolnya
yang tertanam di dalam memekku tidak tercabut.
"Pak.. bapak luar biasa.. bapak membawa Ines ke langit ke tujuh", kata ku dengan mimik wajah penuh kepuasan. Dia tampaknya senang mendengar pengakuan ku itu.
"Pak…
bapak seperti yang Ines bayangkan. Jantan.. perkasa.. dan bapak berhasil
membawa Ines ke puncak. Luar biasa nikmatnya.."
Pak Ardi saat ini baru setengah perjalanan saat aku sudah nyampe. kontolnya
masih tegang di dalam memekku. kontolnya masih besar dan keras. Dia kembali
mendekap tubuhku. kontolnya mulai bergerak keluar-masuk lagi di memekku, namun
masih dengan gerakan perlahan. Dinding memek ku secara berargsur-angsur mulai
meremas kontolnya. Sekarang gerakan kontolnya lebih lancar dibandingkan dengan
tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh memek ku beberapa saat
yang lalu.
"Ahhh.. pak.. bapak langsung mulai lagi.. Sekarang giliran bapak..ngecretkan peju bapak ke dinding memek Ines..Sssh..," aku mulai mendesis lagi.
Bibirnya mulaimemagut bibir ku dan dilumatnya dengan gemas. Tangan kirinya menyangga berat badannya, tangan kanannya meremas toket ku serta memijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kontolnya di memekku.
"Sssh....
enak pak. Terus..," desisku saat bibirku lepas dari bibirnya. Desisan itu
bagaikan mengipasi gelora napsunya. Sambil kembali melumat bibir ku dengan
kuatnya, dia mempercepat genjotan kontolnya di memekku. Pengaruh adanya cairan
di dalam memek ku, keluar-masuknya kontol pun diiringi oleh suara,
"srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret.."
Aku tidak hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan, "Pak..aah". kontolnya
semakin tegang. Dilepaskannya tangan kanannya dari toketku. Kedua tangannya
kini dari ketiak ku menyusup ke bawah dan memeluk punggungku. Akupun memeluk
punggungnya dan mengusapnya. Dia pun memulai serangan dahsyatnya.
Keluar-masuknya kontolnya ke dalam memek ku sekarang berlangsung dengan cepat
dan berirama. Setiap kali masuk, kontol dihunjamkan keras-keras agar menusuk
memek ku sedalam-dalamnya. kontolnya diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh
dinding memek ku
Sampai di langkah terdalam, mataku membeliak sambil mengeluarkan seruan
tertahan, "Ak..!" Pangkal pahanya bagaikan menampar pangkal pahaku
sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar memek, kontol dijaga agar
kepalanyatetap tertanam di lobang memekku. Remasan dinding memek pada batang
kontolnya pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak
masuknya. Bibir memekku yang mengulum batang kontolnya pun sedikit ikut
tertarik keluar. Pada
gerak keluar ini aku mendesah,
"Hhh.."
Dia terus menggenjot memek ku dengan gerakan cepat dan menghentak. Aku meremas punggungnya kuat-kuat di saat kontol dihunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang memekku. Beradunya pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontolnya dan memek ku menimbulkan bunyi srottt-srrrt.. srottt-srrrt.. srottt-srrrtt.. Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh lenguhanku :
"Ak! Uhh.. Ak! Hhh.. Ak! Hhh.." kontolnyakuempot dengan memekku. Ini membuatnya tidak kuasa menahan pekikan kecil:
"Nes.. edan.. Enak sekali .. memekmu enak sekali.. memekmu hangat sekali.. edan.. jepitan memekmu enak sekali.."
"Pak.. terus pak.." rintih ku,
"Ines juga enak pak.. Ak! Ak! Ak! Hhh.. Ak! Hhh.. Ak! Hhh.."
Dia pun
mengocokkan mengocokkan kontolnya ke memekku dengan semakin cepat dan kerasnya.
Setiap masuk ke dalam, kontolnya berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih
cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. "Nes.. aku.."
Karena menahan rasa nikmat yang luar biasa dia tidak
mampu menyelesaikan ucapannya yang memang sudah terbata-bata itu. "Pak!
Ines mau keluar lagi..Ines ke-ke-ke.." Tiba-tiba kontolnya mengejang dan
berdenyut dengan amat dahsyatnya. Dia tidak mampu lagi menahan lebih lama lagi.
Pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek ku mencekik kuat sekali sehingga dia
tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam kontolnya. Pruttt! Pruttt!
Pruttt! Kepala kontolnya disemprot cairan memek ku, bersamaan dengan pekikan
ku,
"aaaakkkhhhhh ..keluarrrr..!" Tubuh ku mengejang dan mataku membeliak.
"Nes..!"
Dia melenguh
keras-kerassambil merengkuh tubuh ku sekuat-kuatnya Wajahnya dibenamkan kuat-kuat di
leherku. Pejunya pun tak terbendung lagi. Crottt! Crott! Croat! Pejunya
bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding memek ku yang terdalam. kontolnya
yang terbenam semua di dalam memek ku terasa berdenyut-denyut. Beberapa saat
lamanya kita terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Dia menghabiskan
sisa peju dalam kontolnya. Cret! Cret! Cret! kontolnya mengecretkan lagi peju
yang
masih tersisa ke dalam memek ku. Kali ini semprotannya lebih lemah.
Perlahan-lahan tubuh kami pun mengendur kembali. Dia kemudian menciumi leherku
dengan lembutnya, sementara aku mengusap punggungnya dan mengelus rambutnya.
Aku merasa puas sekali.
"Pak.. terima kasih pak. Puas sekali Ines. Indah sekali.. sungguh.. enak sekali," kata ku lirih.
Dia tidak
memberi kata tanggapan.
Sebagai jawaban, bibirku dikecup mesra. Dalam keadaan tetap telanjang, kami
berdekapan erat di atas tempat tidur. Aku meletakkan kepalaku di atas dadanya
yang bidang, sedang tangannya melingkar ke badanku. Dia melumat bibirku
beberapa saat.
Dan Sejak saat itu hampir tiap hari bapak kost ngentotin aku dan aku pun terkapar puas...
Tamat