Petualangan Cinta Hendra – episode 9
Permainan asmaraku di rumah kontrakan – Mpok Is
Malam itu aku tidur terlelap sekali, setelah beberapa hari kemarin sampai sore
tadi, staminaku habis terkuras memuaskan nafsu birahiku dan nafsu birahi bibi
dan kakak-kakak iparku serta tetanggaku. Saat mpok Is yang membantuku untuk
membersihkan rumah, mencuci dan menggosok bajuku datang pagi itu, akupun masih
tertidur, biasanya aku sudah pergi kekantor ketika mpok Is datang untuk
beres-beres rumah. Memang mpok Is
kukasih kunci cadangan rumahku ini, biar dia bisa masuk saat aku tidak ada dan
menguncinya kembali bila sudah selesai semua pekerjaannya, dia selalu pulang
dari rumahku sekitar jam 3-4 sore saat pekerjaannya semua selesai, dan dia
orangnya bisa kuandalkan dan kupercaya.
Menurut ceritanya, mpok Is ini berusia sekitar 40tahunan, dia mempunyai 3 orang
anak, yang menurut ceritanya lagi ketiganya semua perempuan dan sudah cukup
besar, anak pertamanya kelas 3SMA, yang kedua kelas 1SMA dan yang bungsu kelas
2SMP, sementara suaminya menurut ceritanya lagi hampir gak pernah memberikan
nafkah kepadanya, suaminya itu kata mpok Is jarang pulang, mpok Is menjalani
kehidupannya sendiri dengan ke3 anaknya itu sudah sekitar 10tahunan. Makanya mpok Is selain membantuku untuk beres-beres
rumah, dia dirumahnya juga menjadi buruh cuci, dia membutuhkan semua itu untuk
membiayai hidupnya dan ke 3anaknya.
Seperti biasanya aku tidur bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana
boxerku saja tanpa celana dalam, jadi kalau ada orang yang melihatku sedang
tertidur pasti mereka akan melihat celana boxerku yang menggembung karena
kontolku yang besar dan panjang. Begitupula saat mpok Is masuk kedalam rumah
dan m*****kahkan kaki ke belakang melewati kamar tidurku, dan dia terpaku
ketika melihat diriku yang masih tertidur, dia tidak menyangka akan mendapatiku
masih tertidur, karena biasanya dia datang aku sudah pergi ke kantor, terlebih
dia terpaku karena melihat celana boxerku yang menggembung, setiap pagi
kemaluanku selalu berulah walaupun aku masih tertidur, kemaluanku selalu bangun
lebih dahulu daripadaku, mpok Is yang melihat hal itupun menjadi jengah,
pikirannya membayangkan kembali kemaluan lelaki yang sudah sekitar 10 tahunan
tidak pernah dirasakannya lagi.
Tubuh mpok Is yang kulihat saat dia menawarkan bantuannya padaku, tidaklah
jelek postur tubuhnya, mungkin agak sedikit jauh kalau dibilang sexy, maklum
umurnya sudah 40an dan sudah punya anak 3orang, tapi bentuk tubuhnya montok
tidak gemuk dan kulihat perutnya tidak terlalu besar, juga bisa kupastikan
pinggangnya tidak berlemak, karena saat itu dia mengenakan kaos yang agak
ketat, bentuk tubuhnya masih berbentuk gitar, payudaranya kulihat cukup lumayan
menonjol dari balik kaosnya, kulitnya berwarna coklat, pantatnya sungguh
bahenol, karena saat itu dia mengenakan celana selutut, kalau
kubanding-bandingkan tubuh mpok Is hampir mirip tubuhnya Bella Saphira, hanya
umur dan kulit saja yang membedakannya.
Mpok Is tidak beranjak dari tempatnya, matanya masih terpaku di celana boxerku,
dia sedang berpikir dan membayangkan seberapa besar kemaluanku yang sedang
bersembunyi di celana boxerku itu, dia juga merasa penasaran dengan bentuk
kemaluanku karena dia melihat celana boxerku yang sangat menonjol itu.
Saat itu aku yang masih tertidur lelap dan tidak mengetahui mpok Is yang sedang
asyik memandangi boxerku, tanpa kusadari dalam lelapnya tidurku itu kedua
tanganku bergerak ke boxerku, ku loloskan bagian depan boxerku sampai biji
pelerku, dalam tidurku aku merasa lega karena kemaluanku yang sedang tegang itu
tidak terjepit oleh boxerku, kemaluanku yang sudah sangat tegang sekali
terlepas dari jepitan boxerku, kedua mata mpok Is terbelalak melihat ukuran
kemaluanku yang panjang dan besar itu, seumur hidupnya belum pernah dia melihat
kemaluan lelaki sepanjang dan sebesar punyaku.
Sudah lama dia tidak merasakan kemaluan lelaki memasuki relung-relung
senggamanya, dan yang pasti lubang senggamanya tidak pernah diterobos oleh
kemaluan lelaki sebesar punyaku, diapun bergidik membayangkan kemaluannya bila
diterobos oleh kemaluanku, tidak dapat dia bayangkan apakah dia akan enak atau
sakit saat kemaluanku menerobos kemaluannya.
Nafsu birahinya yang sudah terpendam selama 10tahun ini mulai menggelegak,
memeknya terasa gatal ingin merasakan kembali disodok-sodok kemaluan lelaki,
dia ingin merasakan lagi kemaluan lelaki mengaduk-aduk lubang senggamanya, mpok
Is segera beranjak dari ruanganku menuju belakang, dengan perlahan pintu
belakang dibukanya, dan iapun segera menuju kamar mandi, di kamar mandi tangan
kanannya merabai s*****kangannya setelah mengangkat roknya, mpok Is merasakan
CDnya sudah lembab oleh cairan pre-cumnya, karena takut CDnya semakin basah
iapun melepaskan CDnya itu dan digantungkan di gantungan yang ada dipintu,
tangannya mulai mengusap-usap memeknya, pikirannya membayangkan kemaluan lelaki
yang barusan ia lihat, dia selipkan jari tengahnya kedalam lubang kemaluannya,
dan mulai mengocok-ngocok kemaluannya dengan jarinya, mulutnya mendesah matanya
terpejam pikirannya membayangkan yang sedang menyodok-nyodok memeknya adalah
kemaluanku yang panjang dan besar yang tadi ia lihat, kemaluannya semakin basah
oleh cairan precumnya, pantatnya meliuk-liuk menikmati jari tangannya yang
sedang keluar masuk di memeknya.
Mpok Is yang belum pernah onani selama ini, dia merasa enak juga melakukan
sendiri tapi keenakan yang dialaminya saat ini tidaklah seenak kalau yang
memasuki lubang senggamanya ini adalah kemaluan lelaki, apalagi dia
membayangkan kalau kemaluanku yang besar dan panjang itu menerobos lubang senggamanya,
pasti akan lebih enak daripada sekarang ini, diapun menghela nafas panjang dan
menyudahi perbuatannya itu, sebetulnya dia ingin menuntaskan perbuatan jarinya
mengocok-ngocok kemaluannya sendiri sampai puas, tapi tadi terlintas pikirannya
bahwa saat ini dia sedang di rumahku bukan di rumahnya, dia takut aku
mengetahui perbuatannya, dan dia berpikir juga bahwa saat ini dia belum
membersihkan rumah, mencuci pakaianku yang dia lihat sudah bertumpuk di
keranjang.
Setelah menurunkan roknya, dia mengambil ember dan kain pel, kemudian dia
menuju keruangan depan untuk mengepel lantai rumahku, teras depan dia bersihkan
terlebih dahulu, setelah selesai dia lalu mengepel ruangan tamu, entah karena
asyik bekerja atau karena pikirannya yang masih membayangkan kemaluanku, mpok
Is tidak menyadari aku sudah bangun, aku terbangun saat kudengar suara kunci
yang terbuka, dengan kesadaranku yang masih belum kembali normal akupun duduk
di pinggiran tempat tidurku, saat kudengar suara pintu yang tertutup dan suara
kunci yang diputar, aku mulai perlahan-lahan pulih kesadaranku, aku segera
melongok ke depan dan kulihat mpok Is sedang menungging dekat sofa, aku baru
menyadari bahwa hari sudah siang saat kulihat mpok Is dan melihat cahaya
matahari yang menerobos di jendelaku berarti aku terlambat bangun hari ini, aku
baru menyadari keadaanku saat tanganku bersentuhan dengan kemaluanku, kulihat
celana boxerku bagian depannya berada di bawah biji pelerku, dan kemaluanku
yang sedang berdiri tegak itu tak tertutupi, berarti mpok Is melihat kemaluanku
yang sedang ngaceng ini, aku merasa malu menyadari bahwa mpok Is telah melihat
kemaluanku, aku bertanya-tanya dalam hatiku apa yang dipikirkan oleh mpok Is
setelah melihat kemaluanku ini, saat itu juga aku melihat roknya mpok Is tersingkap
keatas karena tubuh bagian atas mpok Is yang sedang mengepel itu masuk ke
kolong sofaku, sehingga dengan sangat jelas belahan mekinya, belahan mekinya
kuperhatikan dengan jelas dan kulihat belahan mekinya mpok Is itu mengkilat
terkena sinar matahari, aku tersenyum melihat itu, aku berani pastikan kilatan
di belahan mekinya itu pasti adalah cairan precumnya, lalu kuhampiri mpok Is
dengan perlahan, tanganku segera nemplok di belahan mekinya dan kurasakan
lembab di tanganku,
“eeeehhhh…. adduuuuhhh…. ” suara mpok Is terdengar kaget dan kesakitan, kaget
karena ada yang menjamah s*****kangannya, sakit karena saking kagetnya dia
mengangkat kepalanya tanpa sadar dia sedang berada di kolong sofa.
Mpok Is berusaha untuk mundur dari kolong sofa, tapi tubuhnya tak bisa bergerak
mundur karena pantatnya terhalang oleh tubuhku, sementara setengah badannya di
kolong sofa dan setengah badannya diluar terhalang oleh tubuhku dan tertahan
oleh tanganku yang sedang asyik mengelus-elus tempik serta itilnya, mpok Is
hanya bisa mendesah, tanpa dia tahu siapa yang sedang mengelus-elus tempiknya
itu, karena dia tidak bisa melihat siapa yang sedang berada di belakang
tubuhnya itu, dia hanya bisa merasakan tempiknya sedang dielus-elus saja.
“Eeeehhhh…ooohhh…eeehhh…oooohhh…jaangaaannn…eeehhh …ooohhh…punyaku jangan
dielus-eluuusss . . . …. eeehhh…. ooohhh…. ooohhh…ini. . siapaaaaa…. aaaahh
hhhh… ooooohhhh…aaadduuhhh…. geeliii…ddduuhhh…geeliiii…. j jaaanggannn…. eeehhhh…
ooohhhh…aaahhh…. ” Desah mpok Is yang merasakan geli saat tempiknya sedang kuelus-elus.
“Sssstttt. . mpok…jangan keras-keras suaranya…nanti kedengaran tetangga lho,
mpok gak malu…. ini aku Hendra…” jawabku sambil mengingatkan padanya untuk
tidak terlalu keras mendesahnya.
“Eeehhh…. oooohhh…pak Hendra…jangan dong…oooohhh…jangan pak…ooohhh. . geli
aku…ooohhh. . pak…sudah. . pak geli…” desahnya lirih.
“kok minta sudah…bukannya lagi pengen, mpok. ” Kataku lagi.
“gak. . aku gak pengen kok…ooohhh…pak… geliiii…ooooohhhh…sudah…pak…. sudah
geliii…” desahnya lagi.
“hehehe. . mpok Is bohong, nich buktinya
memeknya sudah basah, pasti pengen dari tadi yach, habis lihat punyaku mpok Is
jadi pengen di entot yach…. ” Kataku
“gak pak…. oooohhhh. . aku tidak lihat punya bapak…oooohhh…pak. . geli…sudah…ooohhh
bener kok pak aku tidak lihat punya bapak…ooohhh…. ” Kata mpok Is berbohong
karena malu dia sudah melihat dan menginginkan kontolku dari tadi.
“hahahaha…ketahuan bener bohongnya, memeknya mpok Is dari tadi sudah basah
nich, berarti dari tadi mpok Is sudah pengen di entot nich,” kataku lagi sambil
tanganku semakin gencar bermain di s*****kangannya.
“Ooooohh…pak…ooooohh…pak…ooohh…pak…ampun…ampun…ooo ohhh. . iya pak…iya tadi
kulihat punyanya bapak…ampuunn…ooohh…ooohhh…geli. . ooohhh…pak sudah dong,”
desahnya mengakui bahwa tadi dia melihat punyaku.
“hehehehe…gitu dong ngaku, hehehehe…terus mpok Is kepengen yach ngerasain
punyaku…” lanjutku sambil masih tetap mengelus-elus memek dan itilnya.
“Gak…oooohhh…gak pak…gak pak… ooooohhh…pak…gel…sudah…oooohhh…pak… ampun
pak…ampun oooohhhhh…pak …iyaaacchhh…pak…aku ngaku…pak…ngaku. . aku kepengen
ngerasain dientot kontolmuuuuu…ooohhhh…yang panjang dan gede itu…oohh
aaaahhh…pak…” desahnya lirih mengakui keinginannya merasakan kontolku masuk
kedalam memeknya.
“Nach. . gitu dong ngaku, berarti dari pagi mpok Is sudah ngebet bener yach sehabis
melihat punyaku ini…hheeehhhh…baik sekarang mpok Is ngerasain punyaku masuk di
memeknya. . ” kataku sambil menyelipkan kontolku ke belahan memeknya yang sudah
sangat basah itu.
Sleeeeeppppp…. Kepala kontolku berhasil
menyelinap di belahan vaginanya,
“Ooughhh…. besaaarrnyaaaa…pak…punya. . bapak…. ” mpok Is mengerang.
Dengan perlahan-lahan kontolku kudorong masuk kedalam lubang vaginanya mpok Is
sehingga seluruh batang kemaluanku itu terbenam di dalam lubang senggamanya,
Bleeeeeeeeeeeeessssssssssssssssss…. . mpok Is menjerit lirih merasakan kontolku
menerobos lubang senggamanya.
“Ooouughhh…. . pak……. besarnya punyamuuuuuu…oooooohhhh…penuh memekku disumpal
punyamu…ooooohhhh…pak…oooohhh…. baru pertama kali aku merasakan di sodok
kemaluan sebesar punyamu ini…ooooohhhh…. aaawwwwww…. . dinding rahimku…ooooohhhh…kena sundul punyamu
pak…. oooohhhh…panjangnya…. batang
kemaluanmu ini…ooooohhhhhhh…pak…. ” Jerit mpok Is lirih saat merasakan
kemaluannya diterobos oleh kemaluanku yang besar dan panjang ini.
Kedua tanganku berpegangan pada pinggangnya mpok Is, dengan posisi setengah
berdiri aku mulai mengentot mpok Is, kontolku keluar masuk dengan lancar di
kemaluan mpok Is, biarpun sudah mengeluarkan 3 anak, tapi kemaluannya masih
lumayan sempit kurasakan, dinding kemaluannya masih menempel dengan erat di
batang kemaluanku, memeknya memang masih rapet untuk ukuran memek yang sudah
mengeluarkan 3 anak, atau karena kontolku yang sangat besar sehingga
betul-betul menyumpal memeknya dengan ketat.
Mpok Is yang sudah sepuluh tahun ini tidak pernah merasakan kemaluan lelaki
masuk ke dalam lubang vaginanya, betul-betul merasakan enak dan nikmat sekali,
terlebih kemaluan yang sedang memasuki relung kenikmatannya ini jauh lebih
besar dan lebih panjang dari milik suaminya, ukurannya hampir 2 kali lipat
punya suaminya baik dari besar maupun dari panjangnya, karuan saja mpok Is
mendesah-desah keenakan merasakan kontolku yang sedang mengaduk-aduk lubang
senggamanya ini.
Sssrrrrttttt…. bleeeesss…. ssrrrttttt…bleeesss…ssrrr tttt…bleeessss…sssrrttt…. bleeessss
batang kemaluanku keluar masuk di lubang senggama mpok Is dengan mantapnya,
bukan hanya mpok Is yang mendesah keenakan, aku juga melenguh nikmat merasakan,
ketatnya pergeseran kulit batang kemaluanku dengan dinding vaginanya.
“Ooohhh. . mpok. . sempit juga memekmu ini…ooohh…nikmat…ooohh…mpok…sedap betul
pagi-pagi begitu sarapan memekmu…oooohhh…oooohhh…” lenguhku.
“Ooouuggghhh…aaaahhh. . pak…enak…kontolmu enak. . besar…ooohhh…. aku juga sedap
dientot kontol bapak yang panjang ini…ooohhh. . terus. . entot aku. . pak…entot…aku…
ssshhhh…aaahhh…shhh…. aahhh…aaaahhh. . ooohhh…” desah mpok Is.
“Ooohhh sudah lama aku tidak merasa enak begini…. oooohhh…ooohhh. . pak…ssshhhh
aaahhhh…kontolmu enak. . pak…. aaahhh. . ssshhh. . aaahhhh…ssshhhh…oooohhh
nikmat pak…oooohhh…ssshhhh…. aaahhh…paaaakkkk…kontolmu jauh lebih enak…. dari
kemaluan bekas suamiku dulu…oooohhh…sshhh…aahhh. . pak…terusss…. pak…” desahan
mpok Is terdengar lagi.
Mpok Is yang sudah lama tidak merasakan kemaluan lelaki ini betul-betul merasa
nikmat memeknya diterobos lagi oleh kemaluan lelaki apalagi saat ini yang
menerobos kemaluannya adalah kemaluan lelaki yang besar dan panjang, karena
nafsu birahinya yang sudah meninggi dari tadi pagi itu membuat mpok Is tidak
dapat bertahan lama lagi dengan serangan-serangan kemaluanku di memeknya itu,
kurasakan tubuhnya mulai kelojotan, kedua kakinya mengejang, dinding vaginanya
berdenyut dengan kuat meremas-remas batang kemaluanku, aku tahu saat ini sedang
menyambut puncak birahinya yang telah dia capai, akupun menghujamkan kontolku
dalam-dalam di memeknya.
“Ooooughh…pak…aaakuuuu…keluaarr…aaachh. . aku… puaasssss…pak. . puaaass sekalii.
. di entot kontolmu itu…. ooohhh. . ssshhh…aacchhh. . ssshhh. . aacchhh…sshhh …
pak oooohhh…ssshhh…aaacchhh…ssshhhh…aachhh. . oooohhh…,” mpok Is mengerang
menyambut orgasmenya yang sudah lama tidak ia rasakan.
Ssserrrr……ssserrrrrr…. . ssserrrrrr r….
. ssserrrrrr …. ssserrrrrr …. ssserrrrrr memeknya menyemburkan lahar
kenikmatannya membanjiri seluruh rongga kenikmatannya, aku sendiri merasakan
hangat pada batang kemaluanku.
“hehehehehe…. wuih. . hangatnya pejuhmu…mpok Is…banyaknya pejuhmu mpok Is,
sampai menetes keluar nich…. hehehehehe…” kataku saat melihat cairan kenikmatan
mpok Is yang mulai menetes keluar dari sela-sela lubang kemaluannya yang masih
tersumpal oleh kontolku itu.
Tubuh mpok Is masih gemetaran merasakan nikmat yang sangat, nafasnya kudengar
tersengal-sengal, dengan perlahan kucabut kontolku dari jepitan vaginanya,
berbarengan dengan terlepasnya kontolku dari jepitan vaginanya, mengalir keluar
cairan kenikmatannya dari lubang vaginanya, dengan kemaluanku yang masih sangat
tegang sekali, aku membantu mpok Is keluar dari kolong sofa, kulihat senyuman
puas tersungging di wajahnya.
“Mpok, kita terusin yach, akukan belum ngecret nich, aku entotin lagi memekmu
yach,” kataku sambil menarik tangannya untuk mengikutiku kearah tempat tidurku.
Mpok Is tidak berkata apa-apa selain pasrah dengan tarikan tanganku mengikutiku
ke tempat tidurku, kurebahkan tubuh mpok Is di tempat tidurku, dengan pantat
yang menempel di pinggiran tempat tidurku itu, kukangkangkan kedua kakinya
lebar-lebar, lalu dengan roknya ku-lap memeknya yang sangat banjir itu, setelah
itu kusingkapkan lagi roknya keatas, kulihat jembutnya mpok Is yang rimbun, kupegangi
kontolku dan kuselipkan di memeknya mpok Is, lalu kuhujamkan sekaligus kontolku
itu memasuki relung kenikmatannya, mpok Is melenguh panjang merasakan sodokan
kuat kontolku itu.
Bllleeess… kontolku yang panjang terbenam seluruhnya didalam lubang vagina mpok
Is, sampai mentok di dinding rahimnya.
“Ooouughh…. pelaaaaannn…pak…aaagghhhh…. ” lenguh mpok Is saat kontolku
melakukan terobosan di lubang vaginanya.
Setelah kontolku terbenam seluruhnya di memeknya mpok Is, kuraih kedua kaki
mpok Is lalu kuangkat kedua kaki itu dan kusenderkan di dadaku, memeknya mpok
Is bertambah sempit dengan posisi seperti itu, kulihat belahan bibir vaginanya
menggembung karena sumpalan kontolku yang memenuhi lubang memeknya, kedua tanganku
bertumpu di samping pinggangnya mpok Is, tubuhku sedikit condong kearahnya,
sehingga kedua kakinya yang menempel di dadaku ikut terdorong kedepan,
pantatnya terangkat sedikit membuat kontolku makin masuk kedalam lubang
senggamanya.
Dengan bertumpu di kedua tanganku, aku mulai memompa kontolku keluar-masuk di
memeknya mpok Is, tusukan-tusukan kemaluanku terlihat seperti piston di dalam
mesin, kontolku dengan gencar dan cepat menyodok-nyodok lubang senggama mpok
Is, mpok Is mendesah-desah keenakan, tubuh mpok Is terlihat terguncang oleh
sodokan-sodokan kontolku yang sedang mencecar lubang memeknya.
“Oooohhh…pak. . Hen…ooohh…enak…oohh. . lebih enak…begini…oohhh. . lebih mentok…
dinding rahimku tersundul-sundul terus…ooohhh…ssshhh…aaahhh. . ooooohhh…nikmat…
oooohhhh…sshhhh…aaahhh…sshhhh…entotin aku terus pak…ssshh. . aaahhh…kontolmu
enak pak…ooohh…gede…. ooohh…puas memekku…disodok. . kontolmu itu…ooohhhhh…
ssshhhh…aaahhh. . pak…ooohh…sssshhh…aaahhh. . ” mpok is terus menerus mendesah
keenakan menikmati sodokan-sodokan kontolku.
Sssrrrtttt…bleeesss…sssrrrttt…bleeesss…sssrrttt…bl eeessss…sssrrttt. . bleesss.
. sssrrtt… bleessss…sssrrrttt. . bleesss…ssrrrttt…bleeessss…. Kontolku keluar masuk seperti piston di lubang
memek mpok Is.
Mpok Is mendesah, aku melenguh, kami berdua menikmati persetubuhan pagi ini,
biarpun memek mpok Is sudah mengeluarkan 3anak, tapi masih enak aja, masih
rapet kurasakan walaupun tidak serapet memek mbak Yanti, tapi lumayan pagi-pagi
sudah sarapan meki untuk dientot oleh kontolku ini.
Air maniku sudah kurasakan mengantri di batang kemaluanku siap untuk menyirami
lubang rahim mpok Is yang sudah lama kering tidak pernah disirami oleh air
pejuh-air pejuh lelaki, merasakan hal itu akupun semakin gencar dan kuat
menghantamkan kemaluanku ini kedalam lubang senggama mpok Is, gerakanku semakin
tidak beraturan, kedua kakiku sudah gemetaran, kudengar mpok Is juga sedang
meradang menyambut orgasmenya yang kedua.
“Ooooohhhh…pak. . Hen…terus…entot yang kuat…terus…tekan yang dalam…pak
Hen…ooohh…aku sudah tidak tahan lagi…aku ngecret…lagi nich…ooohhh. . pak Hen. .
hebat…aku dua kali orgasme…nich…hebat kontolnya hebaat…puas aku… ooohhh. . sshhh…aaahh…pak Hen…cepat…pak…kontolmu
percepat…pak…keluar-masuknya… ooohhhh…pak…puas aku dientot…pak Hen…ooohhh…. aahhh.
. . . ssshhh…aahhh…nikmat pak Hen…nikmat…. ” Mpok Is mengerang saat puncak
orgasmenya yang kedua telah diambang pintu.
“Aku…juga mau keluar…ooohhh. . mpok Is…enaknya. . memekmu ini…ooohh…mpok aku
keluarin di dalam yach…ooohhh…aku…juga gak tahan…. ooohh…mau muncrat…. nich. . ”
kataku.
“Iyaacchhh. . pak…di daaaallaaammm. . saja ngecretnya…pak…ooohhh. . sirami. . aku
dengan pejuhmu…oooohhh…ladangku sudah lama tidak disirami…air pejuh…ooohhh…. pak
Hen. . aku keluaaaaarrr…. aaaaaccchhhhhh…. aaaaaahhhh…pak…aaku keluar…. ” Mpok
Is meradang saat memeknya mengeluarkan lahar kenikmatannya.
Ssssrrrrrr…sssrrr…. . sssrrr…sssrrrr…. ssssrrrr…. tubu hnya kembali mengejang,
pantatnya kurasakan gemetaran, dinding vaginanya berdenyut-denyut saat
menembakkan air pejuhnya.
“Ooooohhh…mpok…terima ini pejuhku…. oooohhh…mpok Is…. aaahhh…nikmat…enak. . oooohhh…mpok Is…. sambut pejuhku ini…. oooohhh….
” akupun mengerang saat kontolku menembakkan air mani di dalam rahimnya mpok Is.
Crreeettt…. creeettt…creeettt…ccreeettt…. creettt…. air maniku muncrat didalam rahimnya mpok Is
seiring dengan kutekan dalam-dalam kontolku di lubang rahimnya itu.
Tubuhku kelojotan menikmati muncratnya spermaku dari kontolku ini, aku
merasakan hangatnya air pejuh mpok Is yang membanjiri lubang rahimnya, dan mpok
Is juga merasakan betapa hangatnya spermaku yang menyirami lubang rahimnya yang
sudah lama tidak ada yang menyirami.
Setelah tetes terakhir air maniku menetes dari kontolku, dan setelah
denyutan-denyutan dinding vagina mpok Is reda, aku mencabut kontolku itu dari
jepitan lubang senggama mpok Is, berbarengan dengan keluarnya kontolku itu
kulihat cairan putih mengalir keluar dari lubang memek mpok Is membasahi lubang
pantatnya dan menetes ke tempat tidurku, akupun terkapar puas disamping tubuh
mpok Is yang juga merasa puas dan lemas, mpok Is merasa lemas karena pagi ini
dia mengalami dua kali orgasme, orgasme yang belum pernah dialami sebelumnya,
apalagi sampai dua kali seperti pagi ini.
Nafasnya perlahan-lahan mulai kembali normal tidak memburu seperti tadi,
matanya terpejam masih menikmati sisa-sisa pertempuran kami, setelah merasakan
ten****ya mulai pulih, mpok Is bangkit dari tidurnya dan duduk dipinggiran
tempat tidurku, aku sendiri masih telentang dengan kemaluanku yang kembali
tertidur.
“Pak Hen…jangan cerita-cerita ke orang lain yach, nanti dikira saya janda gatel
sama orang, pak” katanya.
“Yach. . iyalah mpok Is, mau apa saya cerita sama orang, ini adalah rahasia
kita aja,” jawabku.
“Pak Hen…kalau…kalau…saya…eehhh…kalau saya…eeehhh…gak jadi ach…” katanya lagi.
“Kenapa mpok Is, kalau apa? Kalau mpok Is pengen lagi gitu?” tanyaku
“Eeehhh…. iyaaahhh…pak Hen…. saya malu. . tapi. . saya…pengen lagi dientotin
kontolnya pak Hendra…habis bikin saya puas…saya sampai ngecret 2 kali…” katanya
lagi malu-malu.
“Tenang aja mpok Is, kalau mpok Is mau, saya siap kok memuaskan mpok Is,
sekarang juga kalau mpok Is mau lagi, sini saya entotin lagi,” kataku.
“eeehhh…pak Hendra memang belum puas, saya sich sudah puas, dan saya sudah
lemas pak, nanti lagi aja…mungkin besok atau kapan lagi, sayakan belum selesai
bersih-bersih rumahnya dan mencuci pakaian, kalau maen lagi nanti saya
kecapaian gak bisa bebenah dech” jawabnya.
“Yach udah, kapanpun mpok Is pengen, kontolku siap untuk meladeni memeknya mpok
Is sampai mpok Is puas,” kataku lagi.
“Saya beres-beres lagi yach pak, terima kasih pak sudah memberikan kepuasan
pada saya, kepuasan yang belum pernah saya rasakan selama ini,” katanya lagi
sambil beranjak meninggalkanku yang masih telentang diatas tempat tidurku.
Aku hanya tersenyum, membiarkan dia meninggalkanku meneruskan pekerjaannya yang
tertunda gara-gara kontolku yang menyodok-nyodok memeknya, sepeninggalnya dia
akupun beranjak menuju kamar mandi untuk mandi dan membersihkan kontolku yang
mengkilat oleh cairan kenikmatannya.
Tamat.