watch sexy videos at nza-vids!

 


Rini Pemilik Warung Soto bag.2

Beberapa menit kemudian pintu kamar di ketuk. Aku beridir dan mengintip dari lubang intai. Benar. Dia Aldi. Aku buka pintu dan Rini yang menyambut “anak angkat”nya itu.
“hai sayang...muach,” dia memeluk Aldi dan mendaratkan ciuman di pipi kurusnya yang membuat anak itu malu.
“mimi! gak enak sama tante Rahmi. Malu,” katanya tersipu
“gak papa sayang, tante Rahmi sudah Mimi beri tahu dan dia oke-oke aja koq,” kata Rini sambil mengerling aku yang menutup pintu. Gila juga si Rini. Pintu masih setengah kebuka, dia sudah nyosor duluan. Dasar Rini.
“silakan lho Di, mimi kamu udah beri tahu tante koq,”kataku sambil beranjak mendekati mereka berdua. Tubuh Rini menempel ka Aldi. Dadanya yang subur menempel dada Aldi.
“bener tante Rahmi nggak kebbbb…,” kata kata Aldi tidak selesai. Mulutnya keburu dikulum dengan ganas oleh Rini. Adegang ini seketika menaikkan sepaningku. Aliran darahku segera dengan kencang mengisi pembuluh sekitar genitalku. miss-V ku serasa gatal seketika.
Kuluman Rini dibalas dengan tak kalah ganas oleh Aldi. Satu tangannya berada di pantat “ibu angkatnya” dan satu lagi melingkar di pundaknya. Aku yang sudah terbakar hasrat beranjak ke arah belakang Aldi. Posisinya sekarang seperti hot dog. Aldi berada di tengah antara aku dan Rini.


Di belakang Aldi, aku menarik kaosnya lepas ke atas. Dengan menempelkan tubuhke ke Aldi, tangan kananku membukai kancing blouse yang dikenakan Rini, sementara tangan kiriku merabai bagian depan jeans Aldi. Bagian depan blouse Rinipun terbuka, bra-nya yang berukuran 34C menempel di dada Aldi. Mereka masih bertukar ciuman yang panas. Aku bisa memastikan bahwa lidah mereka bertarung ketat.

Aldi yang tinggi membuat mulutku berada di pundaknya, aku gigit perlahan sambil tangan kiriku terus merabai barang panjang yang makin menggeliat membesar. Sementara tangan kananku juga mencoba mencari posisi di antara dada Aldi dan Rini. Aku bisa merasakan bahwa type Bra Rini adalah type half-cup dengan bukaan depan. Sekali klik dengan jariku, maka bra Rini terbuka cup-nya dan membuat teteknya yang mengkal bebas keluar.

Merasakan hal ini, Aldi segera melepaskan diri dari mulut mama angkatnya dan mencoba melengkungkan tubuh menyambut putting susu yang sudah terbuka. Segera Rini mendesis dan mengangakan mulut ketika mulut Aldi menemukan putting susunya dan menghisap kuat. Aku segera merangkum pipi Rini dengan tangan kanan ku yang sudah bebas – susu rini dengan lembut mulai diremasi tangan kanan Aldi. Aku cium mulut Rini, dan segera kami French-kiss dengan panas.

Dari sudut mataku aku bisa melihat di cermin kamar hotel betapa erotisnya posisi kami bertiga. Tangan Aldi aku lirik bergerilya di bagian belakang mama angkatnya, menemukan resleting dan membukanya, sementara tangan kanan dan mulutnya tak henti menstimulasi tetek mama angkatnya kiri dan kanan bergantian seakan bayi dewasa yang haus akan ASI.

Tangan kiriku akhirnya berhasil membuka resleting celana Aldi. Segera jeans yang dipakainya meluncur turun dan menyisakan CD putihnya. Woooow…sedikit terkejut aku merabai mr-p Aldi yang masih setengah tegang. Sangat besar untu ukuran cowok Indonesia. Aku pikir hampir 19 cm dengan diameter di atas rata-rata. Dengan gemas aku keluarkan benda itu tanpa membuka CD Aldi. Aku elus lembut setengah mengocoknya. Sedikit bergetar badannya yang melengkung menyusu mama angkatnya. Juga tangan kanan Rini yang bebas akhirnya mendarat di benda itu. Kami setengah berebut mengocok mr-p yang mempesona itu.

Akhirnya, aku memberi kesempatan mereka berdua menuntaskan pemanasan yang memakan waktu 30 menit itu dengan main-course. Aku beranjak menjauh sedikit. Aldi membimbing mama angkatnya ke tempat tidur dan segera dengan cepat menelanjangi mama angkatnya itu. Demikian juga Rini. Keduanya segera telanjang bulat.

Kontras sekali kedia makhluk beda jenis dan usia ini. Aldi gelap kerempeng namun berotot, sementara Rini putih, sedikit cubby. Rini memposisikan diri tengkurap dengan Aldi berdiri di tepi tempat tidur. Sejenak Rini melirik aku dan memberi kode. Aku tahu maksudnya, karena kami sudah menyusun rencana apa langkah-langkah pergumulan kami hari ini.

Segera mulutnya menerkam mr-p Aldi yang nampak tidak siap namun akhirnya pasrah. Rini bermain di bagian bawah. Aku mendekati Aldi dan segera menciumnya. Tangan Aldi yang sebelah kiri merangkul pinggangku sementara yang kanan masuk menerobos tank-topku untuk menmukan tetekku yang tidak tertutup bra.

“tantehhhh, gak pake bra yaaaahhh…aaacccchhhhh mimiiiiihhh,” katanya terpotong kenikmatan hisapan mama angkatnya. 

Aku hanya membalas dengan senyuman dan kembali mengajak Aldi bersilat lidah. Beberapa menit kemudian tidak sabar Aldi membuka tank-topku dan segera menyerang tetekku dengan mulut dan tangan kanannya. Aku mendongak geli-nikmat ketika putting susuku diulas dengan lidah kasar Aldi.

tangan kiriku yang bebas segera menemukan bongkahan pantat Rini yang ada di bawah. Aku susuri celahnya dan segera menemukan celah dalam dan basah mis-V Rini. Aku julurkan ujung jariku mengulasi daerah itu sambil kemudian merojokknya dengan jari tengahku. Rini sedikit menjunghkitkan pantatnya. Sementara itu kuluman dan kocokan dim mr-P Aldi semakin cepat dan ritmis.

“aaaccchhhh mimhhhh….enak bangettttzzzzzzzzzzzz,” setengah melolong Aldi karenanya. 

mendengar suara Aldi, aku dan Rini tahu bahwa gak lama lagi anak ini bakal ejack. – kami memang berencana membuat Aldi ejack duluan karena kami yakin ejacknya yang kedua akan lama dan itu berarti akan membuat pergumulan kami semakin seru. 

Karena kenikmatan yang mendera membuat Aldi mendongak, namun tangan kanannya ternyata sedari tadi bekerja cukup lincah mencopot hotpant-ku yang sudah teronggok di lututku di tempat tidur. tangan kanan Aldi segera menemukan celah miss-Vku dan mengocoknya. kami bertiga menggeliat –geliat akibat rangsangan di genital kami masing-masing. Tangan kiriku di miss-V Rini, mulut dan kocokan Rini dim r-P Aldi dan tangan kanan Aldi di miss-Vku.

Ternyata yang disekenario agak meleset. Tidak hanya aldi yang sedang mendaki kenikmatannya, namun aku dan Rini juga mendaki kenikmatan kami masing-masing.

“hhhhmmmmhhh….aaahhh…hhhhmmmmm….ahhhh,” Rini tak mampu beruara oleh karena mr-P di mulutnya, namun aku yakin sebentarlagi Orgasme dia akan meledak.

“hahhhh…..aaaacccchhhhhhhhh,” aku sendiri hanya bisa mendesis ketika jemari Aldi semakin cepat mengocok miss-V ku.

“tante Rahmiiihhhh….aaacccrrrhhhh…mimiiihhhh…. Aldihh se se bentarr lagihhh,” katanya terputus. 

namun sebelum Aldi mencapai puncak, kocokanku di miss-V Rini berbuah hasil. Badannya diangkat nungging dan pahanya dirapatkan membuat jemari dan telapakku terkunci di miss-Vnya. Mulutnya lepas dari mr-P Aldi namun tetap mengocoknya. Tangan kirinya meraih pundak Aldi seakan minta tolong.

“Amiiiihhhhh…..aku keluaaarrrrghhhhhh…ohhhh tolonhhhhhhhhh mimihhhhhhhhhhhhhhh Aldiiiiiiiiiiiii,” jeritnya. Mulutnya segera disambar mulut Aldi.

“akuhhhhhhhhh juga Riiiiinnnnnnnnnnnhhhh…. aaauuuuuuhhhhhhhhhh Aldihhhhhh…tanteeeehhhhhh aaaaaaarrrcccchhhhhhhhh,” kataku terputus oleh gelombang nikmat kocokan jemari Aldi. Aku dan Rini sekan berebut udara dan menubruk Aldi.

“miihhhhhhh….Aldiiiii…ooohhhh…kelllluuaaaaaaarrrrr rrhhhhhhhhhhhhhhhhhhh,” Aldi mengeram panjang ketika semprotan pertama diikuti 3-4 kali semprotan spermanya keluar di tengah kocokan mama angkatnya. Meski demikian badan kerempengnya mampu menahan aku dan Rini yang kelojotan setengah mati. 

Akhirnya aku yang pertama melepaskan diri dari Aldi dan Rini, tergeletak puas, di susul Rini di sebelahku. Aldi masih berdiri meski dengkulnya sudah menyandar pada ranjang hotel. Badannya masih bergetar. namun satu yang membuatku kagum. Mr-Pnya yang sudah mengeluarkan amunisi, nampak mengkilat dan masih tegak berdiri. Perlahan dia mengatur nafas.

“hhhh…tante rahmi dan mimi…gilaaahhh…baru kali inihhh…hhhh…Aldi ngerjain dua wanita,” katanya sambil mencoba mengatur nafas.

“sekaranghhh…hhhhh….Aldi mau lebih,” katanya sambil merangkak mendekatiku.

“eehhh Aldi…mau ngapainhhh hhh hhh…tantehhh masih lemes. Rinnhhhh…tolong Rinnhhh kamu dulu dech,” kataku sedikit ngeri melihat Aldi yang mendekat. Rini hanya tersenyum dan mengedikkan matanya.

Aldi tidak mempedulikan protesku, di segera memegang kaki kiriku dan meletakannaya di pundakku sementara kaki kananku dilebarkan yang membuat miss-vku terbuka untuk penetrasi. Miss Vku sedikit kemerahan akibat orgasme yang aku capai barusan.

Aldi perlahan mendekatkan ujung mr-Pnya ke belahan miss-Vku..aku cuma menggelengkan kepala ke kiri dan kekanan karena geli-nikmat ketika Aldi memainkan kepala mr-Pnya naik turun celah miss-Vku. tanpa aba-aba Aldi menurunkan pantatnya yang mengakibatkan mr-Pnya menyeruak masuk lubang nikmatku.

“hhaaaaaahhhhh….Aldihhhhhh,,,mmmmmhhhhhh,” kata-kataku terbungkam mulut Rini, yang ternyata menemani anaknya mengerjai aku.

Perlahan namun dengan hidmat, mr-P Aldi menerobos miss-Vku..keluar..masuk…keluar…masuk… 

nampaknya dia ingin menikmati tiap gesekan genital kami. Efeknya kemudian adalah miss-Vku semakin gelisah…gesekan mr-P Aldi yang diatas rata-rata anak muda seumurannya benar-benar merangsang syaraf miss-Vku.

“mmmh…mmmh..mmmh,” hanya bunyi itu yang bisa aku keluarkan sementara mulut Rini dan mulutku berpagutan. Dengan liar Rini memainkan lidahnya di mulutku, akupun akhirnya memaksakan melepaskan diri mencari udara dengan megap-megap.

“hah..hah…hah..aaaarrrccchhh Rinnnnn,” belum cukup aku memperluas paru-paru, rasa geli nikmat mengejutkanku. 

Rini yang tadi bermain di atas, sekarang sudah menyusur ke bawah dan menemukan putting susuku. Dengan ganas mulutnya mengenyot putingku, sekali-sekali menariknya. Tetekku yang berukuran 36D menjadi sasaran tangan dan mulut Rini. Kepalaku makin tidak bisa dikendalikan…bolak-balik kanan-kiri, kadang naik sedikit akibat kejutan mr-P Aldi di bawah. Aku bisa melihat tangan kanan Aldi sudah bermain di bagian bawah mama angkatnya. Pantesan…sedikit gemas tadi Rini menggigit putingku…rupanya kejutan elektrik jemari Aldi di miss-Vnya bertanggung jawab atas hentakan tubuh Rini.

Sebagai perempuan yang sudah mengalami org, apalagi diserang atas bawah seperti ini, tak membuat lama aku menemukan jalan menuju org-ku yang kedua.

“hhhhhhh….aaaaachhhhRiiinnnnnn…Diiiiihhhhh…ce pat sedikitttttttttttzzzzzzzzzzzzzz…..hhhhh,” ceracauku… Aldi menambah kecepatan pompaannya. “hhhh…hhhh….hhh…gooooooddddddddddddddd….memek tantehhh nikmatttss,” katanya menahan nikmat.

“hhh..hh…uuuhhhh…uuuhhhh…tannnttteehhh…uuhhh..uuuh hhhhhhhhhhh…kelllluuuuaaaarrrrhhhhh ….aaaaaarrrrhhhh, ” aku mengeram nikmat. 

Badanku bergetar brutal dibawah tikaman mr-P Aldi dan serangan di payudaraku oleh Rini…. Aldi tidak mengendurkan kocokan mr-Pnya, itu membuat perjalanan org-ku menjadi sedikit lama. Badanku makin kelojotan sampai akhirnya lemas tak terkira.

Melihat itu, Aldi melepas mr-Pnya dari miss-Vku.”pluk,” bunyinya. Dia kemudian memposisikan diri di belakang mama angkatnya yang sudah menungging keenakan akibat serangan jarinya. Kini Aldi menggantikan jarinya dengan mr-P dan menusuk maminya doggy-style. Wajah Rini terdongak dengan mulut terbuka…

“ssshhhhhiiitttt…aaarrccch,” jeritnya ketika dengan tiba-tiba Aldi mendorong mr-Pnya masuk. Tangan kanan Aldi merangsangi klit Rini dengan melingkarkan kedepan, sementara tangan kirinya merabai tetek Rini yang besar menggantung.

Sekitar 10 menit sudah mr-p Aldi keluar masuk miss-V mama angkatnya. Akupun sudah puluh dari lemasku. Aku dekati Aldi dan kamipun berciuman. Sungguh luar biasa stamina anak muda ini. Mr-P-nya sekalipun tidak lembek meski tadi sudah mengeluarkan lahar panasnya.

Lima menit kemudian Aldi menangkat tubuh mama angkatnya sehingga mereka berlutut berdiri menempel dengan Aldi di belakang. Aku beralih ke depan Rini dan menciumnya. Rini semakin blingsatan. tanganku dua-duanya mengerjai putting susu besarnya. Aldi cuma tersenyum melihat kami berpagutan dan makin mempercepat terjangan mr-Pnya.

“Aldiiihhh sayaanngggghhhh…uhhh…uuhhhnnnn…uuhhhnnn…mim…iiihhh h… mauuhhhh…oooohhhh…ohhh..mimmmmm…iiiihhhhh aaaaarrrcccccchhhh…. mmmmmmhhh,” kata-kata Rini dan geraman orgasmenya hilang ditelan mulutku yang dengan sadis menyedot lidahnya. 

Aku bisa melihat mata Rini terbalik menahan org keduanya…Aldi masih terus menerobos miss-V Rini namun makin lama, makin lambat, sampai akhirnya dia cabut mr-Pnya. Kami bertiga masih berdiri berlutut. Rini ada di antara aku dan Aldi. Badannya lemas berpengangan bahuku. Akhirnya dia melepaskan diri dan tertelungkup di ranjang.

“sini Aldi…tante tuntaskan itunya,”kataku sambil menunjuk mr-Pnya.

‘kamu duduk di kursi situ,”kataku sembari turun dari ranjang. Aldi menurut dan memposisikan diri di kursi berlengan yang ada di kamar. Aku berlutut di depannya. Mr-Pnya tepat berada di dadaku. Aku melumuri batang Aldi dengan ludah dari mulutku dan kemudian memposisikan mr-Pnya diantara belahan dadaku. Perlahan meningkat cepat, mr-P Aldi bergerak naik turun di antara belahan susuku…titty-fucking…

Ada sekitar 5 menit aku kerjai dengan cara itu. Aldi pun hanya bisa mendesis. Kemudian aku ganti metode. Mulutku segera menangkap batang Aldi dan menghisapnya kuat-kuat. Aku yakin tidak sampai lima menit, batang ini akan mengeluarkan madunya. Dan benar, beberapa saat kemudian…

“tante rahmi…Aldi mau keluarrrhhh hhh hhh hhh,’ katanya sambil mendekap kepalaku dengan dua tangannya. 

Aku mendongak sambil mengocok batangnya dan berkata,” mau keluar di mana sayang haaahhhh….di susu tante…di memek…apa di mulut sayang….?”

“hhhhh…hhhh…hhh…boleh di mulut Tantehhhhh?” tanyanya

Aku tidak menjawab dan segera memasukkan batang mr-P Aldi ke mulutku. Aku dengan ketrampilan sedot batang menggarap tuntas hingga akhirnya….

“aaaarrccchhhh tanteeehhhhh….Aldiihhhhhhhhh ….aaarrrrrchhhhhh,” dia tekan kepalaku ke batang penisnya dan mengangkat pantatnya sedikit…. 

Lumayan banyak lahar nya yang ke dua.. Aku tuntaskan tanpa ada sisa dan aku telan mani anak muda ini. Akhirnya dengan pelan aku kocok lembut sampai akhirnya aku berhenti. Aldi tergolek lemas di kursi berlengan kamar hotelku.

Sementara itu, Rini, juga baru bangkit dari rasa lemasnya.

“gila Mi…ini pertempuran paling hotttt yang pernah aku lakukan,” katanya

“tapi Rin, aku mau lagi…bisa nggak kita ke rumah kamu, aku sekalian cek out terus pindah rumah kamu,” tanyaku

“boleh aja,’ katanya sembari bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi,

 “bareng yuk,”

“boleh…iya nih, aku tambah waktuku di kota ini sampai besok dech…aku mau bertempur dengan kamu dan Aldi semalam penuh nanti,” kataku merangkul Rini dan kamipun beranjak ke kamar mandi.


TAMAT