Dewi Dan 4 Temen Anaknya
Siang itu Dewi
sedang gelisah, gejolak birahinya menggelegak, saat ini Dewi sedang
menginginkan sodokan-sodokan kontol di vagina dan dianusnya, sudah 3 hari ini
Dewi tidak merasakan sentuhan dan cumbuan lelaki, terakhir lubang kemaluannya
merasakan sodokan kontol adalah saat persetubuhannya dengan Parmin dan Sugito.
Ini karena suaminya sudah ada di Jakarta kembali, dan selama 3 hari ini
suaminya tidak menyentuh dia sama sekali.
Saat itu Dewi sedang mengenakan rok terusan warna putih dengan bagian depan
yang cukup terbuka sehingga belahan payudaranya yang putih mulus terlihat
jelas, kedua putingnya pun tercetak dengan jelas di roknya, karena saat itu
Dewi memang tidak mengenakan BH, sementara bagian punggungnya terbuka lebar
sampai pinggulnya, karena model rok yang Dewi kenakan ini adalah model yang
bagian atasnya diikat dileher, sementara bagian bawahnya hanya sampai
pertengahan pahanya saja.
Mata Dewi terpaku di TV tetapi pikirannya menerawang, Dewi membayangkan
kejadian hari itu dimana ia disetubuhi oleh Parmin dan Sugito, tanpa terasa
tangan kirinya mulai meremas-remas payudaranya bergantian sementara tangan
kanannya mengelus-ngelus vaginanya dari luar celana dalamnya, dari mulutnya
terdengar desahan-desahan lirih.
Saat Dewi sedang asyik-asyiknya self service, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi,
Dewi sedikit kaget mendengar bel rumahnya berbunyi, dengan segera ia
menghentikan kegiatannya dan segera merapihkan roknya, iapun menuju kepintu
depan.
Sesampainya dipintu depan Dewi lalu membukanya dan dihadapannya berdiri 3 anak
muda, yang ternyata adalah teman kuliah anak tirinya, Dewi mengenali 3 anak
muda ini karena mereka sering bertandang kerumahnya, mereka adalah Roni, Dedi
dan Anto, perawakan mereka semua hampir sama seperti anaknya Doni.
“Siang Tante, Doni ada?” tanya Roni.
“Waduh, Doni sedang pergi, katanya sih mau kerumah temannya, tapi Doni tidak
menyebutkan nama,” jawab Dewi.
“Oh…udah lama, Tan?” sahut Anto.
“Udah lumayan lama sih,” Dewi menjawab.
Ketiga anak muda ini kemudian saling bertatapan, seolah bertanya apa yang
hendak mereka lakukan lagi, karena Doni tidak ada tapi pemandangan yang ada
dihadapan mereka sekarang ini sangat sayang untuk dibuang begitu saja, rupanya
mata ketiga anak muda ini dari tadi selalu mencuri pandang kebelahan payudara
Dewi, dan mereka tahu bahwa Dewi tidak mengenakan BH karena mereka melihat
puting Dewi yang tercetak dengan jelas, karena saat itu Dewi memang sedang
bernafsu sehingga kedua putingnya telah mengeras dan mencuat.
Saat ketiga anak muda itu sedang bertatapan dan sambil memberi kode, Dewi
sendiri sedang berpikir bagaimana caranya agar ke 3 anak muda ini dapat
memadamkan gejolak birahinya.
“Kalian mau menunggu Doni pulang, atau nanti kalian balik lagi?” Dewi bertanya
dan memberikan pilihan kepada mereka, dalam hatinya mudah-mudahan mereka
memilih menunggu sehingga ia ada kesempatan merasakan kontol-kontol mereka.
“oohh.. eehh… kami tunggu saja Tante,” sahut mereka berbarengan.
“Pucuk dicinta ulam tiba,” kata batin Dewi dan ke 3 anak muda itu
“Yach. sudah kalau kalian mau tunggu Doni pulang, ayo masuk,” kata Dewi.
Merekapun masuk kedalam rumah, Dewi lalu menutup pintu dan menguncinya, iapun
lalu beranjak keruangan keluarga dimana tadi ia sedang menonton TV diikuti
ketiga anak muda itu.
Sesampainya diruangan tersebut Dewi menyuruh mereka duduk dan menawari mereka
minuman, kemudian Dewi menuju kedapur untuk membuatkan minuman untuk mereka,
seperginya Dewi kedapur, ketiga anak muda itu sibuk berbisik-bisik entah apa
yang mereka ributkan, nampaknya mereka seperti membuat sebuah rencana.
Tak lama bers***** Dewi kembali dari Dapur membawa minuman untuk mereka, saat
Dewi menaruh minuman dimeja , mata ketiga anak muda itu terbelalak karena
mereka melihat dengan jelas kedua payudara Dewi bergantung dengan indahnya dari
balik roknya, nampaknya Dewi sengaja memancing nafsu birahi ketiga anak muda
itu dengan hanya membungkukkan tubuhnya saat menaruh minuman.
“Ayo diminum,”sahut Dewi, sambil ia duduk disamping Anto.
“Eeehhh… iya.. makasih Tante,” sahut mereka berbarengan
“Bagaimana kuliah kalian,” tanya Dewi sambil tangannya menepuk paha Anto, dan
dengan sengaja Dewi tetap membiarkan tangannya diatas paha Anto dan dengan
sedikit agak mengelus.
“Baaaik, taan,” Anto menjawab sedikit gelagapan, darah mudanya bergejolak
mendapat perlakuan tersebut.
“Kalau Doni, nakal tidak dikampus?” kembali Dewi bertanya, matanya ia arahkan
ke Roni, sementara tangannya masih tetap berada diatas paha Anto dan masih
mengelus-elus dan kadang kadang ditingkahi dengan remasan lembut.
Aksi Dewi membuat Anto semakin panas dingin, darah mudanya semakin bergejolak,
Anto mulai merasakan batang kemaluannya mulai menegang, sementara matanya tidak
lepas dari memandang belahan payudara Dewi.
“Tidak Tante, Doni gak pernah nakal, dia kan salah satu mahasiswa kesayangan
dosen-dosen,” sahut Dedi.
“Oohh.. syukurlah..kalau begitu,” kata Dewi.
Dari tatapan mata mereka Dewi tahu bahwa ketiga anak muda ini menginginkan
tubuhnya, membayangkan itu iapun tersenyum, melihat Dewi tersenyum simpul dan
melihat aksi tangannya dipaha Anto, ketiga anak muda ini menyadari bahwa Dewi
menginginkan mereka.
Dengan memberanikan diri Dedi, beranjak dari tempat duduknya dan berpindah
duduk kesamping kiri Dewi, setelah ia duduk disamping Dewi tanpa basa-basi lagi
tangannya meraih dagu Dewi dan memalingkan mukanya kearah muka dia, dikecupnya
perlahan bibir Dewi yang dibalas oleh Dewi dengan pagutan mesra, kedua bibir
mereka bercumbu dengan mesra, kedua lidah mereka bertautan, mereka berciuman
dengan penuh nafsu, melihat itu Anto yang berada disamping kiri Dewipun ikutan
beraksi, ia memeluk Dewi dari belakang dan kedua tangannya segera beraksi
meremas-remas kedua payudara Dewi.
Ronipun tidak mau kalah dengan aksi kedua temannya itu, iapun menghampiri
mereka, lalu Roni berjongkok dan mulai menciumi lutut dan paha Dewi bergantian
dari kiri kekanan, dari kanan kekiri, serangan mereka bertiga membuat Dewi
mendesah-desah.
“Hhhmmmm… aaahhhh…. hhhmmmm… ssslrrrpppp…. hhhhhmmmm… a aaahhh,” Dewi mendesah
sambil tidak melepaskan ciuman mulut Dedi.
Dewi merasakan tangan Anto sedang mencoba membuka ikatan rok dilehernya, dan ia
juga merasakan tangan Roni yang menyelusup masuk kedalam roknya, mencoba untuk
menarik celana dalamnya, saat Anto berhasil melepaskan ikatan roknya, Ronipun
berhasil melepaskan celana dalamnya, tanpa melepaskan ciumannya Dedi merebahkan
tubuh Dewi disandaran sofanya, sehingga payudaranya yang tidak tertutupi oleh
sehelai kain terpampang dengan jelas dimata ketiga anak muda ini, tanpa
membuang kesempatan lagi Anto mulai menjilati dan menghisap puting payudaranya
yang sebelah kiri, Dedipun tidak mau kalah iapun mengalihkan serangannya
kepayudara yang sebelah kanan, aksi mereka membuat rintihan dan desahan Dewi
semakin terdengar, dengan posisi tubuh Dewi yang agak sedikit rebah memudahkan
Roni untuk menarik rok Dewi, setelah rok Dewi terlepas seluruhnya, Roni melihat
pemandangan yang menakjubkan belahan bibir vagina Dewi yang ditumbuhi bulu-bulu
hitam yang tertata rapi dan tidak terlalu banyak, dengan tidak sabar Roni
membuka kedua kaki Dewi lalu dengan kedua jari tangannya ia kuakkan bibir
kemaluan Dewi, sehingga kelentit Dewi terlihat oleh matanya, dijilatinya dan
dihisapnya kelentit Dewi yang berwarna merah muda itu, aksi tambahan Roni
semakin membuat Dewi semakin merintih dan mendesah kenikmatan.
“Sssshhhhh….. aaaahhhh…. ssshhhh…. aaahhhh.. teruusss. . hisaap.. iiiittiiilllkkkuu…
oooohh…. yyaa putingkuuuu.. jugaaa… aaaahhhh…. nikkkmmaat….” desah Dewi.
“Sslrrpppp…. ssslrrrppp….. Hhhmmmm… sslrrppp…”Roni sibuk dengan jilatan dan
hisapannya di kelentit dan vagina Dewi, ia merasakan vagina Dewi semakin banjir
oleh cairan kenikmatannya.
Tak tahan oleh serangan ketiga anak muda ini, nafsu birahi Dewi yang sudah tiga
hari tidak terlampiaskan ini akhirnya meledak, tubuh Dewi tampak mengejang dan
mengejut-ngejut, puncak pendakian bukit birahinya tercapai.
“Ooooohhhh….. aakkuuu.. keluaaaaar…. aaahhhh….”
erang Dewi.
Sssrrrrrr….. cccrrrtttt….. sssssrrrrr…. cccrrrrtttt….
lubang kenikmatan Dewi menyemburkan lahar kenikmatannya, Roni yang merasakan
hal ini menimpali dengan hisapan-hisapan kuat sehingga membuat Dewi merasakan
kenikmatan yang luar biasa, tangannya meraih kepala Roni dan menekan kuat-kuat
kearah kemaluannya sementara tubuhnya mengejut-ngejut.
Dedi dan Anto menghentikan aksi mereka untuk memberikan kesempatan kepada Dewi
merasakan puncak kenikmatannya, sambil menyaksikan Dewi yang sedang orgasme
mereka berdua melucuti pakaian mereka sehingga telanjang bulat, batang kemaluan
mereka sudah sangat menegang sekali, sudah siap untuk bertempur dengan memek Dewi.
Akhirnya tubuh Dewi rebah kembali setelah tetes terakhir cairan kenikmatannya
menetes, Ronipun bangkit dan mulai melucuti pakaiannya. Nafas Dewi yang tadi
memburu sudah mulai mereda, matanya yang terpejam merasakan kenikmatan itu
mulai terbuka dan Dewi melihat pemandangan yang luar biasa, ia melihat 3 batang
kontol yang seukuran dengan punya anaknya baik dari besar dan panjangnya, iapun
tersenyum simpul.
“hari ini aku akan betul-betul mendapatkan kepuasan” Dewi membatin.
Gairah birahi
Dewi kembali menggelora melihat pemandangan didepan matanya saat ini, 3 sosok
tubuh atletis dengan batang kemaluan yang panjang dan besar, betul-betul
menggugah selera Dewi untuk merasakan ke 3 batang kemaluan itu, tanpa membuang
waktu Dewi meraih kontol Roni kemudian ia mulai menjilati dan mengulu-ngulum
kontol Roni, sementara kedua tangannya meraih kontol Anto dan Dedi, kedua
kontol itu ia remas-remas dengan lembut dan diselingi dengan kocokan-kocokan
ringan. Aksi Dewi membuat birahi ke 3 anak muda itu semakin memuncak.
Tak lama bers***** Dewi menghentikan aksinya itu, lalu ia menyuruh Roni untuk
duduk, setelah Roni duduk Dewi menaiki tubuh Roni dan meraih kontol Roni,
dioles-oleskannya kepala kontol Roni dengan kelentitnya, lalu ia selipkan
kepala kontol Roni dilubang kemaluannya, dengan perlahan-lahan Dewi menekan
turun pantatnya sleeeppp….bleessss….bleessss….kontol Roni perlahan-lahan menyeruak masuk
kedalam lubang senggama Dewi.
Dewi merasakan nikmat saat kontol Roni mulai menerobos masuk divaginanya,
sementara Roni sendiri merasakan lubang senggama Dewi sangat erat menjepit
batang kemaluannya, desahan dan lenguhan terdengar dari mulut kedua insan ini.
“Ouughhh…kontolmuuu…eenaakk..sekali… aaahhh…,” desah Dewi yang merasakan jejalan kontol
Roni di memeknya.
“Taannnn….memekmuu…sseeemmpiit..sekalii…,”Ronipun melenguh yang merasakan eratnya gesekan lubang kemaluan
Dewi di batang kemaluannya.
Bleesss……dengan sekali hentakan Dewi menurunkan pantatnya sehingga seluruh batang
kemaluan Roni tertanam seluruhnya di lubang senggamanya.“Oohhh..ssshhh….Ded, sekarang giliranmu, masukkan kontolmu
kelubang pantatku,” pinta Dewi.
“Eehhh…” Dedi terperanjat dengan permintaan Dewi.
“Iya…cepat…jangan bengong,”Dewi
kembali menegaskan permintaannya.
Tanpa menunggu Dewi mengulang permintaanya lagi, Dedi mulai mengarahkan batang
kemaluannya kelubang pantat Dewi, diselipkannya kepala kontolnya dilubang
pantat Dewi slleeppp, kepala kontolnya mulai terjepit bibir lubang pantat Dewi.
“Oouugghhh…ssshhhh….peelaaan..pellaan…masukinnya…, ” Dewi mengerang saat merasakan kepala kontol Dedi mulai
menyeruak masuk di lubang pantatnya.
“Iyaahh..Tan,”jawab Dedi.
Bleesss…. Dedi mulai mendorong masuk
kontolnya….blesssss….sedikit demi sedikit batang kemaluannya mulai melesak
masuk…bleesss…setengah dari
kontolnya sudah tertelan oleh lubang pantat Dewi.
“Ouugghhh….aagaakk…saakiitt….tapii..enaakk…terusss ss…masukiiinn..semua kontolmuuu..” Dewi melenguh.
Bllleeeesssssss..dengan kuat Dedi mendorong lagi kontolnya sehingga batang
kemaluannya terbenam seluruhnya dilubang pantat Dewi.
“Aaaagghhh…..,” Dewi menjerit akibat hentakan Dedi itu.
Sesaat kemudian nampak Dedi dan Roni mulai bergerak, dengan gerakan perlahan
mereka mulai mengeluar-masukkan kontol mereka, Dedi dengan berpegangan pada
pinggul Dewi mulai memaju mundurkan kontolnya, sementara Roni dengan
berpegangan pada pinggang Dewi mulai menaik-nurunkan kontolnya, aksi mereka
berdua betul-betul kompak, Dewi dibuat merem-melek merasakan gesekan-gesekan
kontol mereka berdua di kedua dinding lubangnya. Lenguhan dan desahan nikmat
keluar tanpa hentinya dari mulut Dewi.
“Ooohhh…ssshhh….eenaakk…terusss…enntoottt…oohhh…terusss…puaskaaannn..aku….’’ Dewi merintih keenakan.
Dedi dan Roni mulai menambah kecepatan gerakan mereka, akibatnya kedua payudara
Dewi bergoyang seirama dengan gerakan mereka berdua, Antopun yang melihat kedua
payudara Dewi yang berguncang itu menjadi tidak sabar untuk menunggu
gilirannya, apalagi batang kemaluannya sudah sangat mengeras melihat kedua
temannya yang sedang beraksi, dengan berlutut di sofa, Anto mengarahkan
kontolnya ke mulut Dewi, yang segera disambut oleh Dewi, kontol Antopun mulai
diselomoti oleh Dewi, karena gerakan Dedi dan Roni dengan sendirinya kon tol
Anto keluar masuk dalam mulut Dewi seirama dengan gerakan Dedi dan Roni, saat
Dedi dan Roni menekan masuk kontol mereka, tubuh Dewipun ikut maju sehingga
kontol Anto yang sedang ada dimulut Dewipun menyeruak masuk lebih dalam,
kemudian saat Dedi dan Roni menarik mundur batang kemaluannya, tubuh Dewi ikut
tertarik kebelakang sehingga mulut Dewipun tertarik mundur, sehingga kontol
Antopun yang sedang terkulum dalam mulut Dewipun ikut keluar.
Sambil menikmati kuluman mulut Dewi dikontolnya tangan Anto tidak mau diam,
diremas-remasnya kedua payudara Dewi yang sedang berguncang itu diselingi
dengan pilinan-pilinan lembut dikedua putingnya, aksi tambahan dari Anto ini
semakin menambah sensasi nikmat Dewi, apalagi ini pertama kalinya Dewi
merasakan 3 batang kemaluan yang menyumpal ke 3 lubangnya, rintihan nikmat
semakin kerap terdengar.
“Hhhmmmaaahhhh…teruusss…enaakk..sekaallii…” Dewi merintih-rintih keenakan, sambil mulutnya tetap
mengulum-ngulum kontol Anto.
“Taan…memeekkkmuuu….eenaaak…daaann…seeempit sekaliii… ooooohhhh…..,”
lenguh Roni.“aaakkuu…jugaaa…enaaak….Taaan, aaannuusssmuu…jugaaa..semppiitt….hhmmm…,” desah Dedi.
“Taann…tteerrruusss….seeloommotii…koontoollkuuu….y yaaahhh…aaahhhh…mulutmuu..hebat.. oohhhh…niikmmaattt…,”erang Anto.Desahan, lenguhan dan rintihan serta
erangan keenakan dari mulut mereka berempat menambah hebohnya suasana siang
itu, keringat mereka berempat mengalir dengan derasnya, bunyi beradu tubuh
mereka yang sudah berkeringat menambah sensasi persetubuhan mereka.
Tak lama bers***** gerakan mereka berempat semakin cepat dan tidak beraturan,
nampaknya mereka berempat akan mencapai puncak kenikmatan dari pergulatan ini.
“Hhhmmmpp…. yang lebih kuaaattt…dan..lebih ddaaalllaaammm…teruussss….aakkuuu…mau kelluaaar….” Dewi mengerang, tubuhnya
mulai mengejang-ngejang, puncak kenikmatan dari persetubuhan ini hampir
diraihnya.
“Aaakuuu…jugaaa….mauuu..keluuuaarr….ooooohhh…Taaan n,” erang Roni, yang mulai merasakan
kontolnya hendak menyemprotkan lahar kenikmatannya, gerakannya semakin
bertambah cepat dan semakin tidak beraturan, dan dengan sekali hentakan kuat ia
menekan dalam-dalam kontolnya didalam lubang vagina Dewi.
“Taaannnn….ooohhh…..aaakkuuuu….keellluuaaar….aaaah hhhhhh…..eenaaakkk…sekali…...,” Dedi melenguh, saat itu kontolnya mulai berdenyut dengat
kuatnya, puncak kenikmatan dari ngentot lubang anusnya Dewi berhasil ia
rengkuh, kontolnya menyemburkan cairan spermanya, dan iapun menekan dalam-dalam
kontolnya dilubang anus Dewi.
“Kocookk…koontolkuu…Taaan….aaakuu..juga…maauu…munc raaat.,..niichhh…aarrrghhhh…..,” Antopun mengerang, ia merasakan cairan pejuhnya mulai
berdesakan ingin keluar, Dewi yang mendengar permintaan Antopun mulai
mengocok-ngocok kontol Anto dengan cepat.
Creeeetttt…..sssrrrrrr…cccreeeett….creeettttt…cccr eeettt….ssrrrr…ccreeettt…ssrrrr…creetttttt.. dengan waktu hampir bersamaan keempat kemaluan mereka mulai
memuntahkan lahar kenikmatan mereka.
Tubuh Anto, Dedi dan Roni tampak mengejang saat kemaluan mereka menyemburkan
sperma mereka, kontol mereka berkedut-kedut saat menembakkan sperma, sementara
itu tubuh Dewi terlihat bergetar dan mengejut-ngejut saat lubang senggamanya
memuntahkan cairan kenikmatannya, dinding vaginanya berkedut-kedut saat cairan
kenikmatannya keluar, Roni yang kontolnya berada dalam vagina Dewi merasakan
kontolnya seperti dipijat-pijat lembut oleh dinding vagina Dewi.
Setelah badai nafsu birahi mereka mereda, dan setelah tetes terakhir cairan
kenikmatan mereka menetes keluar dari kemaluan mereka, mereka berempat akhirnya
terkapar, Dewi dengan wajah penuh oleh sperma Anto telungkup diatas tubuh Roni,
diwajahnya tersungging senyum kepuasan, sambil memeluk tubuh Dewi, Roni
memejamkan matanya, kontolnya masih terbenam dalam lubang vagina Dewi, ia masih
merasakan dinding vagina Dewi berkedut-kedut lemah, Dedi sendiri setelah kontolnya
tuntas menumpahkan sperma dilubang pantat Dewi, ia mencabut kontolnya kemudian
ia merebahkan tubuhnya diatas karpet, dan Anto sendiri terlihat duduk bersandar
disofa saat kontolnya tuntas menembakkan sperma diwajah Dewi, sementara
kontolnya masih tetap berada dalam genggaman tangan Dewi.
Setelah beristirahat sejenak, mereka melakukan kembali persetubuhan itu, dengan
berbagai posisi dan pertukaran tempat diantara ketiga anak muda itu, mereka
lakukan ini sampai waktu menunjukkan pukul 5 sore, dan sampai pada waktu itu
batang hidung Donipun tidak kelihatan, akhirnya ketiga anak muda itu berpamitan
pulang kepada Dewi, Dewi mengantar mereka kepintu depan dan memberitahu mereka
untuk lebih sering berkunjung walaupun tidak ada Doni terutama kalau suaminya sedang
tidak ada di Jakarta, yang di iyakan oleh mereka bertiga. agar mereka bisa
melakukan, setelah mengantar mereka Dewi menuju kekamarnya dan langsung menuju
kekamar mandinya, ia segera membersihkan dirinya agar sisa-sisa sperma yang
menempel ditubuhnya hilang agar tidak ketahuan oleh suaminya.
TAMAT