watch sexy videos at nza-vids!

NIKMATNYA SURVEY DIDESA

Ini pengalamanku sendiri ketika melakukan survei sejenis di kaki gunung Salak di kabupaten Bogor.
Ketika itu kami ber 4 mendapat tugas untuk melakukan survei kecil tentang kerasnya kehidupan di desa yang mendorong orang desa urbanisasi ke kota besar, termasuk ibu kota. Makanya desa yang dipilih yang tidak jauh letaknya dari ibukota. Hanya ketika hari H nya seorang anggota tim kecil itu batal bertugas sehingga kami hanya berangkat ber 3 saja. Untuk mudahnya kami dipecah menjadi 2 tim, karena partner surveiku batal berangkat aku hanya sendiri saja. Desa tujuan ada 2, untuk mudahnya sebut saja desa Ci Pokan dan desa Ci Uman. Aku sendiri bertugas di desa Ci Uman, sedang 2 anggota yang lain ke desa Ci Pokan. Hari itu, perjalanan menuju ke desa Ci Uman yang jaraknya sekitar 100 km dari ibukota, harus ditempuh dengan macam2 moda kendaraan umum, bis kota, bis antarkota, angkutan desa dan akhirnya ojek untuk mencapai lokasi. Bawaan pribadiku sih gak banyak karena rencana surveinya hanya 3 hari saja, sehingga gak masalah ketika harus berojek ria untuk mencapai lokasi desa Ci Uman. Sampe disana sudah lewat tengah hari. Aku diantar langsung ke kelurahan. Tidak tanggung2, Sek des (Sekretaris desa) yang menjadi counterpart surveiku. Setelah berkenalan dengan pak Kep des dan aparatnya, segera aku mulai bekerja. Sek des namanya Sudrajat. Seperti kebiasaan lelaki Sunda, namanya selalu ditambahi nama panggilan yang merupakan pengulangan yang disingkat dari namanya sendiri, sehingga kang Sek des itu kupanggil kang Ajat, kependekan dari Ajat Sudrajat. Tentunya kamu2 dah pernah dengar lelucon jadul, kalo orang Sunda kawin ama orang Rusia punya anak lelaki, dikasi nama apa. Jawabannya Cecep Gorbacep. Napa jadul, karena lelucon ini beredar ketika Gorbachev berkuasa di Uni Sovjet ketika itu. Sudah lama juga kan Uni Sovjet bubar menjadi Federasi Rusia yang falsafahnya sudah bukan komunis lagi. Kang ajat belum terlalu tua, late thirties lah, ganteng juga dan badannya atletis. Enak diajak ngobrol.
Kang Ajat rupanya cukup melakukan manajemen data dan arsip dengan baik, sehingga setengah hari pertama dari tugasku ya mengumpulkan data yang relevan dan up to date dengan survei yang akan kulakukan besok, rencananya. Beruntunglah aku karena mendapat counterpart seorang Sek des yang mengelola data lapangan dengan sangat baik dan mengarispkannya dengan baik pula. Walaupun demikian, butuh waktu lama untuk membongkar arsip secara manual (didesa belon ada komputerisasi choy) sehingga lewat magrib barulah selesai pengumpulan data. Setelah kang Ajat solat magrib, kami masih meneruskan pekerjaan dengan mematangkan apa yang akan dilakukan esok hari. Demikianlah hari pertama selesai hampir jam 10 malem. aku cape juga karena tadi pagi2 dah berangkat dan sampe malem baru selesai bertugas. Makan siang dan makan malam disediakan di kelurahan sehingga setelah selesai pekerjaan hari itu tinggal langsung menuju ke penginapan. .
"Kang, Ines nginep dimana?", tanyaku. .
Memang sejak setibanya aku di desa Ci Uman, aku diantar langsung ke kelurahan dan baru sekarang mo cek in. .
"Disini gak ada penginapan Nes, tadi pak Kep des minta aku menyediakan tempat penginapan buat kamu". .
"Dimana kang". .
"Dirumahku". .
"Wah ngerepotin atuh kang"..
"Gak kok Nes, pertama ini instruksi Kep des, kedua aku tinggal sendiri jadi gak ngerepotin sama sekali". .
Kebayang tinggal serumah ama lelaki ganteng, darahku berdesir membayangkan hal "terbaik" yang akan terjadi kalo sepasang manusia berlainan jenis berada dalam satu rumah. Buatku tentunya ini merupakan hal terbaik dan bukannya hal yang terburuk. Aku diboncengkan motor untuk menuju ke rumahnya yang letaknya gak jauh dari kantor pek des.
Sesampainya di rumahnya, .
"Kamu tidur di ruang depan ya Nes. Aku di belakang. Kamu mo mandi? Kudu buat air panas, karena dah malem gini hawanya jadi dingin". .
Sebenarnya sih gak dingin tapi sejuk, mungkin ini dampak global warming yang mulai terasa. Aku menemaninya ke dapur. Maklumlah lelaki yang tinggal sendiri, dapurnya berantakan sekali, piring kotor belum dicuci. Sementara dia merebus air, aku membantunya menyucikan piring kotor. .
"Biarin Nes, maklum deh aku tinggal sendiri". .
"Gak apa kok kang, Ines kan juga mesti nunggu airnya panas". Selesai mencuci piring, dia mandi duluan. .
"gak pake air panas kang, pake aja air untuk Ines, dah mulai mendidih tuh". .
"Gak apa Nes, dah biasa mandi air dingin juga". .
Aku masuk kamarku dan membereskan pakaian yang kubawa. Aku menyiapkan peralatan mandi dan baju ganti. Aku membawa pakaian yang aku pakai hari ini untuk dicuci. Demikianlah aku mencuci pakaianku sekalian mandi. Aku mencucikan sekalian pakean kang ajat, lelaki biasanya rada jorok sehingga hanya daleman aja yang ganti tiap ari. Dia menolak aku cucikan pakeannya, tapi aku yang maksa. Harus ada timbal baliknya, aku nginep dirumahnya gratis, kewajibankulah membantu dia menyelesaikan pekerjaan dirumahnya. Selesai mandi aku menjemur cucianku di dapur, bukan diluar rumah. Memang didapur ada tali jemuran, rupanya kang Ajat menjemur cuciannya juga didalem rumah karena sehari2 dia kerja di kantor kep des. Karena kebiasaan dirumah, malem itu walaupun hawanya sejuk aku memakai seragam bobo ku, celana pendek ketat dan tank top ketat juga sehingga lekak lekuk tubuhku menjadi tercetak dengan jelas. Kulihat mata kan Ajat berbinar2 menelusuri tubuhku. .
"Wah Nes, gak dingin cuma pake celana pendek dan baju kutung gitu". .
"Kan ada slimut kang, jadi gak akan kedinginan. Lagian kalo toh kedinginan kan ada akang", kataku menggoda. Dia hanya tersenyum saja. .
"Nes daleman kamu tipis sekali, apa gak risi makenya", katanya melihat jemuran dalemanku. Bra dan cd ku yang minim itu memang tipis, sehingga kalo dipake apa yang ada dibalik daleman menjadi terlihat dengan jelas, seperti telanjang aja. .
"Iya kang, semua daleman Ines seperti itu". .
"Mo tidur gak pake daleman ya Nes". .
Aku memang gak pake daleman lagi, toketku tercetak dengan jelas di tanktop dengan pentil yang menonjol. Aku gak jawab pertanyaannya, tapi dia tau bahwa aku tidur gak pake daleman lagi. aku juga tidak menanyakan kenapa sampe umur segitu dia belon menikah. aku pikir itu terlalu private untuk ditanyakan dan bukan urusanku. Mungkin karena dah cape dan kang ajat masih mampu mengendalikan diri dengan baik, hal terbaik yang diharapkan tidak terjadi.
Esoknya aku bangun pagi2 sekali karena memang sejak pagi jadwal sudah tersusun dengan ketat. Target kang Ajat kalo bisa hari ini selesai surveinya mengingat tinggal mengkonfirmasi data yang sudah tersedia dengan lengkap, sambil menambahkan data baru yang belum terekam. Cukup melelahkan juga survei hari itu, selesai dah lewat magrib. kerjaku 2 hari ini produktif sekali, target yang direncanakan sudah tercapai. Besok rencananya mengkompilasi data yang ada dan menyusun menjadi satu laporan dan rekomendasi, fisik gak kerja, hanya otak saja, jadi nongrong terus di kantor kep des. Aku berniat mulai malem itu juga mengkompilasi data2, sehingga ditemani kang Ajat, kembali aku ngerjain data2 yang ada, disusun sehingga jadilah kerangka laporannya. Sama seperti kemaren malem, dah ampir jam 10 malem. Ritual semalem terulang lagi. aku boncengan dengan kang Ajat pulang kerumahnya. Aku langsung merebus air mandi dan menyiapkan peralatan mandi dan cuci. Cucianku yang semalem dah kering sehingga aku simpen saja ditasku. Gak perlu disetrika karena waktu menjemurnya sudah kuatur supaya gak kusut, sehingga hasilnya ya hanya kusut sedikit. Tinggal dilipat dan disimpen. Selesai membereskan cucian semalem, kang ajat dah selesai mandi, segera giliranku mandi dan cuci pakean hari ini, termasuk pakean kang Ajat. Kang ajat kembali mengomentari dalemanku. .
"Wah daleman kamu seksi2 ya Nes, jadi pengen ngeliat nih kamu pake daleman aja", dia mulai menunjukkan keasliannya, rupanya dia membiarkan kendali dirinya mulai mengendor. Buat aku gak masalah, karena aku suka juga ama dia. Cuma ya karena dah sama2 capai, malem keduapun lewat begitu aja tanpa terjadinya hal2 yang diinginkan.
Esoknya aku mulai pagi2 sekali meneruskan pekerjaan semalem, mengkompilasi data, mulai membuat draft laporan berdasarkan data terbaru yang diperoleh dari lapangan. Kang Ajat meng update data yang ada di filenya dengan data yang kami peroleh kemarin dilapangan. Karena tidak ada fasilitas komputer, kang ajat mengetik semua data2 update an dan data baru. Aku hanya menulis drat laporanku. Kadang aku berdiskusi dengan kang ajat mengenai format laporan dan menyamakan persepsi mengenai laporan yang akan dibuat. Juga ketika akan menyusun kesimpulan dan rekomendasinya. Ini bagian yang tersulit menurutku sebab kita harus mengolah semua data dan masalah yang ada di otak dan merumuskan kesimpulan dan rekomendasinya. Kang ajat menunjukkan bahwa dia memang counterpart yang baik, baik dalam pengumpulan data arsip, data lapangan dan diskusi dalam menyelesaikan laporan. Dia sangat menguasai permasalahan yang ada, pastinya dia merupakan aset yang berharga buat desa itu. Enak kep desnya tinggal menerima hasilnya saja. Akhirnya seluruh draft laporan selesai menjelang sore. Kang Ajat membantu aku mengetik laporan, menyiapkan data lampiran, sehingga lewat magrib rampunglah laporannya. Dengan menggunakan peralatan yang ada, aku membuat covernya dari bekas map yang sudah tidak terpakai. Paling gak sudah ada yang bisa disampaikan kepada kep des besok dan ada yang bisa kulaporkan ke organisasi pemberi tugas. .
"Wah Nes, perlu dirayakan nih, kerja keras kita bisa menuntaskan rencana yang kita susun ketika hari pertama kamu disini. Makasih ya Nes, ternyata kamu pekerja keras yang pantang menyerah, walaupun terbiasa mengetik dengan kompter, sekarang mesti mengetik 11 jari dengan mesin ketik pun kamu lakukan dengan baik, dan kertas yang salah sehingga tidak terpakai hanya sedikit sekali". .
Maklumlah ngetiknya dibuat rangkap 3 sehingga menggunakan karbon, soalnya gak ada fotocopy disono. Yang asli buat Kep des dan 2 aku bawa bawa balik untuk diserahkan ke organisasi ku. Dengan mesin ketik dan rangkap3, maka kalo salah berarti 3 lembar kertas dan waktu yang sudah terlakoasikan untuk ngetik terbuang percuma. Karena prinsip cepat dan ati2, aku tidak menghasilkan waste yang banyak. .
"Terus mo dirayainnya gimana kang?" .
"Kita ke kecamatan ya Nes". .
"Jauh gak kang, kan dah malem". .
"Ya gak apa, toh besok gak ada tugas lagi, kamu pulangnya siang kan". .
"Emangnya di kecamatan ada apa". .
"Ya ada warung yang enak makanannya, soalnya disini gak ada apa2 untuk ngerayainnya". .
Aku tidak mau menolak ajakannya, dengan motor kami berboncengan menuju ke kecamatan, kira 3/4 jam lah dengan motor. Warung yang menjadi tujuan kita rame sekali. Kang Ajat banyak kenalan dikecamatan rupanya, karena di warung itu banyak sekali yang menyapanya. Aku diperkenalkan sebagai surveyor dari ibu kota. Aku gak tau ke 2 anggota tim yang lain dah selesai atau belum, rencananya kami akan pulang bersama besok siang. Aku merasa beruntung karena bantuan kang ajat yang sangat mempermudah pelaksanaan survei. Kita have fun bersama, makan minum dan ngobrol aja ngalor ngidul. Dia mulai mengeluarkan jurus rayuan mautnya. .
"Nes, kamu cantik dan seksi sekali. Pastinya cowoknya banyak ya". .
"Enggak kok kang, cowok memang banyak tapi gak ada yang spesial". .
"Masak sih, perempuan secantik dan seseksi kamu gak ada yang macarin". .
"Ines biasa aja kok kang, masak kaya Ines gini akang bilang seksi". .
"Iyalah, kamu kan bahenol Nes dan pakaian kamu dirumah mengundang banget". .
"Mengundang siapa kang?" .
"Mengundang aku". .
"Emangnya Ines ngundang akang untuk ngapain?" aku terus berpura2 gak ngerti arah pembicaraannya. .
"Malem pertama kamu ngundang aku untuk menjadi selimut untuk mengahangatkan kamu, masih berlaku gak undangannya". .
Merasa tugas dah selesai, dia rupanya ingin juga menuntaskan hasrat yang sudah dipendamnya 2 malem, mungkin lo. .
"Nes, kita pulang yuk, dah kenyangkan". .
"Ini akang yang ngundang Ines pulang", kataku menggoda. .
"Iya ntar dirumah Ines yang ngundang akang". .
Aku memeluk pinggangnya erat2 dalam perjalanan pulang. Karen jalan desa gak rata, motor yang dijalankan dengan cepat agak terbanting2. Aku sengaja menggerak2kan tanganku seiring bantingan motor, menyentuh2 selangkangannya, terasa ada sesuatu yang mengeras. Makin sering aku menyentuhnya, malah menggosok2nya berulang2. Dia diam saja atas ulahku itu, tapi aku tau bahwa napsunya dah memuncak, karena terasa sekali tonjolan diselangkangannya dah sangat keras.
Sesampai dirumah, aku segera menyiapkan air mandi dan membereskan jemuranku semalem. Karena besok mo pulang, tentunya malem ini aku gak nyuci pakeanku, tapi menyucikan pakean kang Ajat seperti kmaren2, kawatir besok siang belon kering. Selesai mandi, aku masih mengenakan seragam tidurku seperti biasa. Aku sedang menjemur pakeannya. Dia rupanya dah gak mau mengendalikan dirinya lagi. Aku dipeluknya dari belakang. Toketku langsung diremasnya dengan gemas. Karena aku gak mengenakan bra, pentilku langsung meneras karena remasannya. Tangannya segera memlintir2 pentilku, aku mulai melenguh nikmat, .
"kaaang..." .
Dia menciumi leherku dan telingaku dari belakang. Itu salah satu bagian sensitif ditubuhku sehingga napsuku segera berkobar. Aku menggeser2kan pantatku ke selangkangannya, terasa keras sekali, rupanya dia juga dah napsu sekali, mungkin gara2 dimotor aku mengelus2 selangkangannya terus. Aku ditariknya ke kamarnya. Di kamar, dengan ganas dia segera memelukku dan mencium bibirku dan menjilati leherku. Tanktopku dibukanya, sehingga aku hanya mengenakan celana pendekku. Pentilku tampak menonjol, sudah mengeras. Perlahan dia menciumi toketku. Aku mulai mendesah perlahan ketika pentilku dihisapnya. Setelah puas menikmati toketku, dia menciumku kembali. "Tadi dimotor kamu gesek2 kontolku. sekarang diisep ya" katanya lagi. Kubuka retsleting celananya sekaligus dengan CDnya, sehingga kontolnya yang sudah tegang membengkak mencuat keluar. kontolnya mulai kukocok-kocok perlahan. Dia mendorong kepalaku ke arah kontolnya. .
"Isep Nes", desahnya ketika mulutku mulai mengulum kepala kontolnya. kontolnya kukocok2 perlahan. .
"Nikmat Nes" erangnya. Dia menyibakkan rambut yang menutupi wajahku. .
"Terus Nes, enak banget, " katanya lagi. .
Akupun mengeluarkan kontolnya dari mulut dan mulai menjilatinya. Kemudian kontolnya kujejalkan dalam mulutku. Dia mengelus-elus rambutku, ketika mulutku memompa kontolnya. Dia sudah sangat bernapsu sekali. Celana pendekku dilepasnya sehingga aku telah bertelanjang bulat. Dia duduk dikursi dan aku disuruhnya duduk di atas pangkuannya sambil menghadap memunggunginya. Dia melepaskan baju yang tersisa. Dia menciumi pundakku, dan mengarahkan kontolnya yang sudah berdiri tegak ke memekku. Wah si akang sukanya to the point rupanya, tapi gak masalah karena akupun sudah bernapsu sekali pengen ngerasain kontolnya masuk. .
"Ohh kang, besarnya. Enak, ahh, en totin Ines kang", desahku. .
Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku, gerakannya terbatas karena aku ada pangkuannya. Toketku yang berayun-ayun seirama enjotannya diremasnya. .
"Ohh, kang, Enak kang, Enjot terus kang" kataku sambil melingkarkan tanganku ke belakang merengkuh kepalanya. Dia menciumku bibirku sebentar dan kemudian menghisap toketku sambil terus mengenjot memekku. .
"Ohh kang, enak banget, besar banget" eranganku semakin menjadi, dan tak lama aku pun menjerit. Tubuhku menggelinjang-gelinjang dalam dekapannya. Tak lama, .
"Nes, aku juga mo ngecret Nes, dikeluarin dimana?" .
"Didalem aja kang, biar tambah nikmat". diapun mengerang nikmat ketika ngecret dalam memekku. Kamipun melepas lelah sejenak sambil berciuman kembali. .
"Enak ya kang" kataku.
Aku menuju kekamar mandi membersihkan memek dan jembutku yang belepotan cairanku dan pejunya. Selang beberapa saat aku keluar lagi hanya mengenakan lilitan handuk dibadanku tanpa pakaian lainnya lagi. .
"Udah siap lagi ya Nes", dia menggangguku. .
"Iyalah kang, kan akang yang ngundang Ines buat asik2an". .
Belahan dadaku sedikit tersembul dibalik handuk yang menutup dada serta pahaku. Melihat itu sepertinya dia napsu lagi. kontolnya sudah berdiri tegang lagi. Dia berbaring di ranjang. .
"Kang, ngelihatnya kok begitu amat sih ?" kataku. .
"Nes, sudah malam nih, kita tidur saja" katanya..
"Mau tidur atau nidurin Ines mas", godaku. .
"Tidur setelah nidurin kamu lagi dong", jawabnya. .
Aku berbaring disebelahnya, segera lilitan handukku dilepaskannya sehingga telanjang bulatlah aku. Toketku dielus2nya. .
"Nes, kamu seksi sekali", katanya merayu. Aku hanya tersenyum, tidak menjawab rayuannya. Elusan tangannya di toketku berubah menjadi remasan remasan halus. .
"Kaaang ", aku memeluknya. .
Dia memelukku juga serta mencium bibirku. Dia begitu menggebu gebu melumat bibirku, kujulurkan lidahku kedalam mulutnya. Nafasku menjadi cepat serta tidak beraturan. Setelah beberapa saat kami berciuman, aku menggeser badanku sehingga sekarang sudah berada di atas badannya. Dia semakin ganas saja dalam berciuman. Dia memeluk badanku rapat2 sambil menciumiku. Kemudian aku menciumi lehernya dan terus turun kearah dadanya. Dia berdesis .
"Nes, sshh". .
Aku terus menciumi badannya, turun ke bawah dan ketika sampai disekitar pusarnya, kucium sambil menjilatinya sehingga terasa sekali kontolnya kian menegang. .
"Nes, aduuh" dan aku secara perlahan terus turun dan ketika sampai disekitar kontolnya, kucium dan kuhisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya. .
"Sshh, Nes" katanya lagi. kontolnya sudah ngaceng keras sekali, mengacung ke atas. Kupegang kontolnya dan kukocok pelan pelan. kontolnya kumasukkan kemulutku. .
"Aahh", teriaknya keenakan. Aku segera menaik turunkan mulutku pelan2 dan sesekali kusedot dengan keras. .
"Nes, enaak. Ayo dong Nes. Sini, aku juga kepingin", katanya sambil menarik badanku. .
Aku mengerti kemauannya dan kuputar badanku tanpa melepas kontolnya dari mulutku. Posisi nya sekarang 69 dan aku berada diatas badannya. memekku dijilatinya. Aku menggelinjang setiap kali bibir memekku dihisapnya. Dengan mulut yang masih tersumpal kontolnya aku bergumam. Dia membuka belahan memekku pelan2 dan dijulurkannya lidahnya untuk menjilati dan menghisap hisap seluruh bagian dalam memekku. Kulepas kontolnya dari mulutku sambil mengerang, .
"kang, ooh", sambil berusaha menggerak gerakkan pantatku naik turun sehingga sepertinya mulut dan hidungnya masuk semuanya kedalam memekku. .
"Kang, terus kaang" .
Apalagi ketika it ilku dihisap, aku mengerang lebih keras .
"kaaang, teeruuss". it ilku terus dihisap hisapnya dan sesekali lidahnya dijulurkan masuk kedalam memekku. Gerakan pantatku semakin menggila dan cepat, semakin cepat dan akhirnya, "Kang, Ines nyampee", sambil menekan pantatku kuat sekali kewajahnya. Aku terengah engah. Perlahan lahan dia menggeser badanku kesamping sehingga aku tergeletak di tempat tidur. Dengan masih terengah2 aku memanggilnya, .
"Kang peluk Ines, kang" dan segera saja dia memutar posisi badannya lalu memelukku dan mencium bibirku. Mulutnya masih basah oleh cairan memekku. .
"Kaang", kataku dengan nafas nya sudah mulai agak teratur. .
"Apa Nes"sahutnya sambil mencium pipiku. .
"Kang, nikmat banget ya dengan akang, baru dijilat saja Ines sudah nyampe", kataku manja. .
"Nes sekarang boleh gak aku… ", sahutnya sambil meregangkan kedua kakiku.
Dia mengambil ancang2 diatasku sambil memegang kontolnya yang dipaskan pada belahan memekku. Perlahan terasa kepala kontolnya menerobos masuk memekku. Dia mengulum bibirku sambil menjulurkan lidahnya kedalam mulutku. Aku menghisap dan mempermainkan lidahnya, sementara dia mulai menekan pantatnya pelan2 sehinggga kontolnya makin dalam memasuki memekku dan blees, kontolnya sudah masuk setengahnya kedalam memekku. Aku berteriak pelan .
"aahh kaang" sambil mencengkeram kuat di punggungnya. Kedua kakiku segera kulingkarkan ke punggungnya, sehingga kontolnya sekarang masuk seluruhnya kedalam memekku. Dia belum menggerakkan kontolnya karena aku sedang mempermainkan otot2 memekku sehingga dia merasa kontolnya seperti dihisap hisap dengan agak kuat. .
"Nes, terus.Nes, enaak sekalii, Nes", katanya sambil menggerakkan kontolnya naik turun secara pelan dan teratur. Aku secara perlahan juga mulai memutar mutar pinggulku. Setiap kali kontolnya ditekan masuk kedalam memekku, aku melenguh .
"sshh kaaang", karena kurasakan kontolnya menyentuh bagian memekku yang paling dalam. Karena lenguhanku, dia semakin terangsang dan gerakan kontolnya keluar masuk memekku semakin cepat. Aku semakin keras berteriak2, serta gerakan pinggulku semakin cepat juga. Dia semakin mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk memekku. Aku melepaskan jepitan kakiku di pinggangnya dan mengangkatnya lebar2, dan posisi ini mempermudah gerakan kontolnya keluar masuk memekku dan terasa kontolnya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian kurasakan rasa nikmat yang menggebu2, kupeluk dia semakin kencang dan akhirnya .
"ayo kang, Ines mau keluar kaaang". .
"Tunggu Nes, kita sama sama", sahutnya sambil mempercepat lagi gerakan kontolnya. .
"Aduhh kaaang, Ines nggak tahaan, kaaang, ayoo sekarang", sambil melingkarkan kembali kakiku di punggungnya kuat2. .
"Nes, aku jugaa", dan terasa creeeeeeet…creeeeeet… crrreeettt..pejunya muncrat keluar dari kontolnya dan tumpah didalam memekku. Terasa dia menekan kuat2 kontolnya ke memekku. Dengan nafas yang terengah engah dan badannya penuh dengan keringat, dia terkapar diatasku dengan kontolnya masih tetap ada didalam memekku. Setelah nafasku agak teratur, kukatakan didekat telinganya "Kang, terima kasih ya. Ines puas banget barusan," sambil kukecup telinganya. Dia tidak menjawab atau berkata apapun dan hanya menciumi wajahku. Setelah diam beberapa lama lalu aku diajaknya membersihkan badan di kamar mandi dan terus tidur sambil berpelukan.
Ketika aku bangun, hari udah tertang. Masih bertelanjang bulat, aku kekamar mandi. Dia sedang gosok gigi. Melihat aku masuk kamar mandi, dia segera membersihkan busa odol dan memelukku. Hebatnya kontolnya udah ngaceng lagi. .
"Nes sarapan yuk", ajaknya sambil meremas2 toketku. Leherku diciuminya dengan penuh napsu. Itu membuat napsuku juga bangkit dengan cepat. Dia segera duduk di bangku yang ada dikamar mandi, gak tau buat apa, dan aku dipangkunya dalam posisi memunggunginya. Kuarahkan kontolnya ke belahan bibir memekku. Dengan menggunakan tanganku, kugesek- gesekkan ujung kontolnya ke belahan bibir memekku. Kutempelkan ujung kontolnya ke ujung it ilku dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini memekku kembali mengeluarkan cairan bening. Kemudian kontolnya yang sudah ngaceng keras kembali dimasukkannya ke dalam memekku. Awalnya agak sulit juga kontolnya masuk kedalam memekku. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolnya berhasil menyeruak ke dalam memekku yang kubantu dengan sedikit menekan badanku kebawah, dan kuangkat kembali pantatku hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolnya amblas semua ke dalam memekku. Dengan posisi begini membuatku harus aktif mengocok kontolnya dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatku, sehingga memekku bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolnya. kontolnya terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam memekku. Saat aku duduk terlalu ke bawah, kontolnya terasa sekali menusuk keras memekku, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. memekku semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolnya dalam memekku sudah tidak sesesak tadi. Kini aku pun sudah tidak kuat lagi menahan napsuku. Aku tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa terduduk dalam posisi kontolnya masih tertancap di dalam memekku. Kugoyang-goyangkan saja pantatku sambil duduk di pangkuannya, persis seperti Inul menggoyangkan pinggul dan pantatnya, ngebor. Kedua tangannya sedari tadi asyik meremas kedua toketku. Pentilku dicubit dan dipilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri bagiku. Dia rupanya tidak mampu bertahan lama merasakan goyang ngebor gaya Inul yang kulakukan. .
"Aduuh..! Nes, hebat banget empotan memek kamu! Aku hampir ngecret nich!" serunya sambil tetap memilin pentilku. .
"Kita keluarin sama-sama yuk!" sahutku sambil mempercepat goyanganku.
Dia rupanya sudah benar- benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga didorongnya aku sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisiku menungging membelakanginya sambil berpegangan ke tembok, tetapi kontolnya masih menancap di dalam memekku. Dia berdiri sambil mengambil alih permainan, dia mengocok-ngocokkan kontolnya keluar masuk memekku dalam posisi doggy style. .
"Aa.. Aacch!" kini giliranku yang menyeracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam memekku, terasa sekali semburan hangat yang menerpa dinding memekku, pejunya rupanya langsung muncrat keluar memenuhi memekku. Bersamaan dengan itu, aku pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan memekku berkali- kali saat aku nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga memekku kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah memekku dan merembes keluar hingga membasahi perutku karena posisiku masih setengah menungging saat itu. Kami pun melanjutkan mandi bersama. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk. .
"Nes, kapan kamu survei lagi kesini. kalo survei lagi yang lama ya Nes, biar kita bisa bernikmat ria lagi". .
"Iya kang, sama akang nikmat banget deh. Trima kasih ya kang dah dibantuin surveinya sampe selesai trus dikasi bonus nikmat lagi". .
Kembali kami melakukan aktivitas rutin, sarapan, aku berkemas untuk kekantor kep des. Diapun demikian. Setelah menerangkan isi laporan, kesimpulan dan rekomendasi kepada tim inti kantor kep des, termasuk ke pak kep desnya, aku berpamitan untuk menuju ke desa Ci Pokan dimana seharusnya ke2 temanku yang tugas disana dah menunggu. Kang Ajat mengantarkanku dengan motornya. Sepanjang jalan, aku menggesek2 kontolnya. .
"Nes, kamu nakal deh. Kamu kan mo pulang, terus aku melemaskan si otong ama siapa". .
"jepitin pintu aja kang". .
"Ah kamu". .
Demikianlah selain aku mensurvei kerasnya kehidupan didesa, aku juga merasakan secara langsung kerasnya sesuatu yang hidup diselangkangan kang Ajat.

TAMAT